Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Untuk Menjadi Pribadi Yang Kuat Dan Ikhlas Didalam Rumah Tangga

Cara Untuk Menjadi Pribadi Yang Kuat Dan Ikhlas Didalam Rumah Tangga



Setiap keluarga pasti pernah mengalami yang namanya kesulitan atau masalah, baik itu berskala besar ataupun kecil. Masalah selalu datang ibaratnya istilah dalam film Horor Jaelangkung ( Datang tak dijemput pulang tak diantar ) namun meskipun demikian dibalik suatu masalah pasti selalu ada hikmahnya. Dibalik suat kegagalan pasti ada suatu kesuksesan dan pastinya ada yang namanya kalah dan pasti ada pula yang namanya menang, bahkan ada istilah yang mengatakan bahwa kekalahan itu adalah bentuk dari suatu keberhasilan yang tertunda saja, itu berarti bahwa kitapun bisa menang dengan sikap pantang menyerah dan bersungguh-sungguh. 

Maka dari itu cobalah untuk tidak mudah menyerah dengan keadaan, demi meraih suatu kemenangan dibalik sebuah penderitaan, dan tentu saja mencari kebagaiaan dibalik penderitaan memang ibarat mencari benda kecil yang hilang didalam hutan belantara maka disinilah sebenarnya letak indahnya berumah tangga yang bisa menjadian kita sebagai pribadi yang kuat yang tentunya dengan cara harus memiliki sikap pantang menyerah.

Tips /Cara Untuk Menjadi Pribadi Yang Kuat Dan Ikhlas Didalam Rumah Tangga
Tips /Cara Untuk Menjadi Pribadi Yang Kuat Dan Ikhlas Didalam Rumah Tangga

Suatu pernikahan yang memiliki akhir yang kurang mengesankan ibarat cerita didalam suatu dongeng akan bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat, kita dan pasangan kita harus menyisihkan ego masing-masing untuk dapat menguras tenaga ditempat kerja dalam rangka mencari penghidupan dan dialnjudkan dengan perjuangan untuk mengasuh dan membesarkan anak didalam rumah tangga yang pastinya tanpa harus mengeluhkannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan kekuatan yang didapatkan setelah mengalami berbagai kesialan hidup secara bertubi-tubi. Namun dengan pernikahan , itu membuat anda tidak lagi mudah putus asa dan bisa menjadi lebih sabar. 

A. menjadi lebih ikhlas 


Seseorang yang sudah menikah akan menyikapi segala sesuatu dengan lebih sabar dan ikhlas. Hal tersebut didapatkan dari kesediaan masing-masing pasangan untuk melepaskan sikap egoism dalam berumah tangga. Setiap melakukan sesuatu selalu diawali dengan keikhlasan yang berarti melakukannya tanpa pamrih, sehingga jarang sekali pasangan suami istri yang ikhlas dalam berbuat mengalami kekecewaan dan kerapuhan jiwa. 

Dan sebaliknya , jika kita melakukan sesuatu dengan tidak didasari dengan sikap ikhlas maka bersiaplah untuk merasakan kekecewaan dikemudian hari. Namun sebagai pasangan yang berhati bersih serta ikhlas maka semua daripada msalah itu akan ditanggapi sebagai nikmat Allah SWT karena seperti yang saya katakana tadi bahwa dibalik kekecewaan atau kegagalan selalau ada hikmah besar terkandung didalamnnya  yang bisa membuat kita lebih arif dan bijaksana dan lebih dewasa lagi dalam menyikapinya. 

Oleh karena itu , Hati yang bersih adalah modal utama yang harus dimiliki oleh para pelaku rumah tangga , setelah memiliki bekal ilmu, amal dan keihlasan, hati yang jernih akan menjadi senjata yang ampuh untuk memerangi setiap permasalah yang ada didalam rumah tangga, ujian dan cobaan hidup yang dihadapi justru akan membuat kita semakin merasakan indahnya hidup ini karena yakinlah bahwa semua itu merupakan perangkat kasih sayang Allah SWT yang membuat sebuah rumah tangga tampak semakin bermutu 

Cobalah untuk tidak mudah menyerah, berusahalah agar kita senantiasa ikhlas dalam menghadapi segala permasalahan. Dan sebagai bahan perbandingan, terdapat beberapa cara agar kita mudah dalam berlaku ikhlas didalam segala sesuatu yaitu : 

1. selalu melakukan amalan yang disertai dengan  niat yang ilkhlas untuk sebatas menjalankan ibadah dan tidak disertai dengan niat yang lain misalnya ingin dipuji, dihormati atau untuk pamer semata. 

2. menjauhi segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, ini jga mesti dilakukan dengan niat dan hati yang bersih dan bukan dengan maksud yang lain. 

3. tulus dalam menghormati orang lain, selama ini, kit sama sama sadari bahwa dbanyak diantara kita yang menghormati sesorang melainkan hanya karena satatus sosialnya yang lebih tinggi dengan tujuan sekedar untuk mengambil hati dan perhatiannya sehingga kepada mereka yang status sosialnya lebih rendah ia merasa tidak perlu menghargai atau memeberi hormat. 

4. member pertolongan kepada orang lain jga harus didasari dengan ikhlas dan bukan karena menginginkan balas budi orang tersebut atau ingin mendapatkan sesuatu yag jauh lebih besar dari orang trsbut. 

5. tidak mengingat-ingat amalan yang telah diberikan kepada orang lain atau yang telah dilakukan karena hal tersebut dapat mengurangi nilai keikhlasan kita terhadap apa yang telah kita lakukan dan juga ibadah kita. Yakinlah akan balasan Allah SWT yang jauh lebih baik didunia maupun diakhirat. 

6. menjadikan amalan kita sebagai motifasi untuk diri sendiri atau orang lain agar terus melakukan kebaikan, amal kebijakan yang lain melalui perbuatan-perbuatan yang bernilai ibadah. 

B. Menjadi Lebih Sabar 


Jika seseorang telah menikah maka percayalah bahwa mereka akan jauh lebih sabar jika terbentur msalah didalam kehidupan rumah tangganya, sebab kunci kesuksesan didalam suatu rumah tangga adalah melalaui sikap Sabar ( Assabru ) karena hanya dengan sikap itulah maka kita menemukan hikmah dibalik setiap permasalah yang dihadapi didalam suatu hubungan rumah tangga. 

Oleh karena itualh kita sudah selayaknya memandang suatu permasalah tidak ahanya dari negatifnya saja namun juga dari sudut pandang yang lain yang bernilai positif. Misalnya menganggap masalah tersebut sebagai cobaan agar kita tergolong orang yang meningkatkan keimanannya Kepada Allah SWT melalui cobaan tersebut. 

Beragam persoalan ataupun permasalahan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita , juga merupakan refleksi bahwa kita juga merupakan orang yang diberi kemampuan dan tanggung jawab untuk bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut sebagaimana Firman Allah SWT yang Artinya : 

“ dan ,sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kalaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah,buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar “ ( QS Al-Baqarah 2 : 155 ). 

Tidak sedikit dari manusia yang ketika diberi cobaan yang tidk menyenangkan oleh Allah SWT , mereka sangat sulit menerima, yang terjadi hanyalah Strees, terpukul , bersedih, meratapi nasib, serta rasa kehilangan yang sangat berat padalah sudah kita ketahui bersama bahwa tidaklah Allah SWT menguji kita melampaui batas kemampuan kita sendiri. Sesungguhnya , cobaan itu sendiri adalah batu sandungan yang dapat dijakian sebagai pijakan untuk melompat lebih tinggi lagi. Maka dengan cara tersebut, kita akan selalau senantisa belajar untuk bersabar dan ikhlas tanpa harus mengeluh. 

Lalu bagaimana dengan statement yang sering kita dengarkan bahwa kesabaran itu ada batasnya ? 
Kalimat itu hanyalah untuk orang yang menemui jalan buntu dan tidak memiliki kemampuan untuk lepas dari persoalan tersebut, jika sabar batasnya maka itu bukan sabar namanya. Kaliamt itu hanya untuk mereka yang mudah menyerah, hanya tahu mengeluh jadi silahkan kita memilih, ingin maju terus atau mundur satu sampai dua langkah kebelakang. 

Ingatlah bahwa orang yang telah menikah percaya bahwa Allah SWT senantiasa menyedaikan jalan keluar untuk setiap msalah yang kita hadpi. Tentu saja hal ini didalamnya dibutuhkan kesabaran dan keihklasan didalam menyikapinya, bukankan setiap penyakit selalu ada obatnya ? maka demikian pulalah didalam kehidupan rumah tangga, didalamnya selalu disediakan banyak solusi dan jalan keluar bagi mereka yang sabar untuk mencari dan menemukannya. 

Oleh sebab itu, kita harus menyikapi barbagai permasalahn dengan sikap yang sabar dan ikhlas serta tulus menerimanya dari lubuk hati yang paling dalam serta meyakini bahwa semua itu adalah ujian bagi kita agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat dimasa yang akan datang. Ingat pulalah bahwa setiap permasalah atau musibah yang pernah menimpa kita tidak akan pernah lebih dari apa yang menjadi kemampuan kita untuk kita hdapi , sebagai mana Allah SWT menegaskannya didalam firmannya yang artinya : 

“ Allah tidak membebani seseorang , melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala ( dari kebajikan ) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan ) yang dikerjakannya “ ( QS Al-Baqarah 2 : 286 ). 

Semoga artikel singkat ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk kita semua tentang bagaimana agar kita tahu apa arti sabar dan tujuan sabar itu sendiri. 


“ Terimakasih Semoga Bermanfaat “