Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Organisasi Internasional

Secara umum, organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional. dikarenakan organisasi internasinal adalah subjek hukum internasional, maka organisasi internasional memiliki hak dan kewajiban yang dtetapkan dalam kenvensi - kenvensi internasional.

Pada umumnya organisasi internasional beranggotakan negara - negara, namun, meski demikian tidak menutup kemungkinan organisasi internasional terdiri pula dari berbagai badan hukum atau badan usaha, bergantung dari sifat organisasi tersebut. Pertanyaannya kemudian, bagaimanakah keterlibatan Indonesia dalam organisasi Internasional tersebut dalam menciptakan perdamaian dunia?

Berikut ini dipaparkan beberapa keterlibatan negara Indonesia dalam beberapa organisasi Internasional yang diantaranya sebagai berikut.


Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Organisasi Internasional
Organisasi Internasional PBB

A. Peran Indonesia dalam PBB (Perserikatan Bangsa - Bangsa)


Tanggal 28 September 1950 Indonesia secara resmi menjadi anggota PBB dengan mendapatkan suara bulat dari para negara anggota. hal tersebut terjadi kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui konferensi Meja Bundar.

PBB dan Indonesia memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan dan sejak tahun itu pula PBB secara konsisten mendukung Indonesia untuk menjadi negara merdeka, berdaulat, dan mandiri. Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup bersar seperti ketika terjadi agresi militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan Indonesia dibahas dalam sidang umum PBB.

selanjutnya, PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang membawa Indonesia - Belanda ke meja Perundingan Renville. Ketika terjadi agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI yang mempertemukan Indonesia - Belanda dalam Perundingan Roem Royen yang diwakili oleh Duta Besar Labertus Nicodemus Palar sebagai wakil tetap RI hingga tahun 1953.

Sebagai negara anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga dibawah naungan PBB. Misalnya, Dewan Ekonomi dan Sosial ( ECOSOC ), Organisasi Buruh Internasional ( ILO ), ataupun Organisasi Pangan dan Pertanian ( FAO ). Salah satu prestasi Indonesia di PBB adalah pada saat Menteri Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.

Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. dalam hal ini Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara yang mengalami konflik. Pencapaian Indonesia di Dewan Kemanana PBB adalah ketika pertama kalinya terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974 - 1975.

Indonesia terpilih untuk kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap DK PBB pada periode 1995 - 1996 yang pada periode tersebut, Wakil tetap RI Nugroho Wisnimurti tercatat dua kali menjadi Presiden DK PBB. Terakhir, Indonesia terpilih untuk ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2007 - 2009 melalui proses pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak pilih.

Pada Komisi Hukum Internasional PBB atau International Law Commission ( ILC ), Indonesia mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusumaatmadja sebagai anggota ILC pada periode 1992 - 2001dan pada pemilihan terakhir pada Sidang Majelis Umum PBB ke - 61, Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC periode 2007 - 2011, setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia, dan terpilih kembali untuk masa tugas 2012 - 2016.

Indonesia juga merupakan salah satu anggota pertama Dewan Hak Asasi Manusia ( HAM ) dari 47 negara anggota PBB lainnya yang dipilih pada tahun 2006 yang kemudian terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM PBB untuk periode 2007 - 2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.


Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Organisasi Internasional
Organisasi Internasional ASEAN

B. Peran Indonesia dalam Association of South East Asian Nation ( ASEAN )


Sebagai bagia dari Asia Tenggara secara khusus dan Dunia dan pada umumnya, menyadari pentingnya hubungan kerja sama dengan negara - negara lain di berbagai belahan dunia sebagaimana yang dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di ASIA Tenggara dan memegang peranan penting dalam hal keamanan dan stabilitas di Asia Tenggara. Indonesia memiliki peran besar dalam membentuk kesepakatan untuk menciptakan stabilitas reginal dan perdamaian. Misal, Indonesia telah mengambil peran utama dalam membantu proses pemulihan kembali demokrasi di Kamboja dan selain itu juga, Indonesia menjadi perantara perdamaian di Filipina Selatan.

Peran Indonesia dalam ASEAN tidak pernah surut dan menjadi preoritas utama Indonesia dalam politik luar negeri Indonesia dengan cara aktif berpartisipasi dalam setiap penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT ) atau pertemuan - pertemuan ASEAN dan bahkan Indonesia sering manjadi tuan rumah dalam acara - acara penting ASEAN yang diantaranya adalah sebagai berikut;

1. KTT ASEAN pertama.

KTT pertama dilaksanakan di BALI tanggal 24 Feb. 1976 dan menghasilkan dua dokumen penting ASEAN berikut ini.

  • Deklarasi ASEAN Bali Concord I, yang berisi tentang berbagai program yang akan menjadi kerangka kerja sama ASEN yang meliputi bidang Keamanan, Sosial, Budaya dan Politik.

  • Perjanjian persahabatan dan kerja sama yang menghasilkan kesepakatan berupa Prinsip = prinsip dasar dalam hubungan satu sama lain diantaranya tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri satu sama lain, menyelesaikan perselisihan dengan cara damai, dan menolak penggunaan ancaman/kekerasan.

2. Pertemuan informal pemimpin Negara ASEAN pertama.

Pertemuan ini diselenggarakan di Jakarta tanggal 30 November 1996 yang merupakan tindak lanjud dari keputusan yang dihasilkan dalam KTT ke 5 ASEAN di Bangkok pada bulan Desember 1995.

3. KTT ASEAN ke- 9.

KTT ini dilaksanakan atau diselenggarakan lagi di BALI pada tanggal 7 Oktober 2003 yang menghasilkan Deklarasi ASEAN Bali Concord II, sebagai kelanjutan dari Bali Concord I dengan tujuan untuk memperkuat Visi ASEAN 2020. Dalam KTT ini juga ditetapkan Komunitas ASEAN yang didasarkan atas tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN ( ASC ), Komunitas Ekonomi ASEAN ( AEC ), dan Komunitas Sosual Budaya ASEAN ( ASCC ).

Selain itu, Negara - negara ASEAN juga menyepakati gedung sekretariat ASEAN bertempat di Jakarta dan ditempat inilah Sekretaris Jenderal ASEAN Bertugas. Ada 3 orang tokoh dari Indonesia yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN, yaitu H.R Dharsono ( 1977 - 1978 ), Umarjadi Nyotowijono ( 1978 - 1979 ), dan Rusli Noor ( 1989 - 1992 ).


Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Organisasi Internasional

C. Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok.


Gerakan Non-Blok memiliki arti khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai negara yang netral ( tidak memihak ) yang dicerminkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa " kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunai harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanuisaan dan perkeadilan ". 

Selain itu, diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dari Gerakan Non-Blok ( GNB ).

Sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non-Blok, Indonesia juga senantiasa setia dan memegang teguh prinsip - prinsip dan aspirasi Gerakan Non-Blok yang ditunjukkan dalam kiprahnya pada masa kepemimpinan Indonesia di tahun 192 - 1995.

Selama tiga tahun dipimpin Indonesia, banyak kalangan menyebut Gerakan Non-Blok berhasil memainkan peran penting dalam percaturan politik global. Melalui " Jakarta Message ", Indonesia memberi warna baru pada gerakan ini dengan meletakkan titik berat kerja sama pada pembangunan ekonomi.

Akan tetapi, meskipun demikian, politik dan keamanan negara - negara sekitar tetap menjadi perhatian. Dengan kontribusi positifnya selam ini, Indonesia percaya untuk turut menyelesaikan berbagia konflik regional, antara lain, konflik berdarah Kamboja, gerakan separatis Moro di Filipina, dan sengketa di Laut Cina Selatan.

Meskipun sekarang Indonesia disaat sekarang tidak lagi menjabat sebagai pemimpin Gerakan Non-Blok, namun tidak berarti bahwa penanganan oleh Indonesia terhadap berbagai permasalahan penting GNB berhenti atau mengendur. Sebagai anggota GNB, Indonesia akan tetap berupaya menyumbangkan perannya untuk kemajuan GNB dimasa yang akan datang.

Demikianlah uraian singkat tentang peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui organisasi internasional tersebut diatas, semoga bermanfaat dan terimakasih.

Sumber: Kemdikbud-RI.