Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna dan Keutamaan Silaturahmi Dalam Pandangan Islam

Makna dan Keutamaan Silaturahmi  


Hubungan manusia tidak hanya vertical kepada sang pencipta ( Hablun Minallah ) semata, tetapi jga bersifat horizontal kepada sesame manusia ( hablun minannas ). Sebagai mahluk social, manusia tidak akan sanggup hidup sendiri tanpa kehadiran dan bantuan orang lain. Untuk itu, ia perlu membina hubungan baik dengan setiap orang agar keharmonisan dan keselarasan hidupnya terjaga. Salah satu caranya adalah : dengan menyambung hubungan keluarga atau disebut juga dengan “ Silaturrahim “. Dalam bahasa Indonesia , istilah silaturrahim lebih familiar diucapkan dengan silaturahim. 

Silaturahmi adalah menyambung tali kasih sayang, gemar bersilaturahim akan menimbulkan perasaan akrab, saling mengerti,dan saling memahami, sehingga terjalin hubungan komunikasi yang baik, dan bahkan sangat mungkin akan terjalin hubungan kerja sama. Karena itu kita bisa menjadikan silaturahmi sebagai asset kebahagiaan dan kesuksesan hidup kita, baik didunia maupun diakhirat. 

Kata silaturahmi merupakan serapan dari bahasa arab, silaturrahim. Menurut Ibnu Manzhur dalam “Lisan al-Arab”, kata silaturrahim berasal dari dua akar kata yakini “silah” dan “ar-rahim”. Kata silah berarti sambungan,sebagai tersebut dalam kata “wasaltu as-syai’ wa silatan”, aku benar-benar menyambung sesuatu, kata “al-waslu” ( menyambung ) adalah kebalikan dari kata “al-hajru ( memutuskan ). Kalimat “wasula fulan rahimabu yasilaha wa bainahuma waslatun” artinya si fulan benar-benar menyambung ( hubungan ) keluarga, sehingga antara keduanya terjalin suatu hubungan ( kekeluargaan ). 

Ar-Raghib al ashfahani dalam al-mufradat fi garib al-Qur’an mengatakan bahwa kata silah merupakan bentuk masdar ( jadian ) dari kata wasala-yasilu-silatan yang berarti al-ittibad ( kesatuan ). Ia mengatakan bahwa silah berarti penyatuan sebagian sesuatu dengan yang lainnya, seperti halnya penyatuan dua ujung yang berlawanan. Kebalikan dari silah adalah “al-infisal” ( terpisah ). 

Adapun kata “Ar-Rahim” menurut ibnu Faris dalam “ Mu;jam maqayis al-lugab”, terdiri dari tiga (3) huruf yakni “ Ra’, Ha’, dan Mim, yang berate halus dan lembut. Dengan demikian kata Rahima yanhamu berarti seorang yang berkata lembut dan sayang kepada sifulan. Kata rahim juga berarti hubungan kekeluargaan, peranakan wanita yang disebut rahim juga terambil dari kata ini, mengingat dari rahim wanitalah lahir seorang anak yang sangat disayang.

Menurut Ibnu Hajar al-asqalani dalam Fath al-bari’ kata ar-rahim secara umum dimaksudkan untuk para kerabat dekat yang memiliki garis nasab ( keturunan ), baik yang berhak mewarisi atau tidak, mahram atau bukan mahram. 

Menurut al-Qurthubi dalam al-jami’ li ahkam Al-Qur’an, kata ar-rahim mencakup dua aspek yaitu : aspek umum dan aspek khusus. Secara umum kata ar-rahim berarti kasih sayang dalam beragama yang wajib disambung atas dasar keimanan. Kata ar-rahim juga berate kecintaan kepada keluarga yang diwujudkan dengan saling menolong,menasehati,dan menolak kejahatan yang menimpa mereka. Disamping itu, kata ar-rahim juga bermakna berlaku adil, ramah dalam berinteraksi social, dan patuh melaksanakan hak dan kewajiban, seperti menjenguk orang sakit,merawat jenasah dan sebagainya. 

Adapun secara khusus, kata ar-rahim berarti kasih sayang kepada kerabat yang berjalur dari ayah dan ibu. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara melakukan hak-hak khusus, seperti member nafkah,menepati janji,menyembunyikan aib, dan sebagainya. Artinya , rahim di sisni adalah menjalin kasih sayang yang dimulai dari kerabat paling dekat. 
Ditinjau dari segi tingkatannya,arrahim terbagi dalam tiga macam yaitu :

1. Rahim Asliyyah 

Seluruh sanak kerabat yang berhubungan dengan orang tua (ayah dan ibu ), seperti kakek,saudara,serta paman dan bibi. Memutuskan hubungan silaturahmi dengan mereka hukumnya haram, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : 

“ dan sembahlah Allah dan janganlah engkau mempersekutukannya dengan suatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib,kerabat “ ( QS  An-nisaa’ 4 : 36 ) 

2. Rahim Far’iyyah 

Seluruh sanak kerabat yang berada dibawah tingkatan Rahim Asliyyah, seperti anak-anak mereka,cucu-cucu mereka, sampai kepada besan, saudara sesususan, dan tetangga. Seorang diwajiban menyambung tali silaturahim dengan mereka dan dilarang memutusnya, terutama pada saat terjadi konflik atau sengketa, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : 

“ dan anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh,teman sejawat,ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sunggh , Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri “. ( QS An-Nisaa’ 4 : 36 )

Makna Silaturahmi
Makna Silaturahmi 

3. Rahim Ammah 

Mereka yang merupakan akar dari rahim far’iyyah sampai kepada kaum mukminin secara khusus dan umumnya kepada seluruh umat manusia yang berikrar dengan dua kalimat syahadat meski merreka berbeda warna kulit,bahasa, suku,dan seterusnya. Allah SWT Berfirman yang artinya : 

“ Wahai manusia,sungguh,kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa,bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu disis Allah ialah orang yang paling bertakwa.sunggh Allah maha mengetahui,maha tetliti “ (QS Al-Hujurat 49 : 13 ). 

Menurut Quraish Shihab dalam membumikan Al-Qur’an, istilah silaturahmi adalah kata majemuk yang terambil dari bahasa arab,silah  dan rahim. Kata silah berasal dari akar kata wasl yang berarti menyambung dan menghimpun. Artinya hanya yang putus dan terserak yang dituju oleh kata silah ini. Adapaun kata rahim pada mulanya berarti kasih sayang, kemudian berkembang hingga memiliki arti peranakan  ( kandungan ) karena anak yang dikandung selalu mendapatkan curahan kasih sayang. 

Dalam buku ensiklopedi leksikon islam, “silaturahmi “ diartikan dengan saling menyambung kasih sayang atau mempererat hubungan keluarga. 
Ibnu atsir dalam an-Nihayah fi Garib al-Hadist menjelaskan bahwa silaturahmi adalah istilah lain dari berbuat baik,menyayangi,mengasihi dan memerhatikan keadaan kaum kerabat,baik yang memiliki hubungan nasab ( keturunan ) maupun hubungan perkawinan, meskipun mereka bersikap menjauhi dan berlaku buruk. 

Syekh manshur ali Nashib dalam at-Taj al-jami’ li al-usul fi ahadis an-Rasul menjelaskan bahwa silaturahmi adalah berbuat baik dengan kaum kerabat dengan apa saja sesuai dengan kemampuan, baik dengan member hadiah,mengucapkan salam,mengunjungi, atau yang lainnnya. 

Dari beberapa difinisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa silaturahmi adalah menyambung atau menyatukan hubungan kekeluargaan,baik kepada kerabat dekat maupun jauh, dan kepada yang berbuat baik maupun jahat. Adapun cara melakukan silaturahmi bersifat fleksibel. Artinya : dapat dilaksanakan dengan beragam cara, yang dapat mencapai maksud dan tujuan silaturahmi itu sendiri. Jadi, segala aspek baik berupa perkataan,sikap,maupun perbuatan yang dapat menyatukan dan menghubungkan antara keluarga disebut sebagai slaturahmi. 

Rasulullah SAW mendefinisikan silaturahmi didalam sabdanya yaitu : 

Dari Abdullah bin amr bin ash r.a dari Nabi saw, beliau bersabda, “ Tidaklah disebut wasil ( orang yang bersilaturrahmi ) orang yang membalas kunjungan atau pemberian,tetapi yang disebut wasil adalah orang yang menyambung hubungan yang pernah putus. ( HR Bukhari ). 

Dari hasdist ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud bersilaturahmi adalah orang yang memiliki inisiatif untuk menyambung hubungan kekeluargaan dengan kaum kerabatnya yang sebelumnya pernah putus. Adapun mereka yang hanya membalas kunjungan seseorang yang pernah mengunjunginya atau membalas pemberian seseorang yang pernah memberikan sesuatu kepadanya tidaklah disebut bersilaturahmi. 

Didalam hadist yang lain disebutkan bahwa bersilaturahmi menghasilkan terjalinnya hubungan antara Allah dengan orang yang bersilaturahmi. Rasulullah SAW bersabda : 

“ Sesungguhnya Allah menciptakan mahluk. Begitu selesai tiba-tiba mahluk yang bernama ar-rahim berdiri seraya berkata : ini adalah tempat orang yang memohon perlindungan kepada engkau dari memutuskan hubungan kekeluargaan. “ Allah berfirman “ Benar, apakah kamu tidak senang kalau aku menyambung hubungan dengan orang yang menyambung denganmu dan memutuskannya dari orang yang memutuskan hubungan denganmu “ ar-rahim menjawab : tentu, Allah berfirman, “ dan itu untukmu” kemudian Rasulullah saw bersabda “ jika kalian bersedia, bacalah ayat berikut, maka apakah kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Maka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli ( pendengarannya ) dan dibutakan penglihatannya “ ( QS Muhammad 47 : 22-23 ). 

Mengomentari hadist ini, para ulama berpendapat bahwa inti dar silaturahmi adalah kasih sayang dan kelemah lembutan. Ungkapan “ aku menyambung hubungan “ artinya dengan kelemahlembutan dan kasih sayang-Nya, Allah akan menyambung hubungan dengan orang yang gemar bersilaturahmi. 
Rasulullah Kembali bersbda pada kesempatan lain yang, beliau berkata : 

Dari Aisya r.a, dari Nabi saw, beliau bersabda : “ Rahim itu bergantung pada arasy seraya berkata, siapa yang menjalin hubungan denganku, amak Allah akan menghubungkannya;dan siapa yang memutuskan hubungan denganku , maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya “ ( Muttafaq ‘alaih ). 

Apabila kita cermati, semua pelaksanaan ibadah dalam islam mengarah kepada uapaya mempererat hubungan sialturahmi. Hal ini bisa kita perhatikan dalam hal –hal berikut : 

- Setiap sahlat diakhiri denga ucapan salam kekanan dan juga kekiri yang disertai dengan doa keselamatan dan keberkahan kepada sesama muslim 

- Sangat dianjurkan untuk melakukan shalat secara berjamaah,bahkan Allah memberikan nilai yang istimewa kepada mereka yang mau mengerjakan sahalat secra berjamaah. Rasulullah SAW Bersabda : “ shalat berjamaah lebih utama daripada sahalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat “. 
- Sekali dalam seminggu umat islam diperintahkan untuk berhimpun menunaikan shalat jum’at,dalam pelaksanaan ibadah ini, kita tidak saja bertemu dengan tetangga dekat , tetapi juga kaum muslim sekampung atau bahkan lebih luas lagi.

- Duakali dalam setahun disunnahkan untuk melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idhul Adha. Tidak saja laki-laki dan perempuan yang sedang suci dianjurkan mendatanginya,bahkan wanita yang tengah haid pun dianjurkan mendatanginya untuk mendengarkan khotbah dan berbagi kebahagiaan,meski tempatnya harus berjarak dengan para jemaah yang lain.

- Pada bulan suci Rhamadhan sangat dianjurkan untuk melakukan shalat sunnah tarawih secara berjamaah, memperbanyak sedekah,dan amal-amal saleh lainnya. Bulan rhamadhan merupakan bulan panen pahala dan keberkahan bagi orang-orang mukmin. Pelaksanaan shalat tarawih secara berjamaah dan pemberian sedekah merupakan ajang yang sangat strategis untuk memupuk jalinan tali silaturahmi. Kaum yang kaya semakin dekat dengan kaum yang miskin dan yang berpangkat semakin akrab dengan rakyat jelata, sehingga jurang pemisah diantara mereka semakin mengecil. Agama mengenjurkan agar suasana seperti itu harus tetap dipelihara hingga diluar bulan rhamadhan.

- Orang yang kaya diperintahkan untuk menunaikan zakat,infak dan bersedekah kepada mereka yang tidak mampu.

- Bagi mereka yang mampu , diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji ke baitullah, sehingga dapat terbina tali silaturahmi dan muktamar islami. Dengan demikian,persatuan dan kesatuan kaum muslim semakin kokoh dibawah naungan keimanan ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam pelaksaan rukun islam yang ke lima ini, banyak hikmah yang dapat dipetik oleh mereka yang menunaikannya. Tidak hanya pahala besar yang diperolehnya, tetapi juga munculnya rasa kesetaraan antar sesame manusia sebagai hamba Allah. Semua merasa kecil dan hina dihadapan kebesaran Allah , sehingga pupuslah perasaan sombong dan congkak.

- Setiap muslim yang berjumpa dengan muslim yang lainnya dianjurkan untuk mengucapkan salam . bahkan Nabi mengingatkan bahwa yang paling baik diantara dua orang muslim yang bertemu adalah dia yang lebih dahulu mengucapkan salam. Ucapan salam merupakan simbol kasih sayang antara sesame muslim yang tercermin didalam doa keselamatan,kerahmatan dan keberkahan.

- Perintah mnuntut ilmu juga bisa menjadi ajang silaturahmi yang berkah. Mejelis taklim,madrasah, dan pondok pesantren merupakan tempat yang sangat strategis untuk mempererat jalinan silaturahmi,mencerdaskan hati dan pikiran dan mengukuhkan rasa persatuan dan kesatuan diantara sesame mukmin. 

Rasulullah SAW Bersabda : 

“ Tidak masuk surge kecuali orang yang menjalin kasih sayang” para sahabat berkata : ya Rasulullah, masing-masing kami adalah orang yang menjalin kasih sayang “ rasulullah menjawab : “ belum disebut (menjalin) kasih sayang jika dilakukan oleh seseorang kepada sahabatnya saja, melainkan juga kepada umat manusia “ ( HR Thabrani dan Al-Bazzar ).

Islam memnberikan tuntunan kepada umatnya agar saling menjalin kasih sayang dengan sesamanya. Ini merupakan manisfestasi dari kesempurnaan iman seseorang. Islam sangat memperhatikan maslah hubungan kasih sayang ( silaturahmi ) ini. Sehingga banyak konsep dan tuntunan yang berisi petunjuk tentangnnya demi terwujudnya ukhuwah islamiah, bahkan dalam hadist disebutkan bahwa Allah swt.dan para penghuni langit (malaikat ) tidak akan menyayangi seseorang yang tidak menaruh kasih sayang kepada sesamanya. 

Rasulullah SAW bersabda : 

Dari Abdullah bin amr r.a, Rasulullah bersabda : “ orang yang menjalin kasih sayang akan disayangi oleh maha pengasih . karena itu, sayangilah orang-orang yang ada dibumi, maka kalian akan disayangi oleh mereka (para malaikat) yang dilangit. Ar-rahim termasuk bagian dari (asmanya) ar-rahman. Siapa yang menyambungnya berarti ia menyambung hubungan dengannya, dan siapa yang memutusnya berarti ia meutuskan hubungan dengannya “ ( HR Al-Hakim ). 

Dalam hadist lain beliau juga  berasabda : 

“ barang siapa tidak menyayangi , niscaya tidak disayangi “ ( HR Thabrani ). 

Demikian penjelasan singakat diatas, Terimakasih semoga bermanfaat.