Sejarah Lahirnya Kerajaan Sriwijaya di Indonesia
Sejarah Lahirnya Kerajaan Sriwijaya di Indonesia
Salam sahabat pendidikan sekalian, Berikut ini merupakan artikel yang secara khusus akan membahas satu persatu kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yang diharapkan dapat menjadi pedoman anda didalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugas anda, berikut dibawah ini adalah ulasannya :
Lahirnya kerajaan –kerajaan yang bercorak hindu-buddha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan hindu-buddha di Indonesia. Pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan ini, tradisi agama dan kebudayaan hindu-buddha di kepulauan Indonesia berkembang dengan pesat.
- Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke 7 masehi. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Indonesia. Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai kerajaan maritime dengan menguasai lalulintas perdagangan dari selat malaka, selat sunda, hingga laut jawa.
Sumber sejarah kerajaan sriwijaya diperoleh dari prasasti yang berasal dari dalam negeri dan laur negeri. Prasasti yang berasal dari dalam negeri antara lain : prasasti kedukan bukit, talang tuo, telaga batu, kota kapur, karang berahi, palas pasema dan amoghapasa. Adapun prasasti yang berasal dari luar negeri antara lain : parasasti ligor, nalanda, canton, grahi dan prasasti chaiya. Sumber sejarah lain tentang kerajaan sriwijaya diperoleh dari seorang pendeta cina yang bernama i-tsing.
Berdasarkan sumber-sumber tersebut, diperoleh keterangan mengenai kerajaan sriwijaya sebagai berikut :
1. Kerajaan sriwijaya pernah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Buddha di asia tenggara
2. Pulau Bangka dan jambi hulu telah ditaklukkan oleh kerajaan sriwijaya pada tahun 686 masehi .
3. Pada awal abad ke 11 Raja Rajendracola dari kerajaan colamandala ( india ) melakukan penyerbuan besar-besaran kewilayah sriwijaya. Penyerbuan colamandala dapat dipukul mundur namun berhasil melemahkan kerajaan sriwijaya.
Kerajaan sriwijaya diperkirakan terletak di Palembang , didekat pantai dan ditepi sungai musi. Pada mulanya masyarakat sriwijaya hidup dengan bertani. Namun karena berdekatan dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang. Kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok masyarakat sirwijaya.
Perkembangan perdagangan didukung oleh letak sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak dipersimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari india ke Cina atau dari Cina ke india singgah dulu di sriwijaya, begitu juga para pedagang yang akan ke cina. Para pedagang melakukan bongkar muat barang di sriiwijaya, dengan demikian, sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya, sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kaut. Melalui armada angkatan laut yang kuat, sriwijaya mampu menguasai kawasan perairan asia tenggara, Natuna, selat malaka, selat sunda dan laut jawa.
Selain menjadi pusat perdagangan, kerajaan sriwijaya juga berkembang menjadi pusat agama Buddha Mahayana di asia tenggara. Menurut catatan pendeta i-tsing, bahwa di sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar agama Buddha. Pada tahun 671 M, i-tsing pernah berdiam di sriwijaya untuk belajar tata bahasa sangsakerta sebagai persiapan kunjungannya ke india. Seperti halnya i-tsing, para pendeta cina lainnya yang akan belajar agama Buddha ke india di anjurkan untuk belajar terlebih dahulu di sriwijaya selama satu sampai dua tahun. Disebutkan juga bahwa para pendeta yang belajar agama Buddha itu dibimbing oleh seorang guru yang bernama sakyakerti. Berdasarkan hal ini , dapat disimpulkan bahwa kerajaan sriwijaya sejak abad ke 7 M telah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Buddha.
Raja yang terkenal dari kerajaan sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke 9 masehi. Pada masa pemerintahannya, sriwijaya mencapai masa kejayaan . wilayah kekuasaan sriwijaya berkembang luas. Daerah –daerah kekuasaannya antara lain : Sumatra dan pulau-pulau sekitar jawa bagian barat, sebagian jawa bagian tengah, sebagain Kalimantan dan semenanjung melayu.
Pada abad ke 11 kekuasaan kerajaan sriwijaya mulai mundur. Salah satu penyebabnya adalah penyerbuan besar-besaran kewilayah sriwijaya oleh raja Rajendracola dari colamandala. Pada tahun 1017 masehi, kerajaan colamandala mengadakan serangan pertama. Serangan kedua dilakukan pada tahun 1025 masehi. Penyerbuan colamandala dapat dipukul mundur, namun kekuatan armada laut sriwijaya mengalami kemunduran. Akibat perang ini, banyak kapal sriwijaya yang hancur dan tenggelam. Hal ini menyebabkan banyak daerah kekuasaan sriwijaya yang melepaskan diri. Pada tahun 1377 armada laut majapahit menyerang sriwijaya. Serangan ini mengakhiri riwayat kerajaan sriwijaya.
Demikianlah penjelasan singkat diatas yang membahas mengenai kerajaan hindu-buddha di Indonesia dan semoga bermanfaat bagi sahabat pendidikan sekalian serta sukses selalu menyertai anda.
Terimakasih semoga bermanfaat
Sumber : KEMENDIKBUD