Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Prakarya dan Strateginya

Membuat strategi dan model pembelajaran Prakarya.

Pembelajaranmu.com. Pembelajaran yang paling efektif adalah ketika siswa langsung dan aktif dalam lingkungan belajarnya. 

Memberi siswa banyak kesempatan untuk melihat, memegang, merasakan dan mengaktifkan lebih banyak indra mereka dan mengekspresikan diri mereka membangun pemahaman tentang pengetahuan, perilaku, dan keterampilan mereka. 

Oleh karena itu, peran utama pendidik/guru adalah memberikan situasi pengalaman belajar yang merangsang atau merangsang rasa dan rasa ingin tahu siswa. 

Hal ini harus didukung oleh pengetahuan guru tentang perkembangan psikologis siswa dan kurikulum, yang menghubungkan keduanya.

Model Pembelajaran Prakarya

Saat pembelajaran, guru harus peka terhadap gaya belajar siswa di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar siswa di kelas pada umumnya, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat. 

Oleh karena itu, pendidik/pengajar hendaknya mempersiapkan kegiatan belajar mengajar dimana siswa secara aktif berpartisipasi secara mental melalui berbagai kegiatan seperti:

Mengamati, mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, berhipotesis, mengumpulkan informasi dan sejumlah aktivitas mental lainnya. 

Guru hendaknya tidak terlalu cepat membantu dan selalu menghargai usaha siswa, meskipun hasilnya tidak sempurna. 

Selain itu, guru hendaknya mendorong siswa untuk bertindak/berpikir lebih baik, misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan menantang yang “menonjolkan” rasa ingin tahu dan kreativitas siswa. 

Dengan cara ini, guru selalu berusaha untuk memastikan bahwa siswa terdidik dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 

Beberapa model pembelajaran yang melibatkan siswa dan dapat dijadikan acuan keterampilan mengajar di kelas adalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kolaboratif.

Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diberi tugas dimana mereka saling membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. 

Dukungan teman sebaya, keragaman pendapat, pengetahuan dan keahlian sangat membantu memungkinkan pembelajaran kolaboratif. 

Metode yang tersedia meliputi layanan informasi, proyek, penyortiran kartu, turnamen, tim kuis.

2. Model pembelajaran individu.

Pembelajaran individual menawarkan kesempatan mandiri kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan kebutuhannya. Metode yang tersedia adalah penugasan independen, penilaian mandiri, portofolio, galeri proses.

3. Model Pembelajaran Teman Sebaya.

Beberapa ahli percaya bahwa suatu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya ketika seorang siswa mampu mengajarkannya kepada siswa lain. 

Peer teaching (pembelajaran sebaya) menawarkan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada saat yang sama, ia menjadi referensi dari temannya. Metode yang berlaku adalah:

Berbagi kelompok, belajar teka-teki, studi kasus dan proyek, membaca berita, menggunakan lembar kerja, dll.

4. Model pembelajaran sikap.

Pembelajaran afektif membantu siswa menguji perasaan, nilai, dan sikap mereka. 

Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan perasaan, nilai, dan sikap siswa. Metode yang berlaku adalah:

Observasi terhadap peralatan kerja atau bahan yang digunakan, evaluasi diri dan teman, pengenalan, pengenalan diri, posisi penasehat.

5. Memunculkan model pembelajaran.

Permainan sangat berguna dalam menciptakan kesan dramatis yang jarang dilupakan siswa. 

Humor atau trik adalah pintu untuk melepaskan simpul kreativitas, siswa yang tersenyum tertawa dengan latihan yang menyenangkan dengan mudah menyerap informasi yang diberikan. Permainan menciptakan energi dan keterlibatan pada siswa. Metode yang berlaku adalah:

Tebak gambar, tebak kata, tebak item dengan stiker di punggung lawan, teka-teki, drama sosial, dan permainan peran.

6. Model Pembelajaran Kelompok.

Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) banyak digunakan dalam setiap kegiatan belajar mengajar karena tidak hanya menghemat waktu tetapi juga efektif, apalagi metodenya sangat memadai untuk perkembangan siswa. 

Metode yang dapat diterapkan adalah proyek kelompok, diskusi terbuka, permainan peran.

7. Model pembelajaran mandiri.

Model belajar mandiri (independent learning) Siswa belajar secara sukarela, dengan mempertimbangkan kemampuan, konsentrasi dan refleksi keinginannya. 

Teknik yang dapat diterapkan adalah apresiasi-respons, asumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, kemampuan menggunakan alat/bahan berdasarkan pengamatan sendiri atau variasi dan imitasi, refleksi kerja, melalui kontrak belajar atau terstruktur sesuai tugas yang diberikan. (penelitian, penemuan, restorasi).

8. Model pembelajaran multi model.

Tujuan pembelajaran dengan beberapa model adalah memperoleh hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. 

Metode yang dikembangkan dalam proses pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi, interaktif, berorientasi pengembangan, partisipatif, magang (penelitian bersama), integratif, produksi, demonstrasi, imitasi, pengalaman, kolaborasi.

Sekian dulu apa yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat dan terimakasih.