Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menentukan Awal Puasa Ramadhan Sesuai Quran dan Hadits

Seperti kita ketahui bersama bahwa dalam menetukan awal puasa ramadhan, kita sebagai umat islam menggunakan dua metode yang berbeda yaitu : 

metode Hilal dan Ru'yah sebagai landasan utama untuk menentukan awal puasa ramadhan. 

Meski terkadang kedua metode ini masih menyisakan perdebatan antara golongan - golongan yang berbeda pendapat namun 

kedua metode ini tetap menjadi metode yang di anjurkan untuk dijalankan oleh para guru atau para ulama besar kita.

Cara Menentukan Awal Puasa Ramadhan

A. Menentukan Awal Ramadhan dengan Metode Hilal.

Cara Menetukan Awal Puasa Ramadhan Sesuai Quran dan Hadits
Cara Menetukan Awal Puasa Ramadhan Sesuai Qur'an dan Hadits

Berdasarkan pada petunjuk Rasulullah SAW bahwa awal Rhamadan ditentukan dengan melihat hilal dengan cara langsung,

Baik dengan mata telanjang atau dengan menggunakan alat bantu seperti teropong jarak jauh diketinggian gedung atau pegunungan atau dengan kesaksian satu orang yang telah baligh, 

Berakal, muslim, dapat dipercaya dan mampu menjaga amanah bahwa ia telah melihat hilal secara langsung.

Jikalau Hilal belum terlihat atau tidak ada kesaksian dari satu orang sebab atau dikarenakan terjadinya cuaca mendung dilangit atau tertutupi oleh awan, 

maka bulan sya'ban disempurnakan atau digenapkan menjadi 30 hari sesuai dengan Firmah Allah Swt didalam QS  Al-Baqarah : 185 yang artinya :

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

" Karena itu, barang siapa diantara kamu (dinegeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut." (QS  Al-Baqarah : 185).

Adapun pernyataan tersebut didukung dengan sabda Rasulullah Saw didalam Hadits Riwayat Bukhari yang mengatakan bahwa:

" Apabila bulan telah masuk kedua puluh sembilan malam (dari blan sya'ban). Maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal. Dan apabila mendung, sempurnakanlah bulan sya'ban menjadi tiga puluh hari." (H.R. Al- Bukhari).

B. Menetukan Awal Puasa Ramadhan dengan Metode Hisab.

Didalam riwayat Hadits Muslim dan Bukhari diterangkan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda yang artinya :

" Sesungguhnya kami adalah ummat ummiyah. Kami tidak mengenal kitabah (tulis menulis) dan tidak pula mengenal hisab. Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30)." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Menetapkan ramadhan dengan ru'yah adalah kesepakatan para salaf ( sahabat Nabi) dan kesepakatan ini adalah hujjah/bantalan kepada mereka (yang menggunakan hisab)- (di katakan oleh - Al- Baaji). 

Madzhab ini (yang menetapkan awal ramadhan dengan hisab) adalah madzhab bathil dan syari'at ini telah melarang mendalami ilmu nujum tersebut(hisab) 

sebab ilmu ini hanya sekedar dzon (perkiraan) dan bukanlah ilmu yang qoth'i (pasti) atau prasangka yang kuat.

Jika seandainya atau seumpamanya suatu perkara (misalnya menentukan awal puasa ramadhan) hanya dikaitkan dengan hisab agama kita akan menjadi sempit 

sebab tidak ada yang menguasai ilmu hisab tersebut kecuali hanya sedikit sekali (Fathul Baari,6:156).

Lalu, bagaimana jika telah tiba pada malam ke 30 bulan sya'ban hilal masih juga belum terlihat karena tertutup awan atau mendung  maka bulan sya'ban harus disempurnakan menjadi 30 hari. 

Dan pada hari itu tidak diperbolehkan berpuasa berdasarkan pada Hadist Riwayat At-Tharmidzi yang dishahihkan oleh Al- Albani dalam Shahih wa Dho'if Sunan Nasa'i) yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda yang artinya :

" Janganlah kalian mendahalui Ramadhan dengan berpuasa satu hari atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka berpuasalah (H.R. At-Tharmidzi).

Hadits tersebut diatas memberi gambaran bahwa mendahulukan berpuasa pada satu hari sebelum Ramadhan dalam rangka kehati-hatian yaitu :

takut jika pada hari yang meragukan itu ternyata sudah masuk Ramadhan adalah haram untuk dilakukan dengan adanya perintah " Jangan " didalam hadits tersebut. 

Selain dari hal tersebut, kita dilarang berpuasa pada hari itu sebab hari tersebut adalah hari yang meragukan sebagaimana diterangkan 

dalam Hadits Riwayat Abu Daud dan At-Tharmidzi yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda yang artinya :

" Barang siapa yang berpuasa pada hari yang diragukan maka ia telah mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah Saw)." (H.R Abu Daud dan At-Tharmidzi di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dho'if Sunan Tirmidzi).

Terdapat pula pendapat lain yang menyatakan bahwa, Jika pada hari yang meragukan tersebut Pemerintah memerintahkan kita untuk berpuasa, 

maka segenap kaum muslim diharuskan untuk menjalankan ibadah puasa tersebut sesuai dengan perintah dan sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa: 

C. Ikutilah Pemerintahmu dalam Memulai Puasa Ramadhan atau Berhari Raya.

Untuk memudahkan dan juga demi menjaga persatuan dan kesatuan umat muslim di nusantara ini, 

maka salah satu cara terbaik dalam rangka menentukan awal puasa Ramadhan adalah dengan ikut atau mengikuti perintah atau putusan pemerintah 

sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang dijelaskan dalam Hadits Riwayat At-Tharmidzi yang artinya :

" Puasa kalian ditetapkan manakala mayoritas dari kalian berpuasa, Idul Fitri ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridhul Fitri, dan idul adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian beridul adha." ( H.R At-Tharmidzi yang menyatakan hadits ini Hasan Qhorib).

Didalam Tamamul Minnah,1:399, Imam At-Tharmidzi juga mengatakan : " Sebagian Ulama menafsirkan Hadits ini dengan menyatakan,' 

Maksud dari Hadits ini yaitu puasa dan hari raya hendaknya dilakukan bersama jama'ah (yaitu pemerintah kaum muslim) dan juga mayoritas manusia (masyarakat).

Dari semua penjelasan tersebut diatas, maka sebaiknya diantara semua cara yang ada ada baiknya kita saling menjaga agar jika satu cara tidak dapat menyelesaikan satu perkara maka kita bisa menggunakan 

cara lainnya tanpa harus berselisih pendapat atau paham demi menjaga kesatuan dan persatuan umat muslim dimanapun berada.

Sekian dulu ulasan singkat tentang cara menentukan awal puasa ramadhan tersebut diatas, semoga bermanfaat.