Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Factor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Peserta Didik

Factor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Peserta Didik


Pendidikan dan pendidik perlu memahami factor-faktor yang dapat mempengaruhi peoses dan hasil subjek didik yang dimana factor tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu factor Fisiologis dan factor Psikologis tujuannya agar fungsi pendidikan sebagai motifvator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan denhgan baik didalam prosesnya.

Factor pertama yang akan kita bahas kali ini adalah mengenai factor FISIOLOGIS.

1. FISIOLOGIS Factor.

Factor ini mencakup factor material pembelajaran, factor lingkungan, factor instrumental, dan factor kondisi individual subjek didik. Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses serta hasil belajar yang akan dicapai oleh subjek didik oleh, karena itu penting bagi pendidik ( guru ) untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan peserta didik termasuk melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana menuju tingkat yang lebih kompleks.

Adapun factor lingkungan ialah meliputi factor alam dan lingkungan, juga perlu mendaptkan perhatian. Belajar didalam kondisi alam atau situasi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada lingkungan yang sebaliknya, demikian pula ketika belajar dpagi hari selalu lebih efektif dibandingkan dengan belajar disore hari, sementara itu lingkungan social yang hiruk pikuk juga termasuk sangat kurang kondusif bagi proses dan pencapaian hasilbelajar yang optimal dalam kegiatan belajar mengajar.

Hal yang tak kala pentingnya pula ialah menganai factor-faktor instrumental, baik yang tergolong didalm perangkat keras ( hardware ) maupun perangkat lunak ( Software ). Perangkat keras seperti perlengkapan belajar, alat praktikum,buku teks dan lainnya sangat penting sebagai sarana pencapaian tujuan belajar, oleh karena itu, seorang pendidik harus mampu memahami serta mampu mendayagunakan factor-faktor instrumental tersebut sedemikian rupa demi terciptanya efektifitas pencapaian tujuan belajar yang lebih baik.

Ada pula factor Fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses serta hasil belajar adalah kondisi individual peserta didik itu sendiri. Termasuk didalam factor ini adalah kesehatan jasmani dan indra peserta didik, peserta didik yang dalam kondisi yang kurang sehat jasmaninya tidak akan memiliki kesiapan yang baik untuk mengikuti atau memulai proses belajar.


Artikel Psikologi Pendidikan ( factor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar )

Artikel Psikologi Pendidikan ( factor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar )

2. PSIKOLOGIS Factor

Banyak factor psikologis yang sangat berpengaruh didalam terhadap proses serta hasil dialam belajar dan masing-masing dari factor tersebut tidak bisa dibahas dengan secara terpisah sebab memiliki fungsi dan pengaruhnya masing-masing.

Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling berpengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan pikiran serta motif belajar.  Dan sehubungan tentnag hal itu maka kita akan membahasnya satu persatu mulai dari :

A. Perhatian .

Peserta didik yang memebrikan atau memiliki perahatian intensif didalam proses belajar akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan saya rasa itu bisa diterima, perhatian yang bersifat intensif ditandai besarnya kesadarn yang menyertai aktifitas belajar. perhtian peserta didik ini dapat dieksploitasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan keperluan peserta didik, melakukan teknik pembelajaran yang berpariasi dan kreatif misalnya diskusi kelompok, debat pendapat dan lain sebagainya.

Strategi pembelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari peserta didik . perhatian yang spontan yang dimaksud adalah perhatian yang terjadi secara tidak sengaja, bersifat alamiah yang muncul dari dorongan-dorongan insting peseta atau subjek didik untuk mengetahui sesuatu, seperti kecenderungan untuk mengetahui apa yang terjadi dibalik kebisisngan atau keributan disamping rumah dan lainnya, beberapa hsil penelitian psikologi menunjuukkan bahwa perhatian spontan cenderung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.

B. Pengamatan.

Pengamatan merupakan cara pengenalan dunia peserta didik melalui penglihatan, pendengaran, peraba, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bagi masuknya pengaruh dari luar kedalam individu peserta didik dan karena itu pengamatan penting artinya didalm proses pembelajaran. 

Untuk kepentingan pengaturan proses , para pendidik sangatlah perlu memahami secara keseluruhan modalitas pengamatan tersebut. Dan menerapkan secara analitis manakah diantara unsure-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya didalam proses belajar. Para kalangan psikologi menyepakati bahwa unsure lainnya didalm proses belajar dengan kta lain perolehan informasi pengaturan oleh peserta didik lebih banyak dilakukan melelaui penglihatan dan pendengaran.

Maka jika demikian, para pendidik perlu memperhatikan penampilan alat-alat peraga didalam penyajiannya. Material pembelajaran yang dapat merangsang daya penglihatan dan pendengaran peserta didik . alat peraga yang dapat digunakan , umpamanya , bagan, chart, rekaman, slide, dan sebagainya.

C. Ingatan. 

Dari sudut pandang teoritis, ada tiga (3) aspek penting yang berkaitan dengan fungsi ingatan yakni : 

- Menerima pesan dan kesan
- Menyimpan 
- Dan memprosuksi pesan dan pesan.

Karena fungsi inilah isltilah ( ingatan )selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima , menyimpan dan memproduksi pesan dan kesan. Kecakapan menerima pesan sangat sentral peranannya dialam proses belajar, melalui kecakapan inilah seorang peserta didik akan mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini bisa dipengaruhi oleh bberapa hal diantaranya adalah teknik pembelajaran yang digunaan oleh seorang pendidik, teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya, akan memiliki kesan yang lebih dalam pada peserta didik, disamping itu pula, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “ingatan” juga lebih mengesankan bagi peserta didik terutama untuk material pembelajaran yang berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambing tertentu.

Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan pesan atau mengingat, kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap peserta didik, namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapaun bahwa segera setelah seorang peserta didik melakukan tindakan belajar , maka proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat , lalu kemudian berlangsung swemakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan didalam ingatan untuk waktu yang relative lama.

Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut para psikolog pendidikan, peserta didik harus mengulang ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu idak lama, implikasi pembelajaran ini dalam proses pembelajaran sdemikian rupa sehinggfa memungkinkan bagi peserta didik untuk mengulang mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya, hal ini dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah pembahasan satu submaterial pembelajaran selesai.

Kemampuan reproduksi yakni pengaktifan atau proses produksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, 
tidak kalah menariknya untuk diperhatikan, bagaimanapun juga, hal-hal yang telah dipelajari harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada peserta didik , misalnya kebutuhan untuk mejawab soal-soal atau pertanyaan didalam ujian atau untuk merespon tantangan-tantangan pada dunia sekitarnya dan dibalik itu semua, pendidik dapat mempertajam kemampuan peseta didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas untuk mengikhtisarkan materi pembalajaran yang telah diterimanya dari para  pendidik.

D. Berfikir.

Defenisi umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep didalam diri seseorang ( Bochensky ). Perkembangan ide dan konsep ini berlangung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan didalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasrnya adalah proses psikologi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 

- Pembentukan pengertian
- Penjalinan pengertian-pengertian
- Penarikan kesimpulan

Kemampuan berfikir manusia pada dasarnya memiliki sifat alamiah, manusia yang lahir dalam keadan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang relative berbeda, jika demikian yang perlu diupayakan dalam proses pembalajaran adalah pengembanga kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecenderungan untuk memberikan penjelasan yang “ selengkapnya “ tentang suatu material pembelajaran akan cenderung melemahkan kemampuan pserta didik untuk berfikir. Dan sebalikya , para pendidik yang lebih memusatkan pembelajaranpada pemberian pengertian-pengetian atau konsep konsep kunci yang fungsional akan mendorong peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir merka . pembelajarn dengan proses seperti ini akan menghasilkan tantangan psikologi bagi peserta didik untuk merumuskan kesimpulannya dengan mandiri.

E. Motif.

Maksud dari pada motif adalah keadaan didalm diri peserta didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivirtas tertentu. Motif bisa jadi muncul karena ada rangsangan dari luar, seperti pemberian hadiah bila seorang peserta didik dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik dan benar. Motif seperti ini sering disebut dengan (motif ekstrensik) namun tak jarang juga motif itu tumbuh didalm diri pesrta didik itu sendiri yang disebut dengan ( intrinsik ). Misalnya seorang peserta didik gemar gemar membaca karena ia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.

Didalm konteks belajar , motif instrinsik tertentu selalu lebih baik dan biasanya berjangka panjang, tetapi dalam keadaan motif intrinsic tidak cukup potensial pada peserta didik , seorang pendidik menyiasati hadirnya motif-motif ekstinsik, motif ini umpamanya bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif diantara individu maupun kelompok peserta didik itu sendiri, suasana ini akan mendorong peserta didik untuk berjuang atau berloba melebihi yang lainnya, namun demikian , pandidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang dapat menimbukan suasana atau keadaan yang negative.

Motif ekstinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “ Self Competition “ yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik, melalui grafik ini, setiap subjek dapat melihat kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan  yang dicapai teman-teman yang lainnya. Dengan grafik ini  maka peseta didik akan lbih terdorong untuk meningkatkan prestasinya agar tidak berada dibawah pertasi teman-temannya yang lain dan menanamkan jiwa kompetisi yang positif didalam fikiran mereka yang pada akhirnya akan mengasilkan peseta didik yang memiliki nilai jual dikemudian hari. 

“ Terimkasih Semoga bermanfat  “