Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai dan Prestasi Raja Mataram

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai dan Mataram.

Salam sahabat pendidikan sekalian dimanapun berada, kali ini pada ulasan ini kita akan membahas tentang sejarah berdirinya kerajaan Samudera PAsai dan Kerajaan Mataram Islam yang semoga dapat menjadi jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang anda dapatkan. untuk lebih jelasnya mari kita simak bersama ulasan beriktu ini.

- Kerajaan Samudera Pasai.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai dan Prestasi Raja Mataram

Kerajaan Islam pertama di Indonesia ialah kerajaan samudera pasai yang letaknya berada di pesisir timur laut Aceh, Kabupaten Lhokseumawe Aceh Utara disaat ini. Kerajaan ini lahir diperkirakan mulai sejak awal pertengahan abad ke 13 M.

Kita ketahui berasama bahwa proses dakwah Islam yang telah dibahas pada artikel sebelumnya mengatakan bahwa dakwah Islam terjadi di daerah pesisir pantai terjadi sejak abad ke 7 M. Kawasan Aceh yang paling strategis dan berada dipintu masuk Selat Malaka menjadikan Aceh sebagai tempat pertemuan para pedagang dari berbagai daerah di nusantara serta para pedagang yang berasal dari luar negeri, terutama para pedagagang Islam.

Maka dari itu, tidak mengherankan jika pengaruh Islam sangat kuat di Aceh dan di wujudkan dengan di bangunnya kerajaan Islam yang bernama Samudera Pasai. Salah satu bukti berdirinya kerajaan Samudera Pasai adalah adanya nisan kubur yang terbuat dari granit berasal dari dari Samudera Pasai. Dari nisan tersebut dapat diketahui bahwa Raja Pertama Samudera Pasai, Sultan Malik Al- Saleh meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.

Di tahun 1521 M, kerajaan ini Samudera Pasai di taklukkan oleh protugis yang selanjudnya kerajaan Samudera Pasai mulai mundur dan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Aceh. Kerajaan Samudera Pasai berakhir di tahun 1524 M.

- Kerajaan Mataram Islam.

Kerajaan Mataram Islam lahir pada tahun 1586 dengan Raja pertamanya adalah Sutawijaya yang diberi gelar " Senopati Ingalaga Sayidin Panatagama" artinya Panglima perang dan Ulama pengatur kehidupan beragama. Pusat kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yaitu kota Gede.

Kerajaan Mataram menggapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Sultna Agung Hanyakrakusuma ( 1613 - 1645 M). Hal tersebut merupakan cerminan dari kebesaran jiwa, keberaian, keuletan, dan kecakapan serta kuatnya kepribadian Sultan Agung. Ia adalah seorang militer yang handal, organisator yang berhasil, ahli politik, ahli sastra, ahli filsafat, dan selalu mementingkan urusan Agama.

Di dalam sejarah Islam, Kesultanan Mataram memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan sejarah kerajaan - kerajaan Islam di Nusantara. Hal ini terlihat dari semangat Raja-Raja untuk memperluas daerah kekuasaan, dan meng-Islamkan para penduduk daerah kekuasaannya, hinga mengembangkan kebudayaan yang bercorak Islam di Jawa. Pada Msa Sultan Agung, banyak prestasi besar yang dicapai yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memperluas daerah kekuasaannya yang meliputi Jawa-Madura ( keculai Banten dan Batavia ), Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.

2. Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas tersebut langsung dari pemerintahan pusatnya di kot Gede.

3. Melakukan kegiarna ekonomi yang bercorak agraris dan maritim dan menjadikan Mataram sebagai pengeksport beras terbesar di masa tersebut.

4. Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran sehingga mampu menundukkan daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang Belanda di Batavia sampai dua kali. Andai kata Batavia tidak di pagari tembok-tembok yang tinggi, benteng-benteng yang kuat, dan persenjataan yang modern sudah pasti Batavia jatuh ke tangan Mataram.

5. Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu ( saka ) dengan tahun Islam ( Hijriah ) yang berdasarkan peredaran bulan ( sejak tahun 1633 M ).

7. Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gending dan Kitab Suluk. Misalnya Suluk Wujil ( 1607 M ) yang berisi tentang wejangan Sunan Bonang kepada abdi Raja Majapahit yang bernama Wujil.

8. Menyusun kitab undang-undang baru yang merupakan perpaduan dari hukum - hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut dengan Surya Alam.