Tata Cara Shalat Witir Sesuai Dengan Hadist
Tata Cara Shalat Witir Sesuai Dengan Hadist
Sebaik-baik shalat witir adalah shalat witir yang dilakukan sesuai dengan Hadist dan janganlah kita menyela atau menyalahkan orang yang shalat witir yang berbeda dengan kita karena belum tentu yang kita lakukan juga sudah sesuai dengan hadist maka kali ini mari kita sama-sama belajar melakukan shalat witir sesuai dengan hadist yang berikut ini.
Shalat yang dikerjakan pada malam hari dan jumlah rakaatnya ganjl itulah shalat witir maka shalat witir tersebut bisa saja dilakukan atau dikerjakan sebanyak 1 rakaat, 5, 7 9 dan seterusnya keatas. Shalat witir itu sendiri merupakan bahagian dari pada Qiamul lail ( shalat malam ) yang dimana Qiamul lail itu terdiri dari 2 macam shalat yakni shalat tahajjud yang biasa kita kenal dengan 8 rakaat dan shalat witir itu sendiri sebanyak 3 rakaat.
Pada bulan Rhamadhan , Qiamul lail itu berganti menjadi shalat tarawih dan shalat tarawih itupun terdiri dari 2 macam shalat sebagaimana telah diterangkan di atas tadi. Yang jadi pertanyaan bagaimanakah cara mengerjakan shalat witir 3 rakaat ? apakah dengan cara mengerjakan 2 rakaat terlebih dahulu lalu salam, kemudian berdiri kembali lalu mengerjakan 1 rakat lalu salam kembali atau mungkin dikerjakannya langsung 3 rakaat dengan satu kali salam ?
• Hadist yang pertama mengatakan.
Aisyah radhiallahu ‘anha menerangkan tentang shalatnya Rasul di bulan Ramadhan,
“ Rasulullah tidak pernah shalat malam lebih dari 11 raka’at, baik di bulan Ramadhan maupun diluar Ramadhan, yaitu beliau shalat 4 raka’at, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama shalatnya, kemudian beliau shalat 4 raka’at lagi, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama shalatnya, kemudian beliau shalat witir 3 raka’at.” (Hr. Bukhori 2/47, Muslim 2/166)
Dari penjelasan diatas :
Pernyataan Aisyah yang mengatakan “ beliau Rasulullah shalat 4 raka’at “ ini bisa digambarkan bahwa Rasulullah mengerjakannya 4 raka’at dengan satukali salam. Adapun sisi pendalilannya ialah karena sesudah perkataan itu , Aisyah mengatakan “Tsumma” yang artinya kemudian beliau mengerjakan shalat witir 3 rakaat. Ini berarti 3 rakaat itu dikerjakan dengan sekali salam. Jika yang dimaksudkan tidak demasulullah mengerjakan shalat 4 raka’at dan satukali salam serta witir dengan 3 rakaat dan satu kali salam.
Dari Abu Ayyub, beliau berkata, Rasulullah SAW telah bersabda :
“ Witir itu adalah haq, maka bagi yang mau witir dengan 5 raka’at maka kerjakanlah, dan bagi yang mau witir dengan 3 raka’at maka kerjakanlah, dan bagi yang mau witir dengan 1 raka’at maka kerjakanlah.” (Hr. Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah, dan Nasa’i)
Maka bisa kita jelaskan bahwa witir itu adalah Hag yang artinya sesuatu yang tidak boleh terabaikan atau diabaikan yang telah menjadi sunnah muakkadah ( sangat dianjurkan ) maka bolehlah kita shalat dengan 5.3 ataupun 1 rakaat yang dikerjakan pada satu malam dan satu tahiyyat .
• Hadist ketiga mengatakan :
Dari Ubay Bin Ka’ab, ia berkata:
“ Sesungguhnya Nabi biasa membaca dalam shalat witir: Sabbihis marobbikal a’la (di raka’at pertama -red), kemudian di raka’at kedua: Qul yaa ayyuhal kaafiruun, dan pada raka’at ketiga: Qul huwallaahu ahad, dan beliau tidak salam kecuali di raka’at yang akhir.” (Hr. Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)
Penjelasannya :
Perkataan Ubay Bin Ka’ab, “dan beliau tidak salam kecuali di raka’at yang akhir”, jelas ini menunjukkan bahwa tiga raka’at shalat witir yang dikerjakan nabi itu dengan satu kali salam.
• Hadist keempat mengatakan :
Dari Abu Hurairah, beliau menyatakan bahwa Rasulullah bersabda :
“ Janganlah kamu witir dengan 3 raka’at, tetapi witirlah dengan 5 raka’at atau 7 raka’at, dan janganlah kamu menyamakannya dengan shalat Maghrib.” (Hr. Daruquthni)
Maka dari keempat hadist diatas dpat kita pahami bahwa nabi pernah witir dengan 3 rakaat dan beliau juga memerintahkannya namun tata caranya harus berbeda dengan tata cara shalat magrib, jadi bisa jadi shalat witir 3 rakaat tersebut dikerjakan dengan memecah rakaatnya yakni :
- 2 rakaat pertama lalu salam , lalu 1 rakat terakhir lalu salam atau
- Tiga rakaat penuh dengan satukali salam tanpa ada tasyahud awal setelah rakaat ke dua.
Namun meskipun demikian, membedakan shalat witir dengan shalat magrib tidaklah tepat jika dengan cara memecah witir 3 rakaat menjadi 2 kali salam sebab pendapat ini tidak didukung dalil dari Rasulullah dan juga dimana hadist pertama hingga keempat diatas sudah sangat tegas menunjukkan bahwa shalat witir 3 rakaat dilakukan dengan hanya satu kali salam saja dan inilah yang paling baik sesuai amanah rasulullah SAW.
Adapun dalil yang dipakai oleh mereka yang membolehkan witir 3 rakaat dengan 2 kali salam, yaitu dengan hadis bahwa shalat malam itu dikerjakan dua rakaat dua rakaat (maksudnya setiap 2 rakaat salam, maka cara pendalilan ini tidak tepat lantaran dalilnya bersifat umum. Padahal dalil-dalil tentang shalat witir adalah sudah ada, jelas dan tegas semuanya dengan satu kali salam, yakni di rakaat terakhir, baik itu witir 1 rakaat, 3, 5, dan seterusnya. Dalam kasus ini, dalil umum harus ditinggalkan karena sudah ada dalil yang bersifat khusus.
Maka di simpulkan bahwa shalat witir 3 rakaat tidak memiliki 2 kali salam yakni 2 rakaat pertama lalu 1 rakaat terakhir dengan kata lain cukup dengan satu kali Tsyahud pada akhir raka’at saja. Sebab pada shalat magrib memiliki 2 kali tasyahud.
wallahu a’lam bissawaab.
“ Terimakasih semoga bermanfaat “