Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Komitmen Para Tokoh dalam Perumusan Pancasila

Komitmen Para Tokoh dalam Perumusan Pancasila  


Pembelajaranmu.com | Berikut adalah ulasan singkat tentang Komitmen para pendiri Negara dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang lebih lengkapnya akan kita bahas pada artikel berikut, adapun ulasannya sebagai berikut :

Komitmen adalah sikap atau perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki , memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa dan Negara adalah orang yang akan mendahulukan keperntingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. 

Para pendiri Negara dalam perumusan pancasila memiliki komitmen sebagai berikut :

a. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan Nasionalisme. Yang tinggi, ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan .

b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. pendiri Negara dalam merumuskan pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam pancasila adalah nilai-nilai yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan,persatuan,musyawarah,dan keadilan social dalah nilai-nilai yang berasal dari bangsa Indonesia.
c. Selalu bersemangat dalam berjuang. Para pendiri Negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir, Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan para pendiri Negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta berkali-kali dipenjara oleh belanda. Namun dengan semangat perjuangannya, para pendiri Negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

d. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat , adil dan makmur.

e. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi , serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan Negara walupun keputusan tersebut tidak disenangi.

Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dilakukan dengan berkomitmen untuk mempersiapkan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan masa depan lebih baik dalah dengan giat belajar.

Komitmen Para Tokoh dalam Perumusan Pancasila
Gambar Garuda

- Intisari Materi 

a. Kemerdekaan bangsa Indonesia bukan pemberian bangsa Jepang, walaupun jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan tetapi janji tersebut hanya sebuah tipu muslihat agar bangsa Indonesia bersimpati kepada bangsa jepang dan mau membantu jepang yang berada diambang kekalahan.

b. Sidang pertama BPUPKI berlangsung mulai tanggal 29 mei sampai dengan 1 juni 1945 dengan agenda pembahasan Dasar Negara.

c. Pada Tanggal 1 juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasannya tentang asas dan Dasar Negara Indonesia Merdeka yang disebut dengan Pancasila.

d. Semangat kebangsaanmerupakan semangat yang tumbuh dalam diri warga Negara untuk mencintai serta rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara . para pendiri Negara dalam dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen kebangsaan.

Demikian Pembahasan singkat tentang komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang diharapkan bisa menjadi acuan untuk para peserta didik untuk lebih banyak mengetahui tentang nilai-nilai kenegaraan dalam sehajarah pendirian Negara Republik Indonesia.

Semoga bermanfaat dan sebagai penulis saya ucapkan selamat belajar semoga ilmu yang didapatkan dapat bernilai Ibadah Disisi Allah SWt dan dapat menjadi acuan untuk menjadi warga Negara yang baik dan memiliki komitmen kenegaraan sebagaimana materi yang kita bahas pada artikel ini.

“ Selamat Belajar “  

Sumber : KEMENDIKBUD