Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan PKN

Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan PKN

Dinamika dan tantangan Pkn merupakan suatu kenyataan bahwa pendidikan kewarganegraaan telah mengalami beberapa transisi baik dari segi tujuan, orientasi, substansi materi, metode pembelajaran hingga sistem evaluasinya.

Bagaimana Argumen Dinamika dan Tantangan PKN terbentuk.

Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan PKN

Dinamika dan tantangan yang pernah di hadapi oleh Pkn di Indonesia dari masa kemasa sangat berkaitan erat dengan perjalanan sejarah tetang praktik kenegaraan atau pemerintah Republik Indonesia mulai sejak di proklamirkannya kemerdekaan di tahun 1945 hingga saat ini. 


Pkn memiliki kaitan yang erat dengan perjalanan sejarah dikarenakan adanya ontologi Pkn, yaitu sikap dan perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dimulai dari status sosial setiap warga negara yang berbeda tentunya akan memberikan peran dan fungsi yang berbeda pula, sehingga sikap dan perilaku mereka sangat dinamis.

Aristoteles (1995) menyatakan bahwa " konstitusi yang berbeda memerlukan tipe warga negara yang berbeda karena ada jenis fungsi sipil yang berbeda". Disini kita bisa menyimpulkan bahwa setiap konstitusi mensyarakatkan kriteria warga negara yang baik sebab setiap konstitusi memiliki ketentuan tetang warga negara.

Pkn tidak hanya didasarkan pada konstitusi negara yang bersangkutan, namun juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman di masa depan berdasarkan pada kecenderungan yang ada.(Coursehero.com).

Membangun argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan

Suatu kenyataan bahwa pendidikan kewarganegaraan telah mengalami beberapa perubahan, baik dalam hal tujuan, materi substansi, orientasi, metode pambelajaran hingga pada sistem evaluasinya.

Semua hal tersebut teridentifikasi dari dokumen kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia sejak masa proklamasi hingga saat ini.

Dimasa Orde Lama, pendidikan kewarganegaraan (PKN) mengajarka tentang bagaimana mejadi warga negara yang baik dna warga negara yang baik adalah warganegara yang berjiwa 'revolusi', anti imperialisme, kolonialisme, dan neokolonialisme.

Sedangkan pada masa Orde Baru, warga negara yang baik yaitu warga negara yang Pancasilais, membangun, patriotisme dan lainnya.

Sejalan dengan visi Pendidikan Kewarganegaraan di era Reformasi, misi atau tujuan pendidikan ini yaitu mengingkatkan kompetensi seseorang atau warga negara Indonesia itu sendiri menjadi warga yang berperan serta cara aktif dalam sistem pemerintahan negara yang demokratis.

Tujuan PKN.

Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan ini adalah bertujuan untuk membangun sikap toleransi, tenggang rasa, gotong royong, memelihara persatuan dan kesatuan, tidak memaksakan pendapat dan lainya yang dirasinalkan demi terciptanya stabilitas nasional sebagai persyaratan bagi kelangsungan pembangunan.

Uraian tersebut diatas merupakan gambaran umum dari dinamika yang terdapat didalam pendidikan kewargaegaraan.

Komponen Utama Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu dari materi pendidikan karakter di lingkungan pendidikan memiliki peran penting dalam proses membangun kepribadian masyarakat Indonesia.

Terdapat 3 komponen utama dalam pendidikan kewarganegaraan diantarnya adalah;

- Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),

- Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) dan 

- Sikap kewarganegaraan (civic disposition).

Meskipun demikian, pada kenyataannya peran dari ketiga komponen tersebut belum sepenuhnya terealisasikan, sehingga rasa nasionalisme bangsa semakin memudar.

Dapat kita saksikan dari lemahnya penegakan hukum yang terjadi dimasa sekarang ini korupsi yang semakin marak dengan wajah - wajah baru, kolusi dan nepotisme dengan wajah demokrasi, primordialisme, etika politik kalangan elit kita terutama para penyelenggara Negara kita saat ini banyak mengecewakan masyarakat.

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sinergitas dalam menyikapi tantangan tersebut dimana sinergitas yang dimaksudkan adalah konseptual yang ada dalam pembelajaran pedidikan kewarganegaraan harus dikolaborasikan dengan metode penyapaian pendidik dengan baik dan terarah agar konsep dan tujuan pembelajaran ini dapat menjadi salah satu solusi penyelesaian masalah yang terjadi.

Dari uraian singkat diatas, dapat kita ketahui bersama bahwa dinamika pendidikan kewargaegaraan itu pun terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, pendidikan kearganegaraan ini sudah sepatutnya selalu menyesuaikan dengan dinamika dan tantangan sikap dan perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (pdfcoffe.com)

Mungkin sampai disini apa yang dapat kami sampaikan mengenai argumen tentang dinamika dan tantangan Pkn tersebut diatas semoga bermanfaat dan terimakasih.