Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tujuan dan Tahapan Mendidik Anak Mulai Dari Janin Hingga Dewasa Dalam Islam

Tujuan dan Tahapan Mendidik  Anak Mulai Dari Janin Hingga Dewasa Dalam Islam

A. Tujuan Pendidikan Anak Dalam Islam

Tujuan Pendidikan islam adalah membentuk generasi berkualitas pemimpin, yakni berkepribadian islam, menguasai tsaqofah islam, dan menguasai ilmu kehidupan ( sains dan teknologi ) yang memadai. Apa bila ketiga tujuan ini tercapai , maka generasi pemimpin yang memiliki cirri sebagai insane yang saleh,sehat, cerdas, dan peduli bangsa akan terwujud. 

Masa usia dini merupakan periode emas bagi perekembagan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta dilingkungannya sebagai stimulant terhadap perkembangan kepribadian,psikomotorik,kognitif maupun social. Usia dini juga merupakan awal yang paling baikuntuk menanamkan keimanan kedalam jiwa dan kepribadiannya agar kehidupannya memiliki tujuan yang baik. 

B. Tahapan Pendidikan Anak Didalam Islam.

Pendidikan Anak didalam perspektif islam dimulai dari tahap –tahap sebagai berikut : 

1. Pada Saat Dalam Kandungan 

Setiap muslim akan kagum dengan kebesaran islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebijakan. Islam memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya.  Islam mensyariatkan kepada ibu hamil agar tidak berpuasa dibulan rhamadhan untuk kepentingan janin yang dikandungnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi : 

“ Sesunguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian,dan membebaskan puasa bagi orang yang bepergian,wanita menyusui dan wanita hamil “ ( HR Abu Daud, Tarmidzi dan An Nasa’I kata Al-Albani dalam Takhrij al Misykat : Isnad Hadist inijayyid )

Sang ibu hendaklah berdoa untuk bayinya dan memohon kepada Allah agar dijadikan anak yang saleh dan baik, bermanfaat bagi kedua orang tua dan seluruh muslim, karena termasuk doa yang dikabulkan adalah doa orang tua untuk anaknya. 

Dalam upaya pembentukan kepribadian (mental) Bayi didalam kandungan hendaknya berupaya untuk senantiasa melakukan hal-hal berikut : 

a. membaca doa
b. memperbanyak membaca Al-Quran
c. Menjaga kebersihan hati, tidak iri, selalu berniat baik, dan tidak dendam
d. berfikir positif dan selalu optimis
e. Menjaga Emosi diri
f. Berbuat baik, berupaya menjauhi perbuatan dosa dan nista, tidak menggunjing
g. jika ada maslah maka terbukalah kepada orang yang bisa dipercaya
h. berusaha untuk tidak bersedih, selalu bersyukur dan tidak banyak mengeluh
i. Menghindari makanan haram
j. jangan menyesali kehamilan
k. menyentuh atau meraba-raba perut secara lembut dengan penuh rasa sayang sembari mendoakan yang baik-baik
l. jangan mudah berbantah-bantahan dengan suami
m. Menjauhi atau menghindari tahayyul
sementara itu, usaha ayah dari calon bayi yang bisa dilakukan adalah : 
a. hendaknya setia mendampingi istri yang sedang hamil
b. belikan oleh-oleh yang membuat istri senang sekaligus bermanfaat untuk kesehatan bayi
c. membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an didekat perut istri
d. memperbanyak berdoa untuk keselamatan istri dan bayi
e. selalu berupaya berbuat baik, berupaya menghindari perbuatan dosa maupun nista
f. berusaha memberikan kebutuhan istri dari hasil kerja dan bukan dari meminta-minta
g. jangan memberikan istri barang atau harta yang haram
h. belaian dan ciuman mesra penuh kasih sayang terhadap bayi yang masih didalam kandungan istri
i. jangan menyiksa binatang, bicara kotor dan kasar kepada istri.

Baca juga : Makna dan Keutamaan Silaturahmi Dalam Pandangan Islam

2. Setelah Bayi Lahir

Setelah kelahiran anak, dianjurkan kepada orang tuanya disekitarnya untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyampaikan kabar gembira dan ucapan atas kelahirannya.

Begitu melahirkan, sampaikanlah kabar gembira ini kepada keluarga dan sanak family, sehingga semua akan bersuka cita dengan berita gembira ini, Allah SWT berfirman tentang kisah Nabi Ibrahim As yang artinya : “ dan istrinya berdiri dibalik tirai lalu ia tersenyum. Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang kelahiran ishaq dan dari ishaq akan lahir putranya ya’qub “ 

b. Membisiskkan adzan ditelinga kanan dan iqamah ditelingah kiri secara bergantian. 

Dengan membisiskkan adzan dan iqamah, diharapkan agar suara yang pertama kali didengar oleh bayi yang baru lahir ialah kalimat-kalimat yang mengagungkan Allah. Membisikkan Adzan dan iqamah termasuk meneladani ajaran nabi.

c. Memberi nama bayi 

termasuk hak seorang anak terhadap orang tua adalah member nama yang baik. Diriwayatkan dari Wahb Al Khats’ami bahwa Rasulullah Bersabda : “ Pakailah nama Nabi-Nabi dan nama yang amat disukai Allah yaitu Abdullah dan Abdurrahman, sedang nama yang paling Manis yaitu Harist dan Hammam dan nama yang sangat jelek yaitu Harb dan Murrah ( HR Abu Daud An Nasa’I ).

Pemberian nama merupakan hak bapak, tetapi boleh baginya menyerahkan hal itu kepada ibu, boleh juga diserahkan kepada kakek,nenek atau selain mereka. Nama yang baik ialah yang mengandung arti yang baik, nama bukan sekedar identitas namun juga mengandung arti doa.
Rasulullah SAW Mengingatkan didalam Sabdanya : “ Pada hari kiamat kamu semua akan dipanggil sesuai dengan nama-namamu dan nama-nama orang tuamu, oleh karena itu perbaikilah namamu “ ( HR Imam Ahmad dan Abu Daud dari Abu Darda )

Tujuan dan Tahapan Mendidik  Anak Mulai Dari Janin Hingga Dewasa Dalam Islam
Tujuan dan Tahapan Mendidik  Anak Mulai Dari Janin Hingga Dewasa Dalam Islam
d. Aqiqah 

Yaitu kambing yang disembelih untuk bayi pada hari ketujuh dari kelahirannya, berdasarkan hadist yang diriwayatkan Salman bin Ammar Adh Dhabbi, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda  : “ Setiap anak membawa aqiqah, maka sembelihlah untuknya dan jauhkanlah gangguan darinya “ (HR Bukhari ). 

Dari aisya Radhiallahu anha bahwa Rasulullah bersabda : 

“ Untuk Anak laki-laki dua (2) ekor kambing yang sebanding,sdangkan untuk anak perampuan seekor kambing ( HR Ahmad dan Tarmidzi ). 

Aqiqah merupakan Sunnah yang dianjurkan. Demikian pendapat yang kuat dari para ulama.adapun 
waktu penyembelihannya yaitu hari ketujuh dari kelahiran. Namun, jika tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh boleh dilaksanakan kapan saja, Wallahu A’lam. Ketentuan kambing yang bisa untuk aqiqah sama dengan yang ditentukan untuk kurban. Dari jenis domba yang berumur tidak kurang dari enam (6) bulan, sedang jenis kabing kacang tidak kurang dari satiu (1 ) tahun dan harus bebas dari cacat.

e. Mencukur rambut bayi dan bersedekah sesuai berat timbangannya.

Mencukur rambut bayi dimaksudkan untuk menjaga keselamatannya,kebersihanan, keindahan dan kesuburan rambut bayi. Biasanya setelah rambut bawaan lahir dicukur, maka akan tumbuh rambut baru yang lebih subur dan sehat.

f. Khitan 

yaitu memotong kulup atau bagian kulit sekitar kepala dzakar pada anak laki-laki atau bagian kulit yang menonjol diatas pintu vagina pada anak perempuan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :“ Fitrah itu lima (5 ): Khitan , mencukur mulur kemaluan,memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak “. ( HR Bukhari dan muslim ). 
Khitan wajib hukumnya bagi kaum pria, dan rnustahab ( dianjurkan ) bagi kaum wanita, Wallahu A’lam.

3. Enam Tahun Pertama 

Periode pertama dalam kehidupan anak ( usia enam tahun pertama ) merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam membentuk pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periode ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan nyata kepada kepribadiannya setelah dewasa.
Oleh karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan naka dalam periode ini. Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh orang tua secara ringkas ialah sebagai berikut :

a. memberikan kasih sayang diperlukan oleh anak dari pihak kedua orang tua,terutama ibu.

Ini sangatlah perlu, agar anak belajar mencintai orang lain. Jika anak tidak merasakan cinta kasih ini, maka akan tumbuh mencintai dirinya sendiri saja dan membenci orang disekitarnya. Seorang ibu yang muslimah harus menyadari bahwa tidak ada suatu apapun yang mesti menghalanginya untuk memberikan kepada anak kebutuhan alaminya berupa kasih sayang dan perlindungan. Dia akan merusak seluruh eksistensi anak, jika tidak memberkan haknya dalam perasaan –perasaan ini. Yang dikaruniakan Allah SWT. Dengan rahmat dan hikmahnya dalam diri ibu yang memancar dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhan anak ( Muhammad Quthub,Manhaiut Tarbiyah Al islamiyah, jus 2 ) Maka sang ibu hendaklah senantiasa memperhatikan hal ini dan tidak sibuk dengan kegiatan karir diluar rumah, perselisihan dengan suami atau kesibukan lainnya. 

b. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya. 

Kami kira ini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin, telah terbukti bahwa membiasakn anak untuk menyusun dan membuang hajat pada waktu-waktu tertentu dan tetap,suatu yang mungki meskipun melalui usaha yang berulang kali sehingga motorik tubuh akan terbiasa dan terlatih dengan kebiasan ini. Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.

c. hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.

Yaitu dengan menetapi menhaj islam dalam perilaku mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak secara khusus. Jangan mengira karena anak masih kecil dan tidak mengerti apa yang terjadi di sekitarnya, sehingga kedua orang tua melakukan tindakan-tindakan yang salah dihadapannya. Ini mempunyai pengaruh yang besar sekali bahkan terkadang melebihi apa yang kita duga. Sementara kita melihatnya sebagai mahluk kecil yang tidak tahu dan tidak mengerti. Memang, sekalipun ia tidak mengetahui apa yang dilihatnya, itu semua berpengaruh baginya, sebab disana ada dua alat yang peka dalam diri anak tersebut yaitu alat penangkap dan alat peniru, meski kesadarannya mungkin terlambat sedikit atau banyak. Akan tetapi tidak dapat mengubah sesuatu sdikitpun, anak akan menangkap secara tidak sadar atau tanpa kesadaran purna, dan akan meniru secara tidak sadar atau tanpa kesadaran purna, segala yang dilihat atau yang didengar disekitarnya. 

d. Anak dibiasakan dengan melatih etika umum yang meski dilakukan dalam pergaulannya antara lain sebagai berikut :
  • 1. dibiasakan, mengambil, memberi,makan,minum dengan  tangan kanan, jika makan dengan tangan kiri diperingatkan dan dipindahkan makanannya ketangan kanannya secara halus.
  • 2. membiasakan mendahulukan bagian kanan kala berpakaian. Ketika mengenakan pakaian, baju atau lainnya melalui dari kanan dan ketika melepas pakaianya memulai dari kiri.
  • 3. dilarang tidur tertelungkup dan dibiasakan tidur dengan miring kekanan.
  • 4. dibiasakan dan dihindarkan untuk  tidak memakai pakaian pendek, agar anak tumbuh dengan kesadaran menutup aurat dan malu membukanya.
  • 5. dicegah menghisap jari dan mengigit kukunya
  • 6. dibiasakan sederhana dalam makan dan minum dan dijauhkan dari sikap rakus.
  • 7. dilarang bermain dengan hidungnya
  • 8. dibiasakan membaca basmalah ( bismillah )ketika hendak makan
  • 9. dibiasakan untuk mengambil makanan yang terletak dan tidak memulai makan sebeblum orang lain
  • 10. tidak memandang tajam kepada makanan ataupun kepada orang yang sedang makan
  • 11. dibiasakan dengan tidak makan secara tergesa-gesa dan supaya mengunyah makanan denganbaik.
  • 12. dibiasakan memakan makanan yang ada dan tidak mengingini makan yang tidak ada
  • 13. dibiasakan kebersihan mulut dengan menggunakan siwak atau sikat gigi setelah makan, sebalum tidur dan sehabis  bangun tidur.
  • 14. dididik untuk mendahulukan orang lain dalam makanan atau permainan yang disenangi, dengan dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya, sanak familinya,yang masih kecil, dan anak anak tetangga jika ia melihatnya sedang menikmati suatu makanan atau permainan.
  • 15. dibiasakan mengucapkan dua kalimat “syahadad” dan mengulanginya berkali-kali setiap hari.
  • 16. dibiasakan membaca “Alhamdulillah” jika bersin dan mengatakan “ Yarhamukallah “ kepada orang yang bersin ketika membaca Alhamdulllah.
  • 17. supaya menahan mulut dan menutupnya jika menguap dan jangan sampai bersuara.
  • 18. dibisakan berterima kasih jika mendapat suatu kebaikan sekalipun hanya sedikit.
  • 19. tidak memanggil ibu dan bapak dengan namanya tetapi dibiasakan dengan memanggil dengan kata Ummy ( IBU )dan aby ( Bapak )
  • 20. ketika berjalan jangan mendahului kedua orang tua atau siapapun yang lebih tua darinya,dan tidak memasuki tempat lebih dahulu dari keduanya untuk menghormati mereka.
  • 21. dibiaskan berjalan kaki pada trotoar bukan ditengah jalan.
  • 22. tidak membuang sampah dijalan, bahkan menjauhkan kotoran darinya.
  • 23. mengucapkan salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya dan membalas salam orang yang memberinya salam .
  • 24. diajari kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan bahsa yang baik.
  • 25. dibiasakan menuruti perintah orang tua atau siapa saja yang lebih tua darinya jika disuruh sesuatu yang diperbolehkan.
  • 26. bila membantah ,diperingatkan supaya kembali kepada kebenarandengan suka rela, jika memungkinkan. Tapi kalau tidak,dipaksa untuk menerima kebenaran karena hal ini lebih baik daripada dibiarkan tetap membantah dan membandel.
  • 27. hendaknya kedua orang tua mengucapkan terimakasih kepada anak ketika menuruti perintah dan menjauhi larangan. Bisa juga sekali-sekali memberikan hadiah yang disenangi berupa makanan,mainan atau diajak jalan-jalan.
  • 28. tidak dilarang bermain selama masih aman,seperti bermain dengan pasir dan permainan yang diperbolehkan,sekalipun menyebabkan bajunya kotor, karena permainan diperiode ini penting sekali untuk pembentukan jasmani dan pembentukan akal anak .
  • 29. ditnaman pada anak agar senang pada alat permainan yang dibolehkan seperti bola,mobil-mobilan,miniature pesawat terbang dan lainnya. Dan ditanamkan kepadanya agar membanci alat permainan yang mempunyai bentuk terlarang seperti manusia dan hewan serta senjata tajam seperti pisau dan semacamnya sebab selain beresiko mencelakai anak jyga dapat mencelakai orang lain tanpa atau disengaja.
  • 30. dibiasakan menghormati miliki orang lain,dengan tidak mengambil permainan ataupun makanan orang lain meskipun itu milik saudaranya sendiri. 

4. Usia Setelah Enak (6 ) Tahun 

Orang tua yang baik tentunya perlu mengajarkan hal-hal sebagai berikut :

a. mengenalkan Allah SWt, dengan cara yang sederhana sesuai dengan tingkat pemikirannya bahwa Allah itu Esa,tidak ada sekutu baginya bahwa ialah pencipta segala sesuatu, langit,bumi,manusia,pohon,hewan,sungai dan lain sebagainya. Pendidik dapat memanfaatkan kondisi tertentu untuk bertanya kepada anak,misalnya ketika berjalan-jalan ditaman tentang siapakah pencipta langit, bumi dan lainnya seperti contoh diatas untuk menggugah perhatiannya kepada keagungan Allah.

b. Cinta kepada Allah. Dengan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan oleh  Allah untuknya dan untuk keluarganya, misalnya, anak ditanya siapakah yang memberimu pendengaran,penglihatan dan akal pikiran ? siapakah yang memberimu kekuatan dan kemampuan untik bergerak,siapakah yang memberimu rezeki dan makan dan keluargamu serta lain sebagainya, ditunjukkan nikmat-nikmat yang nyata kepadanya dan diajarkan untuk bersyukur atas segala nikamt itu. Metode ini disebutkan didalam Al-Qur’an dalam banyak ayat Allah menggugah minat para hambanya agar memperhatikan segala nikmat yang dikaruniakannya seperti Firman Allah yang artinya :

“ tidakkah kamu perhatian sesungguhnya allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang dilangit dan apa yang dibumi  dan mnyempurnakan untukmu nikmatnya lahir dan batin “ ( QS Luqman :20 )

“ hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi “ ( QS Fathir : 3 ).

“ dan dengan rahmatnya,dia menjadikan untukmu malam dan siang,supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunianya ( pada siang hari ) dan agar kamu bersyukur kepadanya ( QS AL-Qashash : 73 ).

Jelaskan tentang hukum yang jelas dan tentang halal haram, misalnya kewajiban untuk menutup aurat, berwudhu,shalat,mencuri dan melihat kepada yang diharamkan. 

c. Ajarkan dan biasakan anak membaca Al-Qur’an  dengan benar.

Al-Qur’an adalah jalan lurus yang tidak mengandung suatu kebatolan apaun,maka amat baik jika anak dibiasakan untuk membacanya dengan benar, dan diupayakan agar semaksimalnya bisa menghapal Al-qur’an atau sebagian besar darinya dengan diberi dorongan melalui berbagai cara. Karena itu kedua orang tua hendaklah berusaha agar putera putrinya masuk pada salah satu sekolah Tahfizh Al-Qur’an; kalau tidak bisa, diusahakan masuk pada salah satu halaqah tahfizh. Diriwayatkan Abu Daud dari Mu’adz bin anas bahwa Rasulullah Bersabda : 

“ Barang siapa yang membaca Al-qur’an dan mengamalkan kandungan isinya, niscaya Allah SWT pada hari kiamat mengenakan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Maka apa apa pendapatmu tentang orang yang mengamalkan hal ini “.

Para salaf dahulupun  sangat memperhatikan pendidikan tahfizh Al-Qur’an bagi anak-anak mereka.Syaikh yasin bin yusuf al marakisyi menceritakan kepada kita tentang imam An-Nawawi Rahimahullah yang katanya : AKu melihat beliau ketika masih berumur 10 tahun di nawa. Para anak kecil tidak mau bermain dengannya dan iapun berlari dari mereka seraya menangis, kemudian ia membaca Al-Qur’an. 

Maka tertanamlah rasa cinta didalam hatiku kepadanya. Ketika itu bapaknya menugasinya menjaga toko,tetapi ia tidak mau berjualan dan menyibukkan diri dengan Al-Qur’an. Maka aku datangi gurunya dan berpesan kepadanya bahwa anak ini diharapkan akan menjadi anak yang paling alim dan zuhud pada zamannya serta bermanfaat bagi umat manusia; iapun berkata kepadaku,tukang ramalkah anda ? jawabku : tidak,tetapi Allah –lah yang membuatku berbicara tentang hal ini. Bapak guru itu kemudian menceritakan kepada orang tuanya, sehingga memperhatikan beliau dengan bersungguh –sungguh sampai dapat khatam Al-Qur’an ketika menginjak dewasa. 

d. Ajarkan tentang hak-hak orang tua.

Diajarkan kepada anak untuk bersikap hormat,taat dan berbuat baik kepada kedua orang tua, sehingga terdidik dan terbiasa demikian. Anak sering bersikap durhaka dan melanggar hak-hak orang tua disebabkan karena kurangnya perhatian orang tua dalam mendidik anak dan tidak membiasakannya berbuat kebaikan sejak usai dini.

e. Kenalkan tokoh-tokoh teladan seperti Rasulullah SAW serta para sahabat :

Tokoh utama yaitu Rasulullah SAW kemudian para sahabat dan pengikut mereka dengan baik yang menjadi contoh terindah dalam segala aspek kehidupan. Diajarkan kisah dan sejarah mereka supaya meneladani sifat agung mereka dan mencontohkan sifat baik mereka seperti keberanian,keprajuritan,kemuliaan, kejujuran,kesabaran,ketangguhan dan kebenaran serta sifat-sifat lainnya. 

Kisah yang ajarkan kepada anak sebaiknya sesuai dengan tingkat pengertiannya,tidak membosankan,dan difocuskan pada penampilan serta penjelasan aspek-aspek yang baik saja sehingga mudah diterima oleh anak,misalnya diceritakan kepada anak kisah tentang Rasulullah bersama orang yahudi yang menunutut kepada beliau agar membayar uang pinjamannya,sebagai conto akhlak baik beliau. Diriwayatkan bahwa ada seorang yahudi yang meminjamkan uang kepada Rasulullah lalu hendak menagih hutangnya sebelum habis masanya. Maka dicegatnya Rasulullah ditengah jalan kota madinah seraya berkata : 

“ Sungguh kalian anak keturunan Abdul Muthalib adalah orang-orang yang suka menangguhkan bayar hutang  “ 

Umarpun melihat kejadian itu dan amat marah sembari berkata : 

“ Izinkanlah aku wahai Rasululah, biar kupenggal lehernya” namun Beliau bersabda : “ Aku dan kawanku sangat tidak menginginkan hal itu,Wahau Umar,suruhlah ia beperkara dengan baik dan suruhlah aku menyelesaikan dengan baik “

Kemudian beliau berpaling kepada orang yahudi kemudian bersabda : 

“ Hai Yahudi, piutangmu akan dibayarkan besok “ 

f. kembangkan rasa percaya diri dan tanggung jawab didalam diri anak. 

5. Masa Remaja.

Jika anak sudah masuk dalam masa remaja, orang tua perlu memberikan lebih perhatian yang lebih ekstra  agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. hal yang perlu diperhatikan dalam proses pendidkkan anak didalam islam yaitu : 

1. Ajarkan kepada anak hukum-hukum Akil Baliqh dan ceritakan kepada mereka kisah-kisah yang dapat mengembangkan dalam dirinya sikap taqwa dan menjauhkan diri dari hal yang haram.

2. berikan dorongan agar untuk ikut serta mengerjakan pekejaan rumah tangga, seperti pekerjaan yang membuatnya bisa merasa bahwa ia sudah besar.

3. mengawasi dan menyibukkan waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat.

4. Carikan Teman Yang Baik. 

Demikian artikel diatas semoga bermanfaat dan terimakasih serta mohon bantu dibagikan kepada teman-teman semoga bernilai ibadah di sisinya aminn.

Terimakasih semoga bermanfaat