Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Tentang Orientalisme dan Masa Pencerahan Hingga Saat Ini

Sejarah Tentang Orientalisme dan Masa Pencerahan Hingga Saat Ini


Sahabat islam sekalian, sehubungan dengan sejarah islam maka kali ini kita akan membahas mengenai Orientalisme dan Masa Pencerahan Hingga Saat Ini yang ulasannya di kutip dari Ensiklopedi islam yang dimana ulasannya adalah sebagai berikut ini.

- Orientalisme

Pemahaman tenang masalah-masalah ketimuran. Istilah ini berasal dari bahasa perancin orient yang berarti timur atau bersifat timur dan isme yang berarti paham, ajaran, cita-cita atau sikap. Secara analisis, orientalisme dibedakan atas 3 bagian yaitu :

1. Keahlian mengenai wilayah timur,
2. Metodologi dalam mempelajari masalah ketimuran dan,
3. Sikap ideologis terhadap masalah ketimuran, khususnya tehadap dunia islam.

Orang yang mempelajari masalah-masalah ketimuran ( termasuk keislaman ) disebut dengan orientalis. Para orientalis adalah ilmuan barat yang mendalami bahasa-bahasa, kesustrasaan, agama, sejarah, adat istiadat dan ilmu-ilmu dunia timur. Dunia timur yang dimaksud disini ialah wilayah yang terbentang dari timur dekat sampai ketimur jauh dan Negara-negara yang berada diafrika utara.
Minat orang barat terhadap masalah ketimuran sudah berlangsung sejak abad pertengahan, mereka sudah melahirkan sejumlah karya yang menyangkut masalah dunia timur. Dalam rentang waktu antara abat pertengahan sampai abad ini, secra garis besar orientalisme dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu 

1. Masa sebelum meletusnya perang salib disaat umat islam berada di zaman keemasannya ( 650-1250 )

2. Masa Perang salib sampai masa pencerahan di eropa.

3. Masa pencerahan di eropa sampai sekarang.

- Masa Pencerahan Hingga Saat ini

Permusuhan antara Kristen dan islam yang timbul akbat adanya tulisan-tulisan negative mulai mereda setelah memasuki masa pencerahan ( enlightenment ) di Eropa, yang diwarnai oleh keinginan mencari kebenaran. Pada masa ini kekuatan rasio mulai meningkat. Dalam sebuah tulisan yang perlukan adalah sikap objektif, bukan mengada-ada. Mulailah muncul tulisan-tulisan mengenai Islam yang mencoba bersifat positif, misalnya tulisan-tulisan Voltaire ( 1684-1778 ) dan Thomas Carlyle ( 1896-1947 ). Tidak semua tulisanmengenai islam yang mengandung hal menjelek-jelekkan, akan tetapi telah mulai berisikan penghargaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an serta ajaran-ajarannya. Jadi mereka mengadakan studi mengenai islam yang sebenarnya.

Setelah masa pencerahan , datanglah masa kolonialisme. Orang barat datang ke dunia islam untuk berdagang dan kemudian juga untuk menundukkan bangsa-bangsa timur. Untuk itu bangsa-bangsa timur perlu diketahui lebih dekat, termasuk agama dan kultur mereka, karena dengan itu, hubungan dagang akan menjadi lancer dan mereka lebih mudah ditundukkan. Pada masa ini muncullah karya-karya yang mencoba memberikan gambaran yang sebenarnya tentang islam. Misalnya, tentang agama dan adat istiadat Indonesia, muncul tulisan-tulisan marsden, raffles, wilken, keyser, snouck hurgronje, vollenhoven,dan sebagainya. Bahkan ketika Napoleon I mengadakan ekspedisi ke Mesir pada tahun 1798, ia membawa sejumlah orientalis untuk mempelajari adat istiadat , ekonomi dan pertanian mesir. Diantara Orientalis itu adalah Langles ( ahli bahasa arab ), villoteau ( mempelajari musik arab ) dan marcel ( mempelajari sejarah Mesir ).

Pada periode ini tulisan-tulisan para orientalis ditujukan untuk mempelajari islam se-objektif mungkin, agar dunia islam diketahui dan dipahami lebih mendalam. Hal ini perlu karena orientalisme tidak bisa begitu saja terlepas dari kolonialisme, bahkan juga usaha kristenisasi. Namun begitu, awal abad ke 20 juga ditandai dengan munculnya para orientalis yang berusaha menulis dunia islam secara ilmiah dan objektif. Orientalisme dijadikan sebagai usaha pemaham terhadap dunia timur secara mendalam. Dalam tradisi ilmiah yang baru ini, bahasa arab dan pengenalan teks-teks klasik mendapat kedudukan utama. Diantara mereka adalah Sir Hamilton A.R. Gibb, Louis Massignon, W.C. Smith, dan Frithjof Scoun.

Orientalisme dan Masa Pencerahan Hingga Saat Ini
Orientalisme dan Masa Pencerahan Hingga Saat Ini
Sir. Hamilton A.R. Gibb, sangat menguasai bahasa arab dan dapat berceramah dengan bahasa ini, sehingga ia diangkat menjadi anggota al-majma al-ilm al arabi ( lembaga ilmu –pengetahuan arab ) di damaskus dan al-majma al-lugah al-arabiyyah ( lembaga bahasa arab ) di cairo, mesir. Ia memandang islam sebagai agama yang dinamis dan Nabi Muhammad SAW mempunyai akhlak yang baik dan benar. Gibb menulis buku tentang islam dalam berbagai aspeknya hingga mencapai lebih dari 20 buah, sehingga oleh orientalis lain ia dipandang sebagai imam mereka tentang islam.Sama seperti bibb, Louis massignon juga mahir berbahasa arab dan menjadi anggota al-majma al-ilm al- arabi serta al-majma al-lugawi. Ia pernah menjadi dosen filsafat islam di universitas cairo. Ia mengatakan berkat adanya “tasawuf” islam menjadi agama internasional yang pengikutnya ada diseluruh dunia. 

W.C Smith mempunyai ilmu yang mendalam tentang islam. Ia adalah pendiri institute pengkajian islam di universitas McGill di montreal, Canada. Ia menyampaikan bahwa tuhan ingin menyampaikan risalah kepada manusia. Untuk itu tuhan mengirim rasul-rasul dan satu diantara rasul itu ialah Nabi Muhammad SAW. Frithjof Schoun menulis buku dengan judul “Understanding Islam” yang mendapat sambutan baik didalam dunia islam. Sayid Hussein an-Nasr ( ahli ilmu sejarah dan filsafat ), misalnya, menyebut buku tersebut sebagai buku terbaik tentang islam sebagai agama dan tuntunan hidup.

Tidak semua pendapat yang dimajukan oleh para orientalis modern tentang islam dapat diterima oleh rasa keagamaan umat islam, meskipun secara rasional pendapat tersebut mungkin benar. Beberapa diantara mereka tidak luput dari kesalahan dalam memberikan interpretasi terhadap ajaran-ajaran islam, disamping banyak juga yang benar.

Kegiatan-kegiatan para orientalis meliputi :

1. Mengadakan kongres-kongres secara teratur yang dimulai diparis ( 1873 ) dan dikota-kota lain didunia secara bergantian. Kongres-kongres pada mulanya bernama Orientalist congress. Sejak tahun 1870-an telah berganti nama menjadi Internasional Congress on Asia and North Africa.

2. Mendirian lembaga-lembaga kejian ketimuran, diantranya Ecole des Langues Orientalis Vivantes ( 1795 ) di Perancis, The School of Oriental and African Studies, Universitas London, ( 1917 )di inggris, Oosters Instituut ( 1917 ) di Universitas Leiden, dan Institut voor het Moderne Nabije Oosten ( 1956 )di Universitas Amsterdam; 

3. Medirikan organisasi-organisasi ketimuran, misalnya Societe Asiatique ( 1822 ) di paris, American Oriental Society ( 1842 ) di Amerika Serikat, Royal Asiatic Society di Inggris, dan Oosters Genootschap in Nederland ( 1929 )di Leiden, dan 

4. Menerbitkan majalah-majalah, diantara adalah Journal Asiatuque ( 1822 )di paris, Journal of the Royal Asiatic Society ( 1899 ) di London, Journal of American Oriental Society ( 1849 ) di Amerika Serikat, Revue du Monde Musulman ( 1907 ) di Perancis, Der Islam Zeutschrift fur Geschichte und Kultur des Islamis chen ( 1910 ) di Jerman, The Muslim World ( 1917 ) di Amerika Serikat, dan Bulletin of the school of Oriental an African Studies ( 1917 )di London. Majalah –majalah ini sebagian besar masih terbit sampai sekarang.

Sekian penjelasan daripara Masa Orientalsime dan Masa Pencerahan hingga saat ini yang semoga dapat menjadi tambahan ilmu kita tentang sejarah islam dan sejarah Orientalisme itu sendiri pada masa –masa sebelum saat ini yang kita hadapi, sekian dan Wassalam.

Sumber : Ensiklopedi Islam