Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Rakyat Sumatra Barat - Gadih Ranti

Cerita Rakyat Sumatra Barat - Gadih Ranti 

Oleh : Hendry Artiawan Yudhistira


Setiap daerah atau wilayah dimanapun itu pasti memiliki kisahnya sendiri, entah itu berupa kisah nyata ataukah sebatas dongeng saja, seperti cerita rakyat yang satu ini yang berasal dari daerah Sumatra Barat yang menceritakan seorang gadis cantik,halus dalam bertutur kata dan tinggal di Negeri Tilatan Kamang , ia memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Sutan Bajabatan, lalu bagaimanakah kisah selanjudnya , mari kita simak bersama-sama.

Putri cantik yang bernama Gadih Ranti ini sangat pandai dalam memasak dan menenun, banyak diantara pemuda yang menaruh hati kepadanya dan adapun adiknya yaitu Sutan Bajabatan adalah seorang anak laki-laki yang gagah perkasa dan ramah dalam bersikap. Kedua kakak beradik ini selalu hidup rukun, kemanapun gadih ranti pergi, sutan bajabatan selalu mendampinginya. Hal ini menyebabkan banyak pemuda yang iri akan keakraban mereka berdua, bahkan adapula yang berniat jahat dengan menyebar fitnah kepadea mereka berdua.

Pada suatu hari, keduanya diusir dari negeri tilatan kamang karena difitnah mencuri dan berbohong. Kemudian kedua kakak beradik ini pergi meninggalkan negerinya tanpa tujuan yang pasti. Merka hanya bisa berserah diri kepada Tuhan yang Maha Esa. Berhari-hari mereka berjalan menyeberangi bukit barisan dan beristirahat jika malam tiba. Sesampainya disuatu tempat yang bernama Bonjol, mereka sepakat untuk berpisah, Gadih Ranti mengambil jalan kekanan dan Sutan Bajabatan mengambil jalan kekiri.

Lalu tibalah Gadih di Negeri kampong dalam , disebuah mata air, gadih bertemu dengan seorang nenek tua, namanya Mande Rubiah. Ia hidup sendirian. Suaminya dan anaknya telah lama meninggal dunia.maka dari itu Gadih tinggal bersama Mande Rubiah. Selama tinggal bersama Mande Rubiah , Gadih menunjukkan sikap yang rendah hati dan sopan. Ia juga meringankan beban Mande Rubaih dengan menenun kain sutera. Tenunan sutera itu kemudian dijual Mande Rubaih kepasar.
Suatu ketika Raja Muda penguasa Negeri itu tertarik dengan kain sutera dagangan Mande Rubiah. Rajapun bertanya siapakah penenunnya. Mande Rubiah, Mande Rubiah mengaku bahwa dirinyalah Penenunnya. Mendengar jawaban Mande, Raja muda tidak percaya. Dilihat dari tenunan yang rapid an paduan warna yang indah, pastilah ini adalah karya seorang gadis. Karena tidak percaya, Raja muda kemudian menyuruh pengawalnya untuk diam-diam mengikuti Mande Rubiah pulang. Menurut laporan pengawal itu, ternyata dirumah Mande Rubiah tinggal seorang gadis yahg cantik jelita.

Cerita Rakyat Sumatra Barat ( Gadih Ranti )
Gadih Ranti 

Raja kemudian bersiasat agar Mande Rubiah ditanggap dengan alsan berbohong kepada Raja, sebenarnya hal itu dilakukan agar Mande Rubiah mau berterus terang mengenai Gadis yang tinggal bersamanya. Setelah didesak dan di ancam akan dipenjarakan, Mande Rubiah pun kemudian mengaku bahwa yang menenun kain sutera itu adalah cucunya. Raja muda MUda segera menyuruh pengawal untuk menjemput Gadih Ranti. Jika ia tidak datang Maka Mande Rubiah akan dipenjarakan.

Gadih Ranti tidak tega neneknya dipenjarakan. Oleh karena itu ia memohon kepada Raja agar neneknya dibebaskan. Gadih ranti juga mengakui bahwa selama ini dirinyalah yang menenun kain sutera tersebut. Raja muda sangat senang mendengarnya, Raja muda kemudian meminang Gadih Ranti untuk menjadi permaisurinya. Gadih Rantipun menerimanya dengan syarat bahwa Mande Rubiah ikut bersamanya.

Akhirnya Gadih Ranti dinikahi oleh Raja Muda. Pesta meriah digelar selama tujuh hari tujuh malam. Keduanya tampak bahagia. Selamam beberapa tahun tinggal bersama suaminya, timbul keinginan Gadih Ranti untuk menjenguk keluarganya, iapun meminta izin suaminya  untuk pulang kekampung halamannya. Raja muda mengabulkan permohonannya dan bersedia menemaninya hingga  sampai kerumahnya dengan diiringi beberapa pengawal pilihan , merekapun berangkat menuju Negeri Tilatan Kamang.

Ditengah perjalanan, mereka dihadang sekawanan perampok, beberapa diantara adalah orang-orang yang dulu memfitnah Gadih Ranti dan Sutan Bajabatan. Raja mudapun segera menyuruh pengawalnya untuk menangkap para perampok itu. Maka pertempuran kecilpun terjadi, karena raja muda dan pengawalnya adalah pendekar yang tangguh, taklama kemudian para perampok itu berhasil dikalahkan. Kawanan perampok itu memohon ampun kepada Raja muda agar nyawanya diselamatkan. Orang-orang yang dulu memfitnah gadih ranti juga berjanji akan mengaku bahwa merekalah yang telah memfitnahnya. Sekawanan perampok itu akhirnya ikut dengan pengawal Gadih Ranti.

Sesampainya dikampung halamannya, rombongan itu segera menghadap penghulu adat mereka. Awalnya Gadih RAnti ditolak oleh masyarakat karena Aib yang ia bawa. Namun para perampok yang memfitnahnya segera menjelaskan perkaranya. Semua yang hadir ditempat itu tertegun mendengar pengakuan mereka. Merekapun merasa bersalah telah mengusi Gadih Ranti dan Sutan Bajabatan dari negerinya. Para perampom itupun dipenjarakan.

Keesokan harinya diadakan pesta penyambutan Gadih Ranti dan rombongannya, beberapa hari kemudian Sutan Bajabatan pulang dari perantauan. Ia membawa serta itri dan anaknya, melihat adiknya pulang, Gadih Ranti lalu berlari memeluk adiknya. Kerinduan akan kampong halam telah mempertemukan kakak beradik itu, mereka merasa bahagia karena telah berkumpul kembali dan selanjudnya mereka sepakat bersama dengan para tetua kampung untuk meluruskan dan membuat aturan-aturan adat yang Selama ini tidak dilaksanakan dengan baik dan benar.

Dari kisah ini bisa di simpulkan bahwa berhatilah-hatilah kita terhadap sifat-sikap iri hati, memfitnah orang yang baik-baik, sebab yakinlah bahwa tuhan akan membalasnya dengan hal yang lebih perih lagi.

“ Semoga bermanfaat dan terimakasih “