Konflik Serta Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Dalam Masyarakat
Konflik Dalam Masyarakat.
Setiap konflik yang muncul dan terjadi didalam masyarakat, bukanlah suatu hal yang terjadi secara medadak atau tiba-tiba sebab setiap konflik tersebut tentu melalui proses sebelum terjadi yang ditandai oleh beberapa gejala didalam masyarakat. Gejala-gejala yang menadai adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain sebagia berikut :
![]() |
Konflik Serta Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Dalam Masyarakat |
- Tidak adanya kesamaan pendapat antarkelompok, misalnya perbedaan tujuan cara melakukan sesuatu, sisi pandang yang berbeda.
- Norma-norma sosial yang ada dimasyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai tujuan bersama.
- Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga terjadi kebingungan yang berujung kesalahfahaman bagi masyarakat.
- Sanksi terhadap pelanggar atas norma yang kurang tegas atau bahkan lemah.
- Tidakan atau perbuatan masyarakat yagn sudah tidak sejalan atau sesuai dengan norma-norma yang masih berlaku.
- Terjadinya proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah kepada persaingan yang tidak sehat, tindakan kontroversial, dan pertentangan itu sendiri (konflik).
Beberapa gejala dalam masyarakat yang dapat menjadi potensi penyebab konflik sosial antara lain adalah sebagai barikut ini :
- Gejala Menguatnya Etnosentrisme Kelompok.
- Stereotip Terhadap Suatu Kelompok.
- Hubungan antar Penganut Agama yang Tidak Harmonis.
- Hubungan antatra Penduduk Asli dengan Penduduk Pendatang yang Kurang Harmonis.
1. Gejala Menguatnya Etnosentrisme Kelompok.
Etnosentrisme berasal dari kata etnos yang memiliki arti suku atau etnik sedangkan sentrisme berarti titik pusat yang dengan demikian etnosentrisme bisa diartikan sebagai perasaan suatu kelompok di maka kelompoknya merasa bahwa kelompok tersebutlah yang paling baik, paling benar, paling hebat sehingga hal tersebut membuat suatu kelompok mengukur kelompok yang lain dengan nilai norma kelompoknya sendiri.
Sikap yang demikian, tidak hanya terdapat didalam suatu kelompok suku saja namun juga terdapat didalam kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik, suporter sepak bola dan lainnya. Konflik antar pelajar yang sering terjadi di lingkungan pendidikan terkadang disebabkan oleh sikap kelompoknya yang merasa lebih hebat, lebih kuat, dari kelompok yang lainnya.
2. Stereotip terhadap kelompok lain.
Yaitu suatu anggapan yang dimiliki suatu kelompok yang bersifat tidak baik, misalnya tentang anggapan bahwa suatu kelompok identik dengan kekerasanr, sifat suatu suku yang kasar dan lain sebagainya.
Sikap atau sifat stereotip ini dapat terjadi didalam berbagai kelompok, seperti kelompok Agama, Suku, Ras, maupun golongan contohnya seperti geng motor, kelompok remaja tertentu, organisasi masyarakat, dan lain sebagainya. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.
3. Hubungan antar Pengatun Agama Kurang Harmonis.
Hubungan antar pengatun Agama yang kurang atau tidak harmonis sama sekali dapat dipicu oleh sikap 'Fanatik' yang berlebihan terhadap keyakinan masing-masing yang berdampak pada timbulnya sikap tidak toleran terhadap agama lain.
Berpegang teguh terhadap ajaran Agama masing-masing memang sudah keharusan bagi meraka yagn beragama, namun haram hukumnya memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Keberagaman Agama dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam masyarakat yang kemudian dapat berkembang menjadi konflik antar agama apa bila tidak mengembangkan sikap saling menghormati agam dan keyakinan masing-masing.
4. Hubungan Penduduk Asli dengan Pendatang.
Hubungan antara penduduk suatu wilayah yang asli dengan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan berbagia masalah dalam masyarakat yang beragam. Ketidakharmonisan tersebut dapat terjadi dengan diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan komunikasi, dan sabagainya.
Konflik-konflik yang sering terjadi didalam lingkungan masyarakat sering terjadi akibat dari beberapa faktor sehingga konflik tersebut bersifat konfleks atau rumit. Contohnya, pertentangan seorang pelajar disekolah dapat terjadi karena letak, masalah pribadi antarsiswa, kejenuhan didalam lingkungan sekolah, pengaruh dari luar sekolah, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, Menyelesaikan suatu pertentangan tidak hanya dapat diselesaikan dengan satu cara saja misalnya memindahkannya ke sekolah lain. namun kiranya perlu kebersamaan dalam menyesaikan konflik tersebut dengan mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik tersebut.
Demikian ulasan singkat tentang Terjadiya Konflik Dalam Masyarakat diatas, semoga bermanfaat dan menajdi pelajaran yagn berharga untuk kita sekaian. Terimakasih.
Sumber : KEMENDIKBUD-RI_Jakarta,2018.
Kontributor Naskah : Ai Tin Sumartini dan Asep Sutisna Putra.
Penelaah : Kokom Kumalasari,dkk
Pe-Review : Satar Muharja.