Apa itu budaya politik partisipan? pembelajaranmu.com
Budaya Politik Partisipan pembelajaranmu.com. Budaya politik partisipan adalah salah satu jenis budaya politik bangsa yang selaras dengan budaya politik demokrasi.
Hal ini dicirikan dengan adanya orientasi yang tinggi terhadap semua objek politik. Baik itu objek politik umum, input, output, serta pribadinya sendiri selaku warga negara.
A. Ciri Budaya Politik Partisipan.
Ciri - Ciri daripada warga yang umumya memiliki ciri budaya politik partisipan, antara lain adalah sebagai berikut.
- Warga memiliki pengetahuan dan kepekaan yang cukup terhadap masalah atau isu - isu mengenai kehidupan politik negaranya.
- Warga mampu bersikap terhadap isu politik baik dengan sikap yang mendukung/menerima ataupun dengan sikap yang menolak.
- Warga mampu menilai terhadap masalah atau issu politik yang timbul dalam kehidupan bermegara.
- Warga menyadari adanya kewenangan atau kekuasaan pemerintah.
- Warga memiliki kesadaran untuk taat terhadap peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan tanpa perasaan tertekan.
- Warga memiliki kesadaran akan peran, hak, dan tanggung jawabnya selaku warga negara.
- Warga mampu berani dan memberi masukan gagasan tuntutan kritik terhadap pemerintah.
B. Upaya Menerapkan Budaya Politik Partisipan.
Upaya untuk menerapkan budaya politik partisipan adalah dengan cara melatih diri agar memiliki ciri -ciri orientasi seperti yang telah dijelaskan dipoin bagian atas. Berikut contohnya.
- Agar memiliki pengetahuan dan kepekaan terhadap masalah atau issu politik, kita membiasakan diri untuk membaca dan melihat berita dan berbicara tentang masalah politik disekitar kita.
- Agar mempu bersikap dan menilai objek politik kita harus membiasakan diri untuk mengutarakan pendapat, berkomentar jika terdapat issu politik yang muncul.
- Membiasakan diri memberi masukan atau usulan serta kritikan terhadap suatu kebijakan.
- Membiasakan diri untuk taat dan patuh terhadap peraturan yang memang telah disepakati.
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa orientasi politik seorang warga dapat menghasilkan tiga (3) jenis orientasi politik, yaitu;
1. Orientasi yang setia atau mendukung,
2. Orientasi yang apatis dan masa bodoh, dan
3. Orientasi yang menolak atau terasing.
Dalam budaya politik partisipan, orientasi yang setia dicirikan dengan orientasi yang positif atau mendukung, baik orientasi koqnitif, efektif, maupun evaluatif terhadap objek politik.
Orientasi yang apatis dicirikan dengan orientasi koqnitif yang positif namun orientasi efektif dan evaluatifnya berada di angka nol atau masa bodoh terhadap objek politik.
Klasifikasi dan Ciri Budaya Politik.Klik.Disini.
Sebaliknya, orientasi yang teransing di cirikan dengan orientasi yang negatif atau menolak pada komponen efektif dan evaluatif, namun orientasi koqnitifnya positif terhadap objek politik.
C. Contoh Orientasi Politik.
a. Orientasi setia atau mendukung.
Seseorang tahu bahwa Presiden Indonesia saat ini dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu ia sangat tahu akan hal itu dan ia menilai itu baik untuk demokrasi di Indonesia.
b. Orientasi apatis atau masa bodoh.
Seseorang tahu kalau Presiden Indonesia sekarang ini dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, namun ia tidak bisa bersikap setuju, melainkan masa bodoh saja dan ia tidak mau menilai apakah itu baik atau tidak baik untuk rakyat Indonesia.
c. Orientasi menolak atau terasing.
Seseorang tahu bahwa Presiden Indonesia di saat ini dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum atau pemilu , namun iya menolak hal itu serta berpendapat bahwa itu buruk bagi perkembangan negara Indonesia.
Dari ketiga penjelasan diatas, maka tentunya yang diharapkan oleh negara adalah orientasi yang setia atau mendukung sistem politik negara.
Sebab warga yang memiliki orientasi politik setia jelas akan menguntungkan bagi negara serta memperkuat dukungan rakyat terhadap negara.
Sebaliknya, Jika hasil orientasinya adalah orientasi yang menolak maka dapat merugikan negara bahkan sistem politik negara yang bersangkutan akan menjadi lemah karena tidak didukung oleh rakyatnya.
Negara Indonesia yang demokratis jelas sangat membutuhkan warga negara yang berbudaya politik partisipan dan berorientasi setia atau mendukung sistem politik nasional. Warga negara dengan ciri inilah yang memang dibutuhkan bagi sistem politik demokrasi di Indonesia.
Budaya politik suatu bangsa nantinya akan melahirkan perilaku politik bangsa itu. Perilaku politik sesungguhnya merupakan pencerminan dari budaya politik.
Budaya politik partisipan diharapkan akan melahirkan perilaku politik yang partisipatif pula dari warga negara.
Berunding, berdemokrasi, melakukan rapat, mengeluarkan pendapat, beraudinesi dengan pejabat, membuat putusan, berkompromi adalah contoh - contoh dari perilaku politik.
Nah dari uraian singkat tentang Budaya Politik Partisipan tersebut diatas, semoga bisa memberikan gambaran kepada kita semua tentang apa dan bagaimana jalan yang terbaik bagi kita untuk meramaikan dunia perpolitikan dinegara kita ini. Demikian dari kami dan terimakasih.