Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budaya Politik - Klasifikasi Beserta Ciri - Ciri Budaya Politik

Orientasi warga negara terhadap sistem politik berbeda - beda dan beragam yang menyebabkan terjadinya variasi dalam budaya politik.

Klasifikasi dan Ciri Budaya Politik

Menurut Gabriel dan Sidney bahwa Budaya Politik dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis budaya yaitu; 

  • Budaya politik parokial, 
  • Budaya politik kaula/subjek, dan 
  • Budaya politik partisipan.

Dalam membedakan ketiga budaya politik tersebut digunakan ukuran derajat orientasi warga terhadap objek politiknya.

Dengan adanya perbedaan orientasi warga terhadap objek politik menimbulkan tiga jenis budaya politik yang bebeda pula.

Orientasi yang rendah terhadap objek politik dilambangkan dengan angka nol, sedangkan orientasi yang tinggi terhadap objek politiknya dilanmbangkan dengan dengan angka satu.

Baca juga: Pengetian Budaya Politik Secara Lengkap.

Ciri - Ciri Budaya Politik Parokial.

Dalam budaya politik parokial orientasi politik warga  terhadap keseluruhan objek politik, baik itu umum, input, dan output serta pribadinya bisa dikatakan sangat rendah.

Berdasarkan hal tersebut maka terbentuklah ciri - ciri budaya politik parokial yang terdiri dari 6 ciri budaya politik, yaitu;

a.Warga cenderung tidak menaruh minat terhadap objek - bjek politik yang luas, kecuali yang terdapat disekitarnya.

b. Warga tidak terlalu banyak berhadap atau tidak memiliki harapan - harapan tertentu dari sistem politik dimana ia berada.

c. Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan atau kekuasaan dalam masyarakatnya.

d. Berlangsung dalam masyarakat yang masih tradisional dan sederhana, contohnya seperti masyarakat suku.

e. Belum adanya peran - peran politik yang khusus, peran politik dilakukan serempak bersamaan dengan peran ekonomi, keagamaan dan lainnya.

f. Berkaitan dengan hal diatas, maka pelaku politik tidak hanya menjalankan peran politik tetapi juga berperan lain di masyarakat itu, contohnya, seorang kepala suku tidak hanya meminpin suku  namun juga sebagai penguasa ekonomi, pemimpin spiritual, dan panglima perang.

Baca juga: Jenis - Jenis Budaya Politik.

Ciri - Ciri Budaya Politik Kaula/Subjek.

Dalam budaya politik kaula atau subjek, orientasi politik warga terhadap objek politik umum dan objek politik output adalah mendekati satu atau dapat dikatakan orientasinya tinggi.

Sebaliknya, orientasi warga terhadap objek politik input dan perannya sendiri adalah mendekati nol atau bisa dikatakan sangat rendah.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka muncullah 6 jenis ciri budaya politik kaula yang diantaranya adalah sebagai berikut;

a.Warga menaruh kesadaran, minat dan perhatian tehadap sistem politik pada umumnya dan terutama terhadap objek politik output, sedangkan kesadarannya terhadap input dan kesadarannya sebagai aktor politik sangat rendah.

b. Warga menyadari sepenuhnya akan otoritas pemerintah.

c. Mereka tidak berdaya memengaruhi, bahkan tunduk dan patuh saja terhadap segala kebijakan dan putusan yang ada di masyarakatnya.

d. Warga bersikap menerima saja terhadap segala keputusan yang dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi apa lagi sampai di tentang.

e. Sikapnya sebagai aktor politik adalah pasif, yang mengartikan ketidak mampuannya untuk berpartisipasi dalam untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.

f. Tidak banyak memberikan masukan dan tuntutan kepada pemerintah, tetapi cukup puas untuk menerima apa saja yang berasal dari pemerintah.

Ciri - Ciri Budaya Politik Partisipan.

Klasifikasi Beserta Ciri - Ciri Budaya Politik

Orientasi politik warga terhadap keseluruhan objek politik dalam budaya politik partisipan, baik umum, input atau output maupaun pribadinya bisa dikatakan tinggi. Maka bedasarkan hal tersebut maka ciri - ciri budaya politik partisipan adalah;

a. Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek politiknya, baik itu menerima atau menolak suatu opjek politik.

b. Kesadaran bahwa ia adalah warga negara yang aktif dan berperan sebagai aktivis.

c. Warga menyadari akan hak dan tanggung jawabnya dan mampu mempergunakan hak itu dan menanggung kewajibanya.

d. Tidak pasrah begitu saja keadaan, tunduk pada keadaan, berdisiplin, tetapi dapat menilai dengan penuh kesadaran semua objek politik, baik keseluruhan input, output ataupun posisi dirinya sendri.

e. Kehidupan politik dianggap sebagai sarana transaksi seperti halnya penjual dan pemberli. Warga dapat menerima berdasarkan kesadaran, tetapi juga mampu menolak berdasarkan penilaiannya sendiri.

Baca juga: Contoh Partisipasi Politik Indonesia.

Kesimpulan.

Dari ketiga klasifikasi jenis dan ciri budaya politik politik diatas, baik Gabriel Almond ataupun Sidney Verba berpendapat bahwa, ketiga budaya politik tersebut selaras dengan sistem politiknya.

a. Budaya politik Parokial selaras dengan sistem politik tradisional.

b. Budaya politik kaula/subjek selaras dengan sistem politik otoritarian, dan 

c. Budaya politik partisipan selaras dengan sistem politik demokrasi.

Keserasian antara budaya politik dengan sistem politiknya akan membentuk kematangan budaya politik. 

Dengan demikian maka kematangan budaya politik bangsa akan tergantung pada sejauh mana keserasian antara budaya politik dengan sistem politik dari bangsa yang bersangkutan.

Semakin serasi antara struktur atau sistem politik dengan aspek - aspek budaya bangsa maka akan semakin matang pula budaya politiknya, meski pada kenyataannya masyarakat lebih cenderung kepada budaya politik campuran.

Dari semua uraian tentang klasifikasi dan ciri budaya politik diatas kami berharap semoga dapat memberikan manfaat bagi anda semua dan cukup sekian dari kami.