Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Allah Melalui Ma’Rifatullah, Kekuasaan dan Perbuatannya

Mengenal Allah Melalui Ma’Rifatullah, Kekuasaan dan Perbuatannya 


Ma’Rifatullah

Mengenal Allah memanglah tidak dapat kita lakuan dengan mengetahui atau mengetahui Zat-Nya, namun Allah memperkenalkan keberadaannya melalui Sifatnya yang Mulia dan ciptaannya berupa Alam semesta yang terhampar luas dihadapan kita sebagai manusia. Oleh karena kita akan mencoba membahas bagaiman cara mengenal Allah melalui dua cara yaitu :

1. Melalui Pikir
2. Melalui Zikir

1. Melalui Pikir

Sebelum Tuhan ( Allah SWT ) menciptakan manusia, terlebih dahulu Allah menciptakan Alam semesta untuk kepentingan hidup manusia yang akan diciptakan dan yang akan menempati Alam semesta itu sendiri sebagaimana diriwayatkan dalam hadist yang artinya :

“ Dan dia menundukkan ( pula ) untuk kamu apa yang dilangit dan yang dibumi, semuanya ( sebagai Rahmat ) daripada-nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda ( Kekuasaan Allah ) bagi kaum yang berfikir “ ( QS Al-Jaatsiyah 45 : 13 )

Alam ini diciptakan dengan kekuasaan dan ilmu yang tinggi . bagi orang berfikir dan menggunakan akalnya secara baik, maka ia akan menemukan kekaguman didalam keagungan dan ciptaan Allah, Alam semesta ini  berjalan dengan kokoh rapid an harmonis.

Dengan akalnya manusia melakukan pengkajian, mulai dari hal-hal yang kecil , penyelidikan, penelitian, dan percobaan yang dikerjakan secara teratur dan terarah, telah diungkapkan banyak rahasia Alam. Alam ini ternyata berjalan kokoh dan teratur karena senantiasa patuh dengan aturan yang telah diciptakan pencipta. Manusia telah menemukan hukum-hukum alam yang dapat dipergunakan untuk memnfaatkan ala mini sebaik mungkin.
2. Melalui Zikir

Zikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-namanya yang mulia dan sempurna. Dzikir juga dapat dilakukan dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an serta doa : “ Tahlil ( Laa ilaa ha illallahi ), tasbih, ( Subhanallah ), tauhid ( Alhamdulillah ) Takbir ( Allahu Akbar ), berlindung kepadanya dengan “ Ta’Awudz “ ( A’udzu billah ) serta shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Termasuk dzikir dengan memperbanyak shalat ( wajib dan sunnah ) serta ibadah-ibadah social yang lainnya.

Mengenal Allah Melalui Ma’Rifatullah, Kekuasaan dan Perbuatannya
Mengenal Allah Melalui Ma’Rifatullah, Kekuasaan dan Perbuatannya 

( QS. Ar-Ra’d 13 : 28 ) Yang artinya :

“ Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram “.

Berfikir dan berdzikir adalah dua hal yang perlu dipupuk dalam diri seorang mukmin, “ Berfikir adalah Kerja akal “, sedangkan “ Berdzikir adalah Kerja Qalbu “. Berfikir secara sistematis akan menghasilkan ilmu pengetahuan sedangkan berdzikir kan menenangkan jiwa dan memantapkan iman. Ketimpangan antara pikir dan dzikir akan menimbulkan ketidak seimbangan . orang yang berfikir luas namun tidak di dukung dengan dzikir kepada pencipta , dapat mengingkari akan adanya dan kehadiran  Tuhan yang Maha Esa.

Dan sebaliknya jika hanya berdzikir tanpa dibarengi dengan olah pikir akan membuat wawasan keilmuan menjadi sempit, sehingga mengakibatkan pemanfaatan alam semesta ini yang sengaja diciptakan untuk manusia tidak mencapai sasaran. Berdzikir saja dapat mengecilkan jasa Tuhan yang telah menciptakan alam sebagai karyanya yang besar. Karena itu , yang ideal dan yang seharusnya kita lakukan adalah keduanya yakni “ Berpikir serta berdzikir “ , menyatu dalam diri seseorang. Al-Qur’an menyebutkan orang yang memiliki kemampuan untuk berfikir dan berdzikir sebagai “ Ulil Al-Bab ”.

(QS. Ali-Imran 3 : 191 ) Yang artinya :

“ yaitu orang-orang yang mngingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( saraya berkata ): ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci engkau , maka peliharalah kami dari siksa neraka “.

Kekuasaan Serta Perbuatan Allah

Sebagai Tuhan yang menyempurnakan ciptaannya tentulah berkuasa terhadap apa yang diciptakannya tersebut. Ibarat manusia yang membuat suatu alat, tentulah ia dapat mengetahui  manfaat alalt tersebut, bagaimanan menggunakannya dan apa yang menjadi kelemahan serta kelebihan alat tersebut.

Maka demikian pulalah dengan Tuhan, ia yang menciptakan sesuatu, maka iapun mengetahui substansi dari ciptaan itu, jika benda yang diciptakannya itu hidup , iapun tahu kapan ia akan mati. Allah berkuasa karena ia berilmu, memiliki kekuasaan, kekuatan serta mempunyai kemampuan. Adalah tidak masuk akal jika seseorang yang telah membuat atau meciptakan suatu peralatan , namun tidak mampu menggunakannya atau memanfaatkannya sesuai dengan fungsinya dengan kata lain tidak tahu mau ia apakan ciptaaanya dan tidak tahu menahu tentang apa yang diciptakannya.

Sebagaimana telah dijelaskan behwa perbuatan Allah adalah meliputi penciptaan, pengembangan dan pemeliharaan, dilakukannya untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya. kita mengambil contoh , ketika bumi diciptakan belum dapat dihuni manusia. Para ahli mengatakan, dibutuhkan waktu ratusan sampai ribuan tahun sebagai masa proses bumi yang mendidih menjadi tanah yang layak huni. Tumbuh-tumbuhan, kemudian hewan dan selanjudnya adalah manusia diciptakan untuk menghuni bumi. Allah memang selalu memperlihatkan ciptaannya dengan tahapan-tahapan.

Allah SWT berfirman didalam ( QS Ali-Imran 3 : 59 ) yang artinya :

“ Sesungguhnya perbandingan kejadian Isa di sisi Allah adalah seperti “ kejadian “ Adam. Allah menciptakan Adam dari Tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya “ Jadilah “ maka Jadilah Dia “.

Perkataan atau kalimat “ KUN “ ( Jadilah ), “ fayakun ( Maka jadilah ia ), oleh banyak penafsir menunjukkan adanya suatu proses, anrtara perintah jadilah.. sampai hal itu terjadi ( secara sempurna ). Akan tetapi akankah manusia pertama itu diciptakan langsung besar ? tentu tidak, kemudia ditiupkan kepadanya “RUH” , Allah SWT menggambarkannya didalam suatu hadist yang berbunyi :

( QS Ath-Thaariq 86 : 5-7 ) Yang artinya :

“ Maka hendaklah manusia memperhatiakan dari apakah dia diciptakan, dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan taraib ( Tulang dada ) “.

Bukanlah Allah tidak kuasa untuk menciptakan sesuatu sekali jadi, tetapi dia mengajarkan kepada kita sebagaimana sunnatullah, bahwa perbuatannya senantiasa dilakukan dengan tahapan-tahapan. Dimaulai umpamanya dari kecil, besar dan mungkin mengecil kembali, dari bunga ,bauh, muda dan tua dan seterusnya.

Al-Qur-an banyak menjelaskan tentang prores penciptaan tersebut, sebagai petunjuk sebagai petunjuk yang melengkapi aktifitas akal dalam memperhatikan alam semesta ini, memberikan bimbingan dan petunjuk bagi manusia tentang keberadaan Alam sebagai berikut :

( QS Al-Mu’minuun 23 : 12-14 ) yang artinya :

“ dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari sari tanah, kemudian kami menjadikannya sari pati itu air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh ( Rahim ), kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, maka kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha suci Allah , sebaik-baik pencipta “.

- Allah menciptakannya ( Semesta dan isisnya ) dengan hak, dijelaskan didalam ( QS Yunus 10: 5-6 ) yang artinya :

“ dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan dia tentukan perjalanannya, suapya kamu mengetahui bilangan tahun dan hisab ( perhitungan ). Allah menjadikan tidak lain kecuali dengan benar. Dia menerangkan tanda-tanda kebesarannya bagi kaum yang mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang dan apa yang diciptakan Allah dilangit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaannya bagi orang-orang yang bertakwa “.

- Segala peristiwa disaksikan oleh Allah SWT.

( QS Al-An-aam 6 : 59 ) Yang artinya :

“ dan pada sisi Allah kunci-kunci semua yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya;kecuali dia sendiri. Dan dia mengetahui apa yang didaratan dan yang dilautan dan tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu pun yang basah dan yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata “.

- Kekuasaan yang maha besar ( AGUNG ), dan segala ciptaan Allah adalah dibawah kekuasaannya

( QS Al-Mulk 67 : 21 ) Yang artinya :

“ atau siapakah yang akan membari rezeki kepada kamu jika dia menahan rezekinya ? bahkan mereka terus menerus dalam kesombongan dan lari ( dari kebenaran ) “.

Didalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa Allah SWt menciptakan sesuatu maka sesuatu itu diberikannya kekuatan atau hukum yang disebut petunjuk, perintah, atau ukuran ( Kadar ) . Allah SWT berfirman :

( QS Al-A’laa 87 : 2 ) yang artinya : “ yang menciptakan, lalu membuatnya sempurna “

( QS Al-A’raaf 7 : 54 ) yang artinya :

“ sesungguhnya tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa lalu dia bersemayam diatas arsy. Dia menetukan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan diciptakannya pula matahari, bulan dan bintang-bintang ( masing-masing ) tunduk kepada perintahnya, ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah, maha suci Allah, Tuhan semesta Alam “.

- Bermanfaat dan tidak ada duanya ( tidak dapat ditiru )

Allah SWT Berfirman dalam ( QS Al-Baqarah 2 : 26 ) yang artinya :

“ sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah daripada itu. Adapun orang –orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan  mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan : “ apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan. Dengan perumoamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah ( karena tidak mau memahami ) dan dengan perumpamaan itu pula,banyak orang yang diberinya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah, kecuali orang-orang yang fasik “.

Disadari atau tidak bahkan perumpamaan yang lebih rendahpun tidak dapat “diciptakan oleh manusia” seperti semut, kuman , virus atau kutu, begitu pula dengan sepucuk daun atau bunga.
Maka kebenaran itu ditegaskan oleh firman Allah yang mengatakan

( QS AL-Israa’ 17 : 85 ) yang artinya :

“ dan mereka bertanya kepadamu tentang RUH, katakanlah “ Ruh itu termasuk urusan Tuhanku dan kamu dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit ”.


“ Terimaksih semoga bermanfaat “