Cerita Rakyat DKI Jakarta - Legenda Godet
Cerita Rakyat DKI Jakarta - Legenda Godet
Oleh : Daryatun
Cerita ini menceritakan seorang Pengeran yang bernama geger yangmenjadi Salah Satu yang menguasai Tanah Betawi dan nama lainnya adalah Codet, Mengapa dipanggil codet ? kalau begitu mari kita simak bersama-sama kisahnya .
Disebut Pangeran Codet sebab ia memiliki Codet bekas luka didahinya. Ia tinggal bersama istrinya yang bernama Polong dan lima orang anaknya . salah satu anaknya bernama Maemunah memiliki paras yang cantik jelita, sehingga menawan hati para Pangeran dari berbagai wilayah.
Suatu hari datanglah seorang pangerang dari Ujung Pandang yang bernama Astawana. Ia sengaja datang kebetwi untuk melamar Maemunah. lalu Maemunah pun berkata “ Lamaran Aye saya terima jika tuanku mampu membuat rumah di dua tempat yang berbeda dalam satu malam, rumah itulah sebagai maskawinnya”.
Astawana menyanggupinya . ia segera berdoa , memohon pertolongan Tuhan , berkat doa dan kesaktiannya, Astawana berhasil mewujudkan permintaan Maemunah. Dua rumah itu kemudian disebut sebagai Batuampar dan Balekambang.
Karena syarat telah dipenuhi, maka dilaksanakanlah perkawinan Maemunah . pesta amat meriah digelar, aneka hiburan dipertunjukkan. Bunyi Gambang kromong mengalun merdu menghibur para tamu yang hadir dalam pernikahan itu. Astawana hidup bahagia sebagai pasangan suami istri yang serasi.
Taklama berselang, Geger Atau Pangeran Codet meninggal dunia. Maemunah kemudian mewarisi tanah dari ayahnya dan menjadi penguasa didaerah itu. Untuk menghormati ayahnya , maka tanah tempat tinggal mereka kemudian disebut sebagai wilayah codet atau Condet dan menjelang beberapa tahun berlalu, belanda mulai menginjakkan kakinya di Indonesia,tak terkecuali kewilayah Betawi. Tepatnya disekitar Condet. Orang-orang belanda itu mulai merampas tanah milik penduduk dengan menggunakan kekerasan dan diancam bila ada yang melawan maka tak segan-segan mereka akan dibunuh.
Salah satu orang belanda yang tinggal di sekitar Condet bernama Jan Ament,ia dikenal sebagai orang yang serakah, tanahnya sudah luas namun tidak pernah merasa puas. Ia ingin menjadi tuan tanah paling kaya dan memiliki tanah paling luas diwilayah itu. Maka Maemunah yang memiliki tanah yang laus itu menjadi Incarannya.
Sudah berapa kali Jan Ament meminta tanah Maemunah namun Maemunah selalu menolak permintaan itu serta berkali-kali pula Maemunah diancam akan dibunuh oleh Jan Ament. Namun berkat kesaktian Astawan, Jan Ament dapat dikalahkan,bahkan ia menjadi takut untuk mengganggu Maemunah lagi.
Jan Ament kemudian menggunakan cara licik untuk merebut tanah Maemunah dan akhirnya tanah Maemunah pun berhasil jatuh ketangannya. Keturunan Jan Ament menjadi penguasa turun temurun Condet dan sekitarnya. Merka membuat aturan yang memberatkan Rakyat antara lain rakyat harus membayar sewa tanah setahun sekali, sedangkan anak laki-laki wajib menyetor kompenihan , yaitu semacam pajak sebesar 25 sen setiap minggunya.
Lama kelamaan Rakyat Condet tidak tahan dengan kesewenng-wenangan itu. Maka pada tahun 1916, rakyat condet yang dipimpin oleh Entong Gendut melakukan perlawanan, namun mereka kalah kuat sehingga perjuanganpun gagal. Namun setelah Indonesia merdeka, hak-hak Jan Ament dihapus sehingga Condet kembali Menjadi Milik Rakyat.
Dari kisah ini apakah kesimpulan yang bisa kita ambil ? kalau dari saya pribadi sih.. bahwa apapun yang namanya harta juga akan hilang dan habis pada akhirnya apa lagi harta itu didapatkan dari hasil yang licik, maka yakinlah bahwa Tuhan itu maha adil akan segala sesuatu yang diciptakannya termasuk jika seseorang merebut harta orang lain yang bukan haknya maka akan dibalas dengan azab yang jauh lebih perih lagi, seperti kisah diatas , yang akhirnya apa yang dia miliki selama bertahun-tahun hilang dengan sekejab mata begitu saja dan hanya menyisakan kenangan untuknya.
Percayalah bahwa Tuhan punya caranya sendiri untuk membalas perbuatan orang yang menzalimi saudaranya sendiri sesamam manusia maka ingatlah kita semua akan satu hal bahwa bukan harta yang melimpah yang akan kita bawa mati, atau yang akan membela kita di hari kemudian melainkan kebaikan dan amalan kitalah yang akan berbicara.
“ Semoga bermanfaat dan terimakasih “