Latar Sejarah Lahirnya Pancasila Terlengkap
Apa Latar Sejarah Kelahiran Pancasila ?
Sahabat pembelajaranmu.com dimanapun berada, tahukan kita simbol atau lambang negara kita ? ya benar, simbol pancasila kita diambil dari gambar burung garuda yang didadanya terdapat pancasila yang menjadi panutan dalam berbangsa dan bernegara.
![]() |
Lambang Garuda Mitologi Hindu by Pixaby |
Garuda Merupakan nama burung yang terdapat dalam kisah wayang yang dikisahkan sebagai anak dewa yang dijadikan tunggangan raja dalam melawan kejahatan dan didalam kehidupan nyata, Garuda merupakan burung rajawali atau burung elang raksasa yang menjadi salah satu jenis buung terbesar yang bisa terbang di angkasa.
Pada lambang garuda terdapat perisai di dadanya yang didalamnya terdapat 5 simbol gambar dimana 5 gambar tersebut melambangkan proses kelahirannya melalui proses yang panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Semua lambang yang terdapat dalam perisai di dada burung garuda inilah yang menjadi sarana untuk mengenal Pancasila melalui gambarnya diantaranya, lambang bintang sebagai simbol ketuhanan, rantai sebagai lambang kemanusiaan, pohon beringin sebagai lambang persatuan, gambar banteng sebagai simbol kerakyatan, dan padi apas sebagai simbol keadilan sosial.
Setidaknya kurang lebih ada 4 periode tahapan kelahiran pancasila dimana keempat proses tersebut merupakan latar sejarah lahirnya pancasila, mulai dari sejarah awal, masa kerajaan nusantara, masa penjajahan, dan masa kebangkitan nasional yang kemudian melahirkan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
- Masa Sejarah Awal Pancasila.
Beberapa peninggalan purba menjadi petunjuk bahwa nilai pancasila sudah ada sejak dahulu tepatnya pada masa pra-aksara sebelum abad ke 3 masehi dimana sarana upacara adat atau keagamaan pada saat itu menunjukkan nilai ketuhanan.
Beberapa contoh sarana tersebut terdapat pada nekara atau gong perunggu yang ditemukan di banyak tempat seperti Sumatera hingga Alor Nusatenggara Timur.
Nilai kemanusiaan dan persatuan juga dapat dilihat dari jejak peradaban masa lalu diantaranya pada lukisan dinding didalam goa yang salah satunya terdapat di goa leang-leang Sulawesi Selatan dan pedalaman Kalimantan.
Selain itu nilai kemanusiaan lainnya dapat dilihat dari adanya patung-patung purba seperti yang terdapat pada lembah bada sulawesi tengah dan digunung Dempo Sumatera Selatan dan nilai tersebut terus berkambang dalam bentuk kreativitas dna kesadaran berfikir setelah adanya prasasti batu bertulis.
Pada abad ke 5, berdirilah kerajaraan Tarumanegara di jawa barat, kerajaan Kutai di Kalimantan, Kerajaan Kalinga di Jawa Tengah dimana Prasasti batu bertulis pada masa itu menjadi petunjuk akan ketentraman yang menjadi penanda dari nilai persatuan, hingga nilai kerakyaan dan keadilan sosial.
- Masa Kerajaan Nusantara.
Diakhir abad ke 17, muncul kerajaan besar seperti kerajaan Sriwijaya, Wangsa Sanjaya dan Syailendra di Jawa. Kerajaan kembar ini membangun Candi Borobudur dan Prambanan yang menunjukkan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial yang kuat.
Beberapa lama kemudian muncul lagi kerajaan Majapahit yang berdiri setelah mengalahkan pasukan Tiongkok (cina) dengan wilayahnya yang meliputi Singapura, Malaysia, Brunai, Filiphina, Kamboja dan Selatan Vietnam.
Kemudian muncul lagi kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, kerjaaan Demak, dan Ternate. Islam dan bahasa Melayu berkembang di seluruh Nusantara. Budayawan WS Rendra (1935-2009) menyebutkan bahwa zaman Demak sebagai ' zaman renaisans' atau zaman kebangkitan Nusantara.
Pada masa kerajaan Nusantara yang makmur tersebut, nilai ketuhanan dan keadilan sosial sangat menonjol dan tiga nilai Pancasla lainnya juga mengalami perkembangan yang sangat baik.
- Masa Penjajahan.
Kemakmuran negeri ini tidak lepas dari perhatian orang asing salah satunya tiongkok, India, Arab, lalu Eropa. Mulanya mereka datang untuk berdagang namun kemudian Bangsa Eropa mulai menjajah Nusantara.
Para penjajah tersebut diantaranya adalah bangsa Portugis, Inggris, Spanyol dan akhirnya Belanda yang menjajah paling lama yakni 350 tahun.
Pada daerah Sumatera terjadi perlawan oleh Sultan Iskandar Muda, Sultan Badaruddin, Si Singamaraja, Imam Bonjol dalam Perang Paderi (1803 - 1837) dan Cut Nya' Dhien dalam Perang Aceh (1873 - 1904).
Di Jawa terjadi perlawan dalam perang Diponegoro (1825-1930). Pattimura di Maluku, Jelantik di Bali, juga Pangeran Antasari di Kalimantan ikut serta angkat senjata untuk melawan penjajahan.
Sementara itu, Perang laut besar-besaran dilakukan Sultan Babullah di perairan Maluku dan Papua. Hang Tuah di Selat Malaka, juga Sultan Hasanuddin di Laut Sulawesi dan Laut Jawa.
Dengan nilai ketuhanan yang kuat, Para pahlawan pun berjuang untuk menegakkan nilai kemanusaiaan dan nilai persatuan bangsa Indonesia kala itu.
- Masa Kebangkitan Nasional.
Memasuki abad ke 20, upaya melawan penjajahan tak lagi dengan perang melainkan melalui gerakan politik. Budi Utomo yang diprakarsai Wahidin Sudirohusodo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 yang kemudian di susul oleh Sarekat Islam pimpinan Cokro Aminoto, lalu Muhammadiah pimpinan K.H Ahmad Dahlan dan Nahdlatul Ulama Pimpinan K.H. Hasyim Asy'ari.
Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara muda mendirikan Indische Partij yang kemudian diasingkan kebelanda. Setelah kembali ketanah air, Dewantara mendirikan Taman Siswa.
Abdul Muis, Marah Rusli dan para penulis Balai Pustaka berjuang melalui karya sastra untuk menyadarkan masyarakat agar terus berjuang untuk merdeka.
Puncak dari semua itu adalah dengan adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dimana saat itu para pemuda bersumpah untuk " bertumpah darah, berbangsa dan berbahasa satu yaitu Indonesia".
Setelah sumpah pemuda, nama Indonesia semakin sering digunakan dan Soekarno pun mendirikan Partai Nasional Indonesia yang kemudian di asingkan ke Ende.
Di tahun 1942 Jepang datang dan menggantikan Belanda sebagai bangsa penjajah dan membuat bangsa Indonesia harus semakin keras dalam memperjuangkan kemerdekaannya.
Perjuangan untuk merdeka ini berarti menegakkan nilai kemanusiaan dan persatuan. Semua itu menujukkan bukti bahwa nilai - nilai pancasila memang berasal dari nilai - nilai bangsa yang sudah ada sejak dahulu.
Mungkin cukup demikian apa yang dapat kami sampaikan terkait latar sejarah lahirnya pancasila tersebut diatas semoga bermanfaat.