Apa Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pendidikan Politik? | pembelajaranmu.com
Pembelajaranmu.com. Terkadang orang mengira bahwa pendidikan politik adalah sosialisasi politik dengan kata lain bahwa mereka mengira jika pendidikan politik itu sama dengan sosialisasi politik.
Jika kita merujuk pada pembahasan sebelumnya tentang pengetian sosialisasi politik maka pendidikan politik tidaklah sama dengan sosialisasi politik.
![]() |
Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pendidikan Politik - pembelajaranmu.com |
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Politik.
Pendidikan politik hanyalah salah satu cara untuk melakukan sosialisasi politik dimana pendidikan politik merupakan mekanisme sosialisasi politik secara langsung. Dengan demikian, sosialisasi politik dapat dilakukan melalui pendidikan politik.
Pendidikan politik dilakukan secara terencana dengan tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Pendidikan politik dapat dilakukan secara formal, contohnya melalui sekolah dan non-formal melalui organisasi politik kemasyarakatan.
Pendidikan politik melalui sekolah dapat diajarkan dengan memberikan mata pelajaran yang memuat misi pendidikan politik.
Dan salah satu mata pelajaran yang memuat ilmu tentang politik adalah mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan atau PKN/PPKN.
Pendidikan kewarganegaraan dengan misi sebagai pendidikan politik sangat memiliki peran penting dalam membina warga negara Indonesia yang berbudaya politik sesuai dengan sistem politik demokrasi.
Melalui pendidikan kewarganegaraan disosialisasikan pengetahuan tentang nilai - nilai serta pandangan - pandangan politik yang sesuai dengan sistem politik demokrasi.
Warga negara yang berbudaya politik akan melahirkan budaya politik dan perilaku politik yang mendukung sistem politik nasional demokrasi Indonesia.
Namun, Bisa saja terjadi dalam melakukan sosialisasi politik justru menghasilkan budaya politik partisipan tetapi menolak atau terasing dengan sistem politik demokrasi.
Banyak warga negara yang berpartisipasi, namun partisipasi tersebut bukan mendukung malah menolak sistem politik demokrasi.
Hal yang demikian tentunya sangat mungkin untuk bisa melemahkan stabilitas sistem demokrasi itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam sosialisasi politik yang perlu disampaikan adalah nilai - nilai dan pandangan - pandangan politik yang baik dan sesuai dengan sistem politik demokrasi. Demikianlah pentingnya sosialisasi politik dalam rangka pembentukan budaya politik.
Berdasarkan komponen komunikasi politik, kita dapat memberi contoh sebuah komunikasi politik. Sumber komunikasi yaitu seorang kandidat yang ikut seleksi calon pemimpin publik.
Pesannya adalah serangkaian visi dan misi publik, saluran yang digunakan berupa siaran televisi dan audiansnya adalah pemirsa yang sedang menonton siaran tersebut.
Sedangkan umpan balik dari apa yang disaksikan dari para pemirsa terebut yaitu persetujuan dan ketidaksetujuan atas visi dan misi politik kandidat dari para pemirsa.
Sumber komunikasi politik bisa bermacam - macam, bisa juga sumber komunikasi politik terdiri dari beberapa orang individu.
Seorang pemimpin politik adalah sumber yang bersifat individu, sedangkan kelompok massa yang berunjuk rasa adalah sumber yang bersifat menyebar (difus).
Sumber komunikasi suatu waktu dapat menjadi audiens atau menjadi saluran komunikasi. Jadi, dalam suatu situasi seseorang dapat menjadi sumber, namun dalam waktu lain ia bisa juga menjadi penerima dan pada peristiwa lainnya ia mungkin menjadi saluran.
Saluran Komunikasi Politik.
Saluran komunikasi politik dapat terdiri atas beberapa bagian, diantaranya adalah;
- Media massa, baik itu cetak ataupun elektronik
- Kelompok kepentingan dan Partai Politik, dan
- Kontak - kontak Individu dan Kelompok Individu.
Media massa dalam masyarakat maju dan modern memainkan peran yang penting terutama dalam hal komunikasi politik.
Bahkan, media masa kini memberikan berbagai macam informasi kepada pembaca, pendengan ataupun pemirsa dengan jangkauan yang cepat dan luas.
Berbagai peristiwa dan kejadian politik dapat kita saksikan dimedia massa, tentu juga selain dari berita politik, media juga menampilkan berita lainnya seperti ekonomi, pendidikan dan hiburan.
Media elektronik seperti radio dan televisi dapat menjangkau secara cepat, terpecaya dan aktual, sedangkan media cetak, seperti koran dan majalah mampu secara dalam menurunkan berita politik dan terekam lebih lama bagi masyarakat luas.
Bahkan media cetak dapat melayani kepentingan golongan atau sekelompok eksklusif dengan berita - berita yang lebih berbobot.
Setiap media cetak memiliki segmen pembaca tersendiri yang membuatnya bebeda dengan media televisi dan radio yang populer bagi semua lapisan masyarakat.
Kelompok kepentingan, organisasi dan partai politik juga menjadi saluran bagi komunikasi politik. Saluran ini lebih bersifat politis dari media sebab mampu secara khusus menghadirkan para sumber dan pesan politik pada masyarakat atau anggotanya.
Partai politik dan kelompok kepentingan lainnya sering mengadakan komunikasi politik, seperti melakukan acara tatap muka dengan pejabat pemerintahan, kunjungan daerah atau antar daerah, rapat akbar, dan pawai partai.
Akibatnya, para partisipan akan lebih bersifat aktif dan akrab dalam melakukan atau melaksanakan komunikasi politik.
Peran Serta Budaya Politik Partisipan.
Tentunya dari penjelasan sebelumnya kita sudah mengetahui ciri - ciri warga negara yang berbudaya politik partisipan dan warga tersebut semakin jelas budaya politik partisipannya bila mana diwujudkan dalam perilaku politik.
Budaya politik tentunya berbeda dengan perilaku politik, apalagi jika dibandingkan dengan budaya politik campuran. budaya politik belum mengarah pada aktifitas atau kegiatan politik melainkan masih mengarah pada sebatas orientasi politik dan sikap warga negara.
Sedangkan perilaku politik telah merujuk pada aktifitas atau kegiatan nyata warga negara dalam kehidupan berpolitik.
Pada umumnya perilaku politik warga negara dipengaruhi oleh budaya yang dimiliki. Dengan demikian perilaku warga negara merupakan perwujudan atau bentuk - bentuk peran serta dari budaya politik warga negara itu sendiri.
Seorang warga negara dapat menampilkan budaya politiknya dalam wujud perilaku politik. Berikut beberapa contoh perilaku politik warga negara sebagai perwujudan dari budaya politik partisipan yang diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Pemberi masukan, pendapat, saran dan kritik terhadap pemerintahan.
2. Ikut serta dalam berbagai jejak pendapat.
3. Pelaksanaan demokrasi secara damai, baik dalam bentuk penolakan maupun dukungan.
4. Mengikuti proses pemilihan umum (pemilu) baik pemilu legislatif, eksekutif dan yudikatif.
5. Ikut serta dalam rapat, musyawarah, dialog, debat publik dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah bersama.
Dari uraian diatas, kami berharap semoga dapat memberi jawaban untuk pertanyaan anda dan memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat serta semakin memberikan wawasan luas tentang hubungan antara pendidikan kewarganegaraan dengan pendidikan politik.
Mungkin cukup sekian dulu yang bisa kami sampaikan dan mohon maaf atas segala kekurangan. terimakasih.