Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya

Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya


- Litosfer

Salam sahabat pendidikan sekalian, perlu kita ketahui bersama bahwa dalam Imu Pengertahuan Alam ( IPA ) tentang kebumian, tanah atau bebatuan yang ada di bumi disebut dengan “Litosfer”. Litosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos ( Batuan ) dan Sphaira ( lapisan ). Jadi Litosfer merupakan lapisan bebatuan yang ada di bumi. Dalam pengertian luas, litosfer diartikan sebagai seluruh bagian padat bumi, termasuk intinya. Struktur padat bumi terdiri atas kerak bumi, mantel,dan inti bumi.

Masing-masing struktur padat bumi tersebut dibedakan agi menjadi bagiannya masing-masing. Kerak bumi dibedakan menjadi kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua merupakan kerak bumi yang berada didaratan. Kerak samudra merupakan kerak bumi yang berada di lautan.mantel bumi terdiri atas mantel atas dan mantel bawah. Inti bumi dibedeakan menjadi 2, yakni inti luar yang berupa cairan padat dan inti dalam yang bersifat paket hampir menyerupai padatan. Berdasarkan struktur bumi, ada dua teori mendasar yang perlu kamu pelajari, yaitu teori tektonik lempeng serta teori gempa bumi dan gunung berapi.

- Teori Tektonik Lempeng

Perhatikan gambar peta dunia pada gambar berikut ini. Jika kamu memotong gambar masing-masing benua yang ada, kemudian menyatukannya kembali, apakah yang terjadi ? ternyata potongan benua tersebut akan membentuk kesatuan seperti sebuah Puzzle.


Litosfer , Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya
Litosfer , Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya

Berdasarkan fakta tersebut, seorang ahli metoerologi asal jerman bersama Alfred Wegener mengajukan sebuah teori yang dikenal dengan teori pergerakan benua ( Continental Drift ). Dalam teorinya, Wegener menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, semua benua dibumi menyatu membentuk sebuah daratan yang sangat luas ( Pengeae ). Sekitar 200 juta tahun yang lalu , benua tersebut terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan.

Selain fakta benua  yang ada di bumi seperti puzzle, penemuan fosil juga mendukung teori pergerakan benua. Salah satu buktinya dengan adanya penemuan fosil mesosaurus di Amerika Selatan dan di Afrika. Mesosaurus merupakan jenis reptile yang hidup dibarat dan di air tawar. Weneger beranggapan bahwa mesosaurus tidak mungkin berenang disamudra untuk sampai ke bunua lain. Oleh Karena itu, Wegener beranggapan bahwa Mesosaurus hidup di benua tersebut pada saat benua masih menyatu.

Selain fosil mesosaurus, penemuan fosil lainnya juga mendukung teori pergeraan lempeng. Beberapa penemuan fosil tersebut antara lain : 

- Fosil Cynognathus yang ditemukan di Amerika Selatan dan Afrika, 
- Fosil Lystrosaurus yang ditemukan di Afrika, India dan Antartika
- Fosil Tumbuhan Glossopteris yang ditemukan di Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika, dan Australia.

Litosfer , Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya
Litosfer , Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya

Jika benua pernah menyatu, maka bebatuan yang menyusun benua tersebut akan memiliki kesamaan. Misalnya, struktur bebatuan pegunungan Appalachian di Amerika Serikat memiliki kesamaan dengan bebatuan di Greenland dan Eropa Barat. Selain itu, struktur betuan di Amerika Selatan dan Afrika juga memiliki kesamaan. Kesamaan struktur batuan juga salah satu fakta pendukung bahwa benua pernah menyatu. Akan tetapi teori pergerakan benua yang diajukan Wegener tidak dapat mejelaskan bagaimana benua berpisah dan bergerak menjauh. Oleh karena itu, teori pergerakan benua Wegener di tolak oleh para ahli pada saat itu.

Pada awal tahun 1960, seorang ilmuan dari Princeton University yang bernama Harry Hess mengajukan teori yang bernama Seafloor Spreading atau pergerakan dasar laut. Hess menjelaskan bahwa di bawah kerak bumi tersusun atas material yang panas dan memiliki massa jenis yang rendah. Akibatnya, material tersebut naik kepunggung kerak samudra. Kemudian material bergerak kesamping bersama dasar kerak samudra, sehingga bagian dasar kerak samudra tersebut menjauh dari punggung kerak samudra dan membentuk sebuah patahan. Proses tersebut di ilustrasikan pada gambar berikut ini.

Litosfer , Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya
Litosfer , Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya

Karena dasar kerak samudra menjauh sehingga terbentuk patahan, maka magma akan naik ke atas dan mengisi patahan tersebut. Magma yang telah sampai ke patahan akan mendingin dan membentuk kerak baru. Teori seafloor spreading ini mampu menjelaskan bagaimana proses terbentuknya lembah maupun gunung bawah laut. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian ternyata usia batuan dasar laut dengan kapal Glomar Challenger ( 1968 ) juga memperkuat teori ini. Berdasarkan penelitian tersebut tersebut dapat diketahui bahwa usia batuan pada punggung kerak samudra lebih tua dari usia batuan pada sadar kerak. Hal ini menunjukkan bahwa batuan di punggung kerak samudra baru terbentuk karena efek Seafloor Spreading.

Sekitar tahun 1960, para ilmuan mengembangkan sebuah teori berdasarkan teori continental driff dan seafloor spreading. Teori ini disebut teori tektonik lempeng. Berdasarkan teori ini, kerak bumi dan bagian atas dari mentel bumi terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian ini disebut lempeng. Lempeng bersifat plastisdan dapat bergerak dilapisan ini. Lempeng tersusun atas kerak dan bagian atas mantel bumi.

Berdasarkan teori tektonik lempeng, bagian luar bumi tersusun atas litosfer  yang dingin dan kaku ( lempeng ) serta tersusun oleh astenosfer. Astenosfer bersifat plastis yang berada dibawah lempeng. Akibatnya lempeng seolah-olah mengapung dan bergerak diatas astenosfer. Ketika lempeng bergerak, akan terjadi interaksi antar lempeng. Lempeng dapat bergerak saling menjauh dan memisah. Salain itu lempeng juga bisa saling mendekat hingga terjadi tubrukan antar lempeng. Contohnya pada gambar berikut

Litosfer , Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya
Litosfer , Teori Tektonik Lempeng dan Penyebab Pergerakannya

Apa bila dua lempeng bergerak saling menjauh , lempeng tersebut bersifat divergent. Jika kamu amati gambar diatas, lempeng Indo Australia bergerak mejauhdari lempeng antartika. Selain itu, lempeng Amerika Utara juga bergerak menjauh dari Lempeng Eurasia. Adanya pergerakan divergent ini akan mengakibatkan peristiwa patahan/retakan. Salah satu patahan yang terbesar didunia adalah patahan san Andres di California Amerika Serikat yang panjangnya 1.300 km.

Jika terdapat 2 lempeng yang saling mendekat , maka pergerakan tersebut disebut convergent. Beberapa lempeng yang bergerak convergent antara lain, lempeng indo-australia dengan lempeng Filipina serta lempeng indo-australia dengan lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng secara convergent akan mengakibatkan tabrakan atar lempeng. Akibatnya terjadi phenomena subduksi dan tabrakan antar benua. Subduksi merupakan hasil tabrakan lempeng samudra dengan lempeng benua yang mengakibatkan lempeng samudra menyelusup kebawah lepeng benua.

Tabrakan antar benua terjadi ketika kerak benua bergerak saling mendekat. Salah satu fakta terjadi tabrakan antar benua adalah terbentuknya pegunungan Himalaya. Pegunungan Himalaya terbentuk karena ada dua lempeng benua yang bertabrakan, sehingga mengakibatkan salah satu kerak benua terdorong ke atas dan membentuk pegunungan.            

- Penyebab pergerakan lempeng tektonik

Cobalah perhatikan ketika kamu sedang memasak air hingga mendidih. Apa yang akan terjadi ? ketika air mendidih akan timbul gelembung-gelembung udara yang bergerak naikdan hilang dipermukaan. Bagaimana hal itu bisa terjadi ? berdasarkan prinsip kalor, ketika air dipanaskan maka iar didasar panci akan berubah menjadi uap air ( gelembung ) yang massa jenisnya lebih kecil. Karena massa jenis uap air lebih kecil dibandingkan air, amak udara akan bergerak naik kepermukaan. Sesampainya dipermukaan, suhu air akan turun sehingga akan kembali kewujud air. 
Hal tersebut terus berlangsung jika air dipanaskan. Perpindahan kalor tersebut dinamakan Konveksi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Wegener belum dapat menjelaskan bagaimana lempeng bergerak. Akan tetapi, dengan adanya teknologi yang ada saat ini para ilmuan telah menemukan penjelasan tersebut. Salah satu teori yang diajukan ilmuan adalah terjadinya perpindahan panas dari inti bumi kelapisan mantel secara konveksi. Hal ini mirip dengan peristiwa mendidihnya air yang dimasak.

Inti bumi yang memiliki suhu hingga 6000o C akan memanaskan material  mentel bumi bagian bawah, sehingga massa jenis material tersebut berkurang. Akibatnya, material tersebut bergerak naik dari dasar kepermukaan matel. Sesampainya dipermukaan , material tersebut akan mengalami penurunan suhu, sehingga massa jenis material akan bertambah. Karena massa jenisnya bertambah , maka material tersebut akan turun kedasar mantel. Didasar mantel, material tersebut akan terkena material bumi kembali, sehingga proses kenveksi terjadi terus menerus , berdasarkan teori ini, ilmuan ilmuan berhipotesis bahwa  konveksi inti bumi menyebabkan pergerakan lempeng.

Demikian artikl ini semoga bermanfaat dan terimakasih
Sumber : KEMENDIKBUD