Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem
Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem
Pembelajaranmu.com| Salam sahabat pendidikan sekalian, Berikut ini adalah pemaparan tentang bahan makalah yang bertemakan tentang Pendidkan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem yang di harapkan dapat atau mampu memberikan manfaat yang baik untuk sahabat pendidikan sekalian dan guna mempersingkat waktu mari kaita sama-sama menyimak ulasan dibawah ini :
A. Pengertian
Pendidikan islam adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai islam yang bersumber pada rujukan Al-qur’an dan hadist. Sedangkan system menurut canpel adalah himpunan komponen atau bagian yang saling mempengaruhi dan saling berkaitan yang sama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan defenisi pendidikan agama islam dalam disebutkan dalam kurikulum 2004 standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama islam SD dan MI adalah :
Pendidikan Agama Islam adalah :
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik dalam mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia, mengajarkan ajaran agama islam dari sumber utamanyakitab suci Al-qur’an dan al-hadist melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman “.
Sedangkan menurut ahmad tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah :
usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran islam (knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran islam (doing), dan mengamalkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari ( being).
Dari pengertian diatas dapat difahami bahwa tujuan Pendidika Agama Islam adalah :
untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran islam, keterampilan mempraktekkannya dan dan mneningkatkan pengamalan ajaran islam itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. jadi secara ringkas tujuan pendidikan agama islam adalah keberagamaan . yaitu bagaimana menjadi seorang muslim dengan intensitas keberagamaan yang yang penuh kesungguhan yang didasari keimanan yang kuat.
Upaya untuk mewujudka sosok manusia seperti yang tertuang dalam defenisi pendidikan agama islam diatas tidaklah terwujud secara tiba-tiba atau sifatnya kebetulan.upaya yang terorganisir, sungguh-sungguh dari semua elemen kehidupan di setiap kesempatan dan keadaan harus dilakukan karna sebagaimana prinsip dalam agama islam itu sendiri yang menyerukan untuk memeluk agama islam dengan kaffah maka dari itu kalau itu ingin dicapai tidak ada pilihan lain kecuali ajaran islam harus dipraktekkan dalam setiap waktu, tempat dan keadaan.
Pendidikan islami itu merupakan suatu sistem atau nama suatu tatanan sistem katakanlah dengan bahasa yang mudah yaitu sebagai kurikulum (berbasis keislaman) jadi sifat dan jangkaunnya lebih luas dan universal dapat di pakai oleh siapa pun, ingat nabi muhammad adalah tokoh peradaban manusia modern masa kini beliau menggunakan tatanan sistem islami sebagai tatanan yang benar yang merupakan wahyu dari Alloh swt untuk menyempurnakan ahlak manusia,agama yang menganut ajaran islami yaitu agama islam jadi sangat beruntunglah penganut agama islam yang menganut tatanan sistem islamiyah. Pengertian pendidikan islami adalah pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai islam yang teori-teorinya di susun berdasarkan al-qur’an dan hadis.
Untuk memahami pengertian ini lebih jelas kita dapat membandingkan dengan pendidikan barat,jika pendidikan islami adalah pendidikan yang berdasarkan nlai-nilai islam sedang pendidikan barat adalah pendidikan yang berdasarkan rasio (rasionalisme) yaitu pendidikan yang teori-teorinya di susun berdasarkan ajaran rasionalisme.Rasonalisme adalah paham yang mengedepankan atau terlalu mengagungkan rasio (akal), nilai kebenarannya di peroleh dan di ukur dengan akal. Adapun pendidikan agama islam di bakukan sebagai nama kegiatan dalam agama islam,sebagai nama pelajarannya ialah agama islam. Usaha-usaha dalam pendidikan agama islam itulah yang di sebut sebagai pendidikan agama islam.
B. SISTEM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1.Reorientasi Kerangka dasar Filosofis dan Teoritis
Pendidikan hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proes-proses pemberdayaannya. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.
Sesuai konteks tersebut, maka kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia dewasa ini, sudah tentu tidak terlepas dari peran-peran pendidikannya. Diraihnya kemajuan ilmu dan teknologi yang dicapai bangsa-bangsa di berbagai belahan bumi ini, telah merupakan akses produk suatu pendidikan, sekalipun diketahui bahwa kemajuan yang dicapai dunia pendidikan selalu di bawah kemajuan yang dicapai dunia industri yang memakai produk lembaga pendidikan.
Perumusan filosofi dan teori yang lengkap diperlukan untuk menyeimbangkan antara pendidikan di satu sisi dan dinamika perubahan masyarakat di sisi lain. Suatu proses pembaharuan pendidikan hanya terarah dengan baik dan mantap apabila didasarkan pada kerangka dasar filsafat dan teori pendidikan yang mantap.
Filsafat pendidikan yang mantab hanya dapat dikembangkan di atas dasar-dasar asumsi-asumsi dasar yang kokoh dan jelas tentang manusia, yaitu hakikat kejadiannya, potensi-potensi bawaannya, tujuan hidup dan misinya di dunia ini baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, hubungannya dengan lingkungan dan alam semesta, dan akhirnya hubungannya dengan Maha Pencipta.
2. Misi dan Visi Pendidikan Islam
Realita sekarang ini, tuntutan reformasi pendidikan menuju masyarakat madani tampaknya mengharuskan perumusan misi dan visi pendidikan baik di tingkat makro maupun pada tingkat mikro. Serentetan langkah perlu dioptimalkan untuk melakukan perubahan baik di bidang manajemen, perencanaan sampai pada praksis pendidikan di tingkat mikro. Diantaranya adalah :
• pendidikan nasional (termasuk pendidikan Islam) memupnyai misi dan visi yang berorientasi pada demokrasi bangsa sehingga memungkinkan terjadinya proses pemberdayaan masyarakat secara demokratis.
• Pendidikan hendaknya memilki misi dan visi agar tercapai partisipasi masyarakat secara menyeluruh sehingga secara mayoritas seluruh komponen bangsa yang ada menjadi terdidik.
• Misi pendidikan harus berorientasi pada perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional dan pendidikan Islam yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggungjawab, berketrampilan serta menguasai iptek dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
Berdasarkan pandangan ini, maka lembaga-lembaga pendidikan Islam mau tidak mau dituntut untuk menyusun misi dan visi, baik pada tingkat makro maupun tingkat mikro serta kebijakan dan strategi pengelolaan pendidikannya.
3.Strategi pendidikan Islam
Adapun langkah-langkah atau strategi untuk mencapai visi pendidikan sebagai berikut :
• stategi jangka panjang. Upaya untuk membangun lembaga pendidikan Islam yang memadai secara akademik dan finansial melalui kebijakan restrukturisasi dan rekapitulasi yang berkesinambungan. Mencakup antara lain: menciptakan sistem perencanaan yang berbasis kepentingan lokal, menerapkan sistem manajemen mutu secara menyeluruh, melakukan review kurikulum secara periodik, melakukan perekayasaan proses dan menjaga konsistensi dan kontinuitas internalisasi nilai-nilai sekolah dan masyarakat.
• strategi jangka menengah. Upaya untuk memantapkan infrastruktur melalui kebijakan rekapitulasi terhadap komponen penunjang dalam sistem pendidikan. Strategi ini mecakup dengan demokratisasi pendidikan, relevansi pendidikan, akuntabilitas pendidikan, profesionalisme, meningkatkan efesiensi pendidikan, mengakomodasi kemajemukan, dan desentralisasi.
• strategi jangka pendek., yakni perlunya membangun perangkat infrastruktur sistem pendidikan yang memihak kepada pemberdayaan masyarakat melalui kebijakan restrukturisasi dalam sistem pendidikan Islam. yang urgen sekali adalah pendidikan Islam menyusun strategi untuk meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan akuntabilitas proses pendidikan, meningkatkan profesionalisme pendidikan dan mengurangi uniformitas.
4. Reorientasi Tujuan Pendidikan Islam
Para pakar dan pengamat pendidikan Islam, menyatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan Islam lebih pada upaya kebahagiaan di dunia dan akhirat, menghamba diri kepada Allah, memperkuat keislaman, melayani kepentingan masyarakat Islam, dan akhlak mulia. Tampaknya dalam merumuskan tujuan pendidikan ini, sebagian umat Islam atau sebagian para ahli pendidikan Islam mengalami kesulitan dalam membedakan syariat Islam sebagai ilmu yang disusun ulama sebagai tafsir atas wahyu serta syariat Islam sebagai ajaran
Tuhan dalam wahyu yang termaktub dalam al-Quran.Disisi lain ada pandangan menyatakan bahwa pendidikan Islam bukan sekedar "transfer of knowledge" ataupun "transfer of training", tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata di atas pondasi “keimanan” dan “kesalehan”, yaitu suatu sistem yang terkait secara langsung dengan Tuhan .
Dengan demikian, dapat dikatakan pendidikan Islam suatu kegiatan yang mengarahkan dengan sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai Islam. Maka sosok pendidikan Islam dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang membawa manusia kearah kebahagian dunia dan akhirat melalui ilmu dan ibadah. Karena pendidikan Islam membawa manusia untuk kebahagian dunia dan akhirat, maka yang harus diperhatikan adalah "nilai-nilai Islam tentang manusia; hakekat dan sifat-sifatnya, misi dan tujuan hidupnya di dunia ini dan akhirat nanti, hak dan kewajibannya sebagai individu dan anggota masyarakat. Semua ini dapat kita jumpai dalam al-Qur'an dan Hadits.
Jadi, dapat dikatakan bahwa "konsepsi pendidikan model Islam, tidak hanya melihat pendidikan itu sebagai upaya "mencerdaskan" semata (pendidikan intelek, kecerdasan), melainkan sejalan dengan konsep Islam tentang manusia dan hakekat eksistensinya.
Maka, pendidikan Islam sebagai suatu pranata sosial juga sangat terkait dengan pandangan Islam tentang hakekat keberadaan (eksistensi) manusia. Oleh karena itu, pendidikan Islam juga berupaya untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran bahwa manusia itu sama di depan Allah dan perbedaanya adalah terletak pada kadar ketaqwaan masing-masing. tujuan pendidikan Islam yang ada sekarang ini, dirasakan tidaklah benar-benar diarahkan kepada tujuan positif, tetapi tujuan pendidikan Islam hanya diorientasikan kepada kehidupan akhirat semata dan cenderung bersifat defensif, yaitu upaya menyelematkan kaum muslimin dari pencemaran dan pengrusakan yang ditimbulkan oleh dampak gagasan Barat yang datang melalui disiplin ilmu, terutama gagasan-gagasan yang mengancam akan meledakkan standar-standar moralitas tradisional Islam.
Berdasar hal itu, maka kemudian ditarik beberapa dimensi yang hendak diupayakan untuk ditingkatkan dan dicapai oleh kegiatan proses pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu : dimensi keimanan peserta didik, dimensi pemahaman atau penalaran intelektual, dimensi penghayatan dan pengalaman batin serta dimensi pengamalannya dalam berbagai praktik kehidupan nyata.
Ke depan rumusan tujuan pendidikan Islam diharapkan lebih bersifat problematis, strategis, antisipatif, menyentuh aspek aplikasi serta dapat menyentuh kebutuhan masyarakat atau penggunan lulusan. Artinya, pendidikan Islam berupaya membangun manusia dan masyarakat secara utuh dan menyeluruh (insan kamil) dalam semua aspek kehidupan yang berbudaya dan berperadaban yang tercermin dalam kehidupan manusia bertakwa dan beriman, berdemokrasi dan merdeka, berpengetahuan, berketrampilan, beretos kerja dan profesional, beramal saleh, berkepribadian, bermoral anggun dan berakhlakul karimah, berkemampuan inovasi dan mengakses perubahan serta berkemampuan kompetitif dan kooperatif dalam era global dan berpikir lokal dalam memeproleh kesejahteraan dunia dan akhirat.
5. Reorientasi Kurikulum Pendidikan Islam
Materi pendidikan dan pendidikan Islam tergambar dalam kurikulum yang disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikannya. Materi pendidikan yang terakomodasi dalam kurikulum menggambarkan standar kemampuan dasar yang wajib dimiliki peserta didik pada masing-masing jenjang pendidikan. Untuk itu dalam kurikulum terdapat kelompok mata pelajaran yang berorientasi pada pembentukan sikap dan nilai pribadi yang integral sebagai warga masyarakat dan warga negara. Kelompok mata pelajaran yang berorientasi pada kemampuan akademik serta kelompok pelajaran yang berorientasi pada ketrampilan.
Pemerintah telah berupa maksimal untuk menanggulangi berbagai permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan di Indonesia, termasuk kurikulum. Bahkan pemerintah telah mengundangkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 beserta peraturan-peraturan pemerintah (PP) sebagai penunjang UU No. 27, 28, 29 dan 30 Tahun 1990. Dan juga telah dirombak ulang dengan berlakunya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdikans.
6. Reorientasi Metodologi Pendidikan Islam
Metodologi pendidikan diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan sesorang, khususnya proses belajar mengajar. Atas dasar inilah, maka metodologi pendidikan Islam harus didasarkan dan disesuaikan dengan :
a. didasarkan pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itu ia mampu berkembang
b. didasarka pada karakteristik masyarakat madani yaitu manusia yang bebas dari ketakutan, bebas berekspresi dan bebas menentukan arah kehidupannya
c. didasarkan pada learing competency, yakni peserta didik akan memilki seperangkat pengetahuan, ketrampilan, sikap, wawasan, dan penerapannya sesuai dengan kriteria atau tujuan pembelajaran
Mastuhu mengusulkan konsep pemikiran metodologi pendidikan Islam yang sifatnya lebih teknis sebagai berikut : a) bagi studi pendidikan Islam tidak ada pemisahan istilah pendidikan dan pengajaran, b) dalam melaksanakan metodologi pendidikan dan pengajaran Islam harus dipergunakan paradigma holoistik, artinya memandang kehidupan sebagai suatu kesatuan, sesuatu yang konkrit dan dekat dengan kepentingan hidup sehari-hari sampai dengan hal-hal abstrak dan transendental, c) perlu dipergunakan model penjelasan yang rasional disamping pelatihan dan keharusan melaksanakan ketentuan-ketantuan doktrin spiritual dan norma peribadatan..
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara pandang dan paradigma tawaran yang kiranya perlu dikaji dalam dunia pendidikan kita. Secara umum dapat kita ambil kesimpulan dan benang merah bahwa dalam upaya membangun masyarakat madani, pendidikan Islam harus berupaya mengembangkan konsep pendidikan integralistik, konsep pendidikan humanistik, konsep pendidikan pragmatis dan konsep pendidikan yang berakar pada budaya.
Wacana yang perlu dikembangkan pada pendidikan masyarakat Indonesia adalah pendidikan yang berorientasi pada kompetensi nilai-nilai ilahiyah, knowledge, skill, ability, sosio kultural dan harus berfungsi untuk memberikan kaitan secara operassional antara peserta didik dengan masyarakatnya, lingkungan sosio kultural dan selalu menerima adanya perubahan yang terus berpacu.
B. SARAN-SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun ini sangat jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di penyusunan tugas-tugas berikutnya mudah-mudahan apa yang kita lakukuka senantiasa bernilai ibadah di sisi ALLAH SWT Amin…
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Cet. 1. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fasli Jalal. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita.
H.A.R. Tilaar. 1999. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia,Strategi Reformasi Pendidikan Nasional .Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.
_____________. 1991. Sistem Pendidikan Nasional yang Kondusif Bagi Pembangunan Masyarakat Industri Modern Berdasarkan Pancasila, Makalah Utama Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V.
HM. Arifin, 1991. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.
Muhaimin. 1994. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah). Bandung : Remaja Rosdakarya.
.
Demikianlah bahan makalah tersebut diatas, semoga ada manfaatnya bagi kita semua dan sukses selalu menyertai anda, Wassalam.