Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Macam-Macam Larangan Selama Haid Dalam Islam

Macam-Macam Larangan Selama Haid Dalam Islam 



Assalamualaikum.. salam sejahterah untuk kita semua dan semoga aktifitas ita selalu diRidhoi Oleh Allah dan bernilai ibadah disisnya, aammiinn…, kali ini kita akan membahas tentang barbagai larang untuk kaum wanita didalam islam pada saat haid, mengapa dilarang ? saya rasa untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu poin hal-hal apa saja yang dilarang dan apa sebab dilarangnya hal tersebut, 

Adapun beberapa hal yang diharamkan untuk dilakukan untuk seorang wanita pada saat sedang haid sesuai ketetapan didalam Al-Qur’an dan As-sunnah adalah sebagai berikut : 

1. Mengerjaan Shalat ( baik itu wajib atau Sunnah ).


Seorang wanita yang haid diharamkan untuk melakukan shalat, begitu juga mengqada’ shalat, sebab seorang wanita yang sedang haid telah gugur kewajibannya untuk melakukan shalat, sebagaimana diterangkan oleh dalil berikut ini : 

“ dari Aisyah r.a berkata “ Fatimah binti abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka Rasulullah bersabda kepadanya : “ Darah haid itu berwarna hitam dan dikenali, bila yang keluar seperti itu, janganlah shalat. Bila seudah selesai, maka berwudhulah dan lakukan shalat “ ( HR Abu Daud dan An-Nasai ).

Dari aisyah r.a berkata, “ dizaman Rasulullah SAW dahulu kami mendapat haid, lalu kami diperintahkan untuk mengqada’ shalat “ ( HR jama’ah ) selain itu juga ada hadist lainnya dari Fatimah binti Abi Khubaisy bhwa Rasulullah SAW bersabda “ Bila kamu mendapat haid maka tinggalkan shalat “. 

2. Berwudhu atau Mandi Wajib.


As-syafi’iyah dan Al-Hanabilah  mengatakan bahwa “ wanita yang sedang mendapat haid diharamkan berwudhu dan mandi janabah “ maksudnya adalah bahwa seorang yang sedang haid dan darah masih mengalir, lalu berniat untuk bersuci dari hadast besarnya itu dengan cara berwudhu atau mandi janabah, seolah-olah darah haidnya sudah selesai, padahal belum, sedangkan mandi biasa dalam arti membersihkan diri dari kuman tidak termasuk dalam larangan atau tidak merupakan suatu larangan.

3. Mengerjakan Puasa 


Wanita yang sedang haid diharamkan menjalankan puasa dan atas itu ia diwajibkan untuk menggantinya dikemudian hari. Dari Abi Said al-Khudri r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Bukankah bila wanita mendapat haid, dia tidak boleh shalat dan puasa ? “ ( HR Muttafaq’alaih ). 

Memotong kuku dan rambut pada saat sedang haid bagi wanita bukanlah hal yang dilarang oleh Rasulullah SAW, sebab berlandaskan dengan ilmu syar’I atas larangan hal itu tidak berlandaskan pada dalil Qur’an maupun As-Sunnah, melainkan hanya sekedar Nalar manusia saja.


Macam-Macam Larangan Selama Haid Dalam Islam
Macam-Macam Larangan Selama Haid Dalam Islam


4. Melakukan Tawaf.


Seorang wanita yang medapat haid juga dilarang melakukan tawaf, sedangkan semua praktek ibadah haji tetap boleh dilakukan, sebab tawaf itu mensyaratkan seseorang untuk suci dari hadas besar. Dari Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Bila kamu mendapathaid, lakukanlah semua praktik ibadah kecuali tawaf disekeliling ka’bah hingga kamu suci “ ( HR Mutafaq Alaih ). 

5. Menyentuh Mushaf dan Membawanya.


Allah SWT berfirman dalam AL-Qur’an tentang menyentuh Al-Qur’an yang artinya : “ dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang suci “ ( QS Al-Qariah 79 ). JUmhur ulama sepakat bahwa orang yang berhadast besar juga dilarang menyentuh mushaf Al-Qur’an. 

6. Melafaskan ayat-ayat AL-Qur’an.


Kecuali bila dilakukan didalam hati atau doa,dzikir yang lafasnya diambil dari AL-Qur’an secara tidak langsung. “ Rasulullah SAW tidak terhalangdari membaca Al-Qur’an keculai dalam keadaan junub “ namun ada pula yang memperbolehkan membaca Al-Qur-an dengan catatan tidak menyentuh mushaf dan takut lupa akan hafalannya bila masa haidnya terlalu lama. Juga dalam membacanya tdak terlalu banyak. Demikian dijelaskan dalam bidayatul Mujtahid 1 hal 133.

7. Memasuki Masjid.


Dari Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Tidak kuhalalkan masjid bagi orang yang junub dan haid “ ( HR Bukhori, Abu Daud dan Ibnu Khuzaemah ).

8. Melakukan Persetubuhan.


Wanita yang dengan mendapatkan haid haram hukumnya bersetubuh dengan seorang suami. Keharamannya telah ditetapkan oleh Allah Didalam AL-Qur’an yang artinya : 

“ Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah : haid itu adalah suatu kotoran, oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci, apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri “ ( QS Al-Baqarah : 222 ). 

Maksud dari pada kata ” menjauhi “ adalah tidak menyetubuhinya , sedangkan al-Hanabilah membolehkan mencumbu wanita yang sedang haid pada bagian tubuh selain antara pusar dan mulut atau selama tidak terjadi persetubuhan. Hal itu didasari oleh sabda Rasulullah SAW ketika beliau ditanya tentang hukum mencumbui wanita yang sedang haid maka beliaupun menjawab : “ Dari Anas r.a bahwa orang yahudi bila para wanita mereka mendapat haid, tidak memberikan makanan. Maka Rasulullah SAW bersabda : “ Lakukanlah segala yang kau mau keculai hubungan badan “ ( HR Muslim ). Dari Aisyah r.a berkata : “ Rasulullah memerintahkan aku untuk memakai sarung, beliau mencumbuku sedang aku dalam keadaan datang haid “ ( HR Muslim ).

Keharaman menyetubuhi wanita yang sedang datang haid tetap berlangsung hingga mereka ( wanita ) tersebut  selesai dari haid atau sudah bersih dari haid dan telah melakukan mandi junub ( mandi wajib ). Tidak cukup hanya selesai haid saja tetapi juga mandinya, meskipun sudah tidak haid namun belum melakukan mandi junub  maka masih haram hukumnya untuk disetubuhi sebab pada surah AL-Baqarah menyatakan bahwa wanita haid itu haram disetubuhi sampai mereka menjadi suci dan mandi suci itu bukan sekedar berhentinya darah namun harus dengan mandi janabah. 

Sobat muslim yang berbahagia, semoga saja apa yang tertera diatas bisa menjadi pelajaran bagi kita semua terutama untuk saudara yang belum mengetahui sama sekali tentang hal ini, dan setelah diketahui semoga dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari dan semoga pula kita selalu dalam lindungan Allah SWt serta menjadi muslim yang taat, beriman dan bertaqwa kepada Allah dan takut akan murka Allah, ketahuilah bahwa sebaik-baik seorang hamba adalah mereka yang taat dan patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, aaminn ya rabbal alaminn..  


“ Terimakasih semoga bermanfaat untuk kita semua “.