Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. 

Terdapat beberapa istilah pada pengertian metode penelitian tersebut. Borg dan Gall (1989) menyatakan :

" Many labels have been used to distinguish between traditional research methods and these new methods :  positivistic versus postpositivistic research; scientivic versus artistic research; confirmatory versus discovery-oriented research; quantitative versus interpretive research;  quantitative versus qualitative research. The quantitative - qualitative distinction seem most widely used. Both quantitative researcher and qualitative researcher go about inguiry in different ways".

Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional, dan metode baru; metode positivistik dan postpositivistik; metode scientifik dan metode artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantititatif dan interpretif. Jadi metode  kuantitattif sering dinamakan metode tradisional, positivistik, scientific, dan metode discovery. Selanjudnya metode kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postpositivistik; artistik; dan interpretive research.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik sebab berlandasakan pada filsafat positivisme.

Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaedah ilmiah yaitu disebut dengan metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini desebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivistik. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode inrepretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Kedua metode ini disebut dengan Metode kuantitatif dan kualitatif. 

Metode peneltian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengunaan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikaskan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat dedukatif, dimana untuk menjawb rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesisnya.

Hipotesis tersebut selanjudnya diuji melalui pangmpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjudnya di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskptif atau inferensial sehingga sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara acak (rondum), sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat di generalisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik sebab penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah; disebut juga sebagai metode etnographi, sebab pada awalnya metode ini lebh banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif sebab data yang terkumpul dan analisanya lebih bersifat kualiatif.

Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang mengandung realitas sosial sebagai sesuatu yang holstik/utuh, kompleks, dinamis,penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian dilakukan pada obyek yang lamiah. 

Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adala orang, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peniti harus memiliki bekal eori dna wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkostruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas  dan bermakna. 

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknikpengumpulan data secara gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta - fakta yang ditemukan di lapangan kemudian dikostruksikan menjadi hipotesis atau teori.

Meode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, satu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik datayang tampak. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak menekankna pada generalisasi, tatapi lebih kepada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan Tansferabiliti.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsfat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triagulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.


Demikan penjelasan diatas, semoga bermanfaat dan termakasih.

Penulis :Prof. Dr. Sugiyono