Jelaskan 6 nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia
Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia
Belajar dari kehidupan manusia pada masa praaksara, maka terdapat nilai-nilai budaya dan tradisi yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dan suri teladan yang dimana nilai tersebut masih terlihat hingga saat ini. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Nilai Religius.
Masyarakat paraaksara sudah memiliki kepercayaan dengan adanya kekuatan gaib. Meraka percaya bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai, laut atau tempat yang lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau mahluk gaib.
Meraka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus. Atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau mahluk gaib.
Untuk menghindari malapetaka maka roh halus atau mahluk gaib harus selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut dengan “Animisme”.
Selain percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti kapak, mata tombak, atau benda lainnya memiliki kekuatan gaib, karena memiliki kekuatan gaib maka benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan gaib disebut dengan “Dinamisme”.
b. Nilai Gotong Royong.
Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama.
Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-bangunan batu besar yag dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.
c. Nilai Musyawarah.
dalam kehidupan berkelompok, masyarakat masyarakat praaksara telah mengembangkan nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh ) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk berbagai persoalan yang dihadapi bersama.
Nilai keadilan sudah diterapkan dalam masyarakat praaksara, yaitu dengan adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.
e. Tradisi Bercocok Tanam.
Salah satu cara yang dilakukan masyarakat praaksara untuk memenuhi kebutuhan hidup ialah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.
f. Tradisi Bahari ( Pelayaran )
Masyarakat praaksara telah menganal ilmu astronomi. Ilmu ini sangat membantu pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu itu.
Perahu bercadik adalah “ perahu yang kanan kirinya dipasang alat dari bamboo dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng”.
Perahu bercadik memegang peranan yang penting dalam kehidupan masa paraaksara, selain sebagai lalulintas sungai dan laut, perahu ini juga berperan sebagai alat penyebaran budaya.
Dari uraian ini dapat diketahui bahwa kehidupan masyarakat praaksara sudah memiliki kebudayaan yang cukup maju.
Dengan memiliki kebudayaan dan nilai-nilai tersebut, masyarakat praaksara di Indonesia mampu mengadakan hubungan dan menerima pengaruh kebudayaan baru yang datang dari luar tanpa mengorbangkan kebudayaan sendiri.
Demikainlah penjelasan singkat diatas semoga ada manfaatnya dan juga semoga dapat bernilai ibadah di sisi yang kuasa dan tak lupa kami ucapkan sakses selalu menyertai anda.
Terimakasih dan selamat belajar
Sumber : KEMENDIKBUD