Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dalil Naqli Tentang Perilaku Jujur dan Adil

Dalil Tentang Jujur dan Adil

Pada surah (Al- Maida 5 ayat 9), Allah Swt berfirman yang artinya :

" Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah Swt, manjadi saksi dengan adil. Dan jangan sesekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tudak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah Swt, Sungguh, Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Q.S AL-Maidah 5/9).

Dalil Naqli Tentang Perilaku Jujur dan Adil
Dalil Naqli Tentang Perilaku Jujur dan Adil
Ayat tersebut diatas sangat menegaskan bahwa proses penegakan keadilan adalah suatu keharusan hanya karena Allah Swt semata dan bukan karena kepentingan pribadi atau duniawi. Kepentingan duniawi  atau pribadi harus dikesampingkan didalam menegakkan keadilan. Bahkan jika kita harus untuk bersaksi untuk kerabat dekat kita sendiri, maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang sebenarnya, mskipun kesaksian tersebut harus merugikannya. Demikian pula jika kit abersaksi untuk lawan kita maka kita pun harus bersaksi dengan mengatakan yang sebenarnya meskipun itu menguntungkannya.

Muncul satu pertanyaan yang mengatakan, lalu bagaimana jika kebenaran itu dari orang kafir? Meskipun demikian, kita tetap harus berlaku adil dan menerima kebenaran meskipun hal tersebut muncul dari orang yang kafir. bahkan jika kita menolak kebenaran diri yang kafir dikategorokan sebagai kezaliman. Maka dari itu, keadilan barulah berlaku untuk semua, baik itu kawan ataupun untuk lawan. 

Jika kebenaran yagn datangnya dari sesama kaum muslim maka sudah jelas harus kita terima. Jadi, agak menjadi sesuatu yang aneh jika kita sesama muslim saja saling bertikai hanya karena masing-masing merasa bahwa pendapatnya yang paling benar. Berlaku adil pada ayat Allah diatas memiliki makna untuk selalu berlaku adil dan menegakkan keadilan. Jadi setiap usaha untuk menegakkan keadilan dan perilaku menegakkan keadilan akan mendekatkan kepada ketaqwaan dan semakin sempurna keadilan maka semakin sempurnah pula ketaqwaan.

Dikisahkan tentang keadilan Khalifatullah Umar bin Khattab (salah seorang sahabat Nabi) terhadap seorang kakek Yahudi yang berbunyi :

" Kakek datang jauh-jauh dari mesir, adakah keperluan yang kakek ingin sampaikan?" tanya
Khalifah kepada kakek Yahudi. Kemudian kakek Yahudi itupun menceritakan kisahnya tentang rumahnya yang dibongkar secara sepihak untuk dibangunkan Masjid. Iapun mencurahkan isi hatinya kepada Khalifah Umar tentang perjuagannya untuk memiliki rumah itu. " Sungguh sangat menyedihkan, harta satu-satunya yang aku miliki  sekarang telah sirna, karena dirampas oleh Pemerintah.

Wajah Khalifah Umar sontak memerah dan begitu marah mengetahui kisah yang didengarnya dari kakek Yahudi, Khalifah Umar lantas mengambil tulang Unta busuk lalu menggoreskan tulang busuk tersebut dengan huruf Alif menggunakan pedangnya. Khalifah Umar kemudian memberikan tulang busuk itu kepada kakek Yahudi  lalu berpesan " Bawalah tulang ini ke Mesir dan berikan kepada Gubernur Amr Bin Ash" dengan penuh rasa terheran-heran, kakek Yahudi pulang ke Mesir hanya dengan membawa tulang.

Setelah tiba di Mesir, kakek Yahudi tersebut kemudian memberikan tulang tersebut kepada Gubernur Amr bin Ash. Sang Gubernur tersebut sontak kaget dan langsung pucat ketika menerima tulang tersebut dari kakek Yahudi. Mendadak, Amr memerintahkan jajarannya untuk membongkar masjid yang dibangun di tanah kakek Yahudi itu. Kakek Yahudi pun merasa heran mengapa dengan sebatang tulang unta busuk itu, Amr bin Ash bersedia membongkar masjid untuk kemudian membangun kembali gubuk milik kakek Yahudi tersebut, kemudian kakek itu betanya " maaf tuan, tolong jelaskan perkara pelik ini. Berasal dari apakah tulang busuk itu? apa keistimewaan dari tulang busuk itu sehingga tuan berani memutuskan untuk membongkar begitu saja masjid yang amat mahal ini?

Kemudian dengan pertanyaan itu, Amr bin Ash kemudian memegangi pundak kakek Yahudi itu lalu berkata : " Wahai kakek, Tulang ini hanyalah tulang busuk dan tidak ada keistimewaan. Akan tetapi tulang ini merupakan peringatan keras terhadap diriku dan peringatan dari Khalifah Umar bin Khattab. Artinya, apapun pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat kamu akan bernasib sama seperti tulang ini, karena itu bertindak adillah kamu seperti huruf Alif yang lurus. Adil di atas dan adil di bawah".

Kemudian kakek Yahudi itu berkata " ternyata Islam itu sangat adil ya tuan, Gubernur menjawanya dengan mengatakan "iya inilah Islam". Lalu sang kakek berkata lagi " Sungguh saya kagum dengan keadilan Islam. Mulai hari saya menyatakan diri masuk Islam, dan saya ikhlaskan gubug saya untuk dibanguni Masjid"  

Rasulullah Saw bersabda yang artinya :

" Hendaklah kalian bersikap jujur karena kejujuran itu akan membawa pada kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa kepada surga " (H.R. Ahmad).

Pada hadist diatas menyatakan bahwa kejujuran akan membimbing kita kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa pelakunya kepada surga. Seseorang yang jujur hidupnya akan jauh lebih tenang, obtimis dan penuh dengan semangat. Akan jauh berbada jika seseorang pernah berdusta, tentu hidupnya akan senantiasa diselimuti oleh rasa bersalah dan juga gelisah sebab dusta yang dilakukannya akan senantiasa ditutupi dengan dusta-dusta yang lainnya.

Orang jujur juga akan mendapat kepercayaan dari orang lain. Kepercayaan itu tidak dibeli degan uang melainkan kepercayaan itu ada sebab seseorang memang layak mendapatkannya. dikisahkan didalam kisah Abu Ubaidah bin Jarrah (sahabat Nabi yang sangat jujur) :

" Suatu ketika orang -orang Najran pernah datang kepada Rasulullah Saw seraya berkata : " Ya Rasulallah utuslah kepada kami seseorang yang jujur dan dapat dipercaya" lalu kemudian Rasulullah bersada ;" Sungguh aku akan mengutus kepada kalian orang yang sangat jujur dan dapat dipercaya. Para sahabat pun merasa penasaran dan akhirnya menunggu-nunggu ornag yang imaksudnya. Ternyata Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah"

Kejujuran dan juga keadilan adalah dua perilaku terpuji yang harus ada pada diri seorang muslim. Rakyat jelata merindukan pemimpin yang adil. Seorang tersangka merindukan keadilan seorang hakim. Seorang atlit menginginkan wasit yagn adil jadi demikianlah keadilan sangat dibutuhkan didalam kehidupan manusia. Ketahuilah bahwa Doa seorang pemimpin yang adil akan diterima oleh Allah Swt sebagaimana dijelaskan dalah Hadis Riwayat Ahmad yang berbunyi :

" Telah menceritakan kepada kami Abu Al Mudillah pelayan Umul Mukminin, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata ; " Rasulullah Saw bersabda ; " tiga orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu (imam) pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang di zholimi. Doa mereka dibawa keatas awan dan dibukakan pintu langit untuknya " (H.R Ahmad).

Demikian ulasan singkat diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih, dan baca juga artikel agama terkait lainnya yang membahas tentang Pengertian Jujur dan Adil di Dalam Islam
Sumber : KEMENDIKBUD-RI_Jakarta,2017.
Penulis : Muhammad Ahsan,Sumiati.